(Jangan) Belajar dari Steve Jobs

1971141-UWSJDPSF-7Oleh Reza A.A Wattimena

Dulu, saya terkesan dengan Steve Jobs, pendiri dan CEO Apple. Saya membaca banyak biografinya. Saya juga banyak menonton videonya. Steve Jobs hanya punya satu tujuan, yakni mengubah dunia.

Dulu, pandangannya sangat menginspirasi saya. Saya pun ingin mengubah dunia, seperti Steve Jobs. Yang tercipta kemudian ambisi yang keras. Saya ingin memaksakan ide saya kepada dunia. Lanjutkan membaca (Jangan) Belajar dari Steve Jobs

Pertautan antara Kekosongan (Emptiness) dan Welas Asih (Compassion)

pop surrealism lowbrow happy landscape
pop surrealism painting of happy landscape

Oleh Reza A.A Wattimena

Setiap pagi, tukang sayur itu datang. Kali ini, ia menunggu agak lama. Tak ada yang datang membeli. Biasanya, ia sudah didatangi banyak orang untuk membeli sayur.

Pagi itu, mungkin karena bulan puasa, ia sepi pembeli. Saya datang kepadanya, membeli timun dan pisang. Saya lebihkan uang, sambil berkata, “Ini untuk ongkos mudik.” Sang penjual sayur itu agak kaget, lalu tersenyum, dan mengucapkan terima kasih. Lanjutkan membaca Pertautan antara Kekosongan (Emptiness) dan Welas Asih (Compassion)

Homeostasis Zen: Nilai Berharga dari Derita

downloadOleh Reza A.A Wattimena

Jumat minggu lalu, jadwal saya begitu padat. Dari pagi, saya harus berjumpa dengan beberapa orang. Total, ada lima orang yang mesti saya temui. Saya mengerjakan itu semua dengan menembus kemacetan Jakarta yang sungguh tak masuk akal lagi.

Badan lelah. Pikiran juga lelah. Sampai di rumah, saya duduk, dan hanya bernapas. Saya hanya mengalami saat ini sebagaimana adanya, tanpa penilaian, tanpa konsep. Lanjutkan membaca Homeostasis Zen: Nilai Berharga dari Derita

Apa yang Membuat Thomas Aquinas Bungkam?

4963735-HSC00001-7Oleh Reza A.A Wattimena

Pada 1273, setelah menjalani ibadah, Thomas Aquinas terdiam. Inilah sosok filsuf Eropa terbesar abad pertengahan. Pengaruhnya masih terasa di masa kini, terutama di bidang teologi, filsafat Ketuhanan, Logika, Metafisika dan filsafat politik. Pagi itu, Thomas terdiam membisu.

Ia berhenti menulis. Ia tidak berkata apapun. Padahal, ia sedang menulis karya besarnya yang belum selesai, yakni Summa Theologica. Di dalamnya, berbagai tema di dalam filsafat dan teologi dibahas dalam dialog dengan filsafat Yunani Kuno, terutama karya Aristoteles. Lanjutkan membaca Apa yang Membuat Thomas Aquinas Bungkam?

Kematian Sebagai Kesalahpahaman

cefa0c6cf8ffc2925a40d08dd8d62dc4Pandangan Sadhguru dan Dzongsar Rinpoche tentang Yoga dari Kematian

Oleh Reza A.A Wattimena

Yoga adalah kesatuan (union). Ia adalah sekumpulan pengetahuan dan laku untuk membawa manusia menyadari dirinya yang asli. Diri asli tersebut selalu terhubung dengan segala yang ada. Di dalam Weda (Veda), Kitab Suci Hindu, segala yang ada berada di dalam pelukan Brahman, yakni kesadaran semesta. Brahman tak bisa dipisahkan dari segala yang ada, termasuk diri manusia.[1] Yoga adalah cara untuk mencapai pemahaman tertinggi ini, dan bukan gerak lekuk tubuh berlebihan, seperti dipahami banyak orang sekarang ini.

Bagaimana tradisi Yoga yang berakar pada Weda ini memandang kematian? Pertanyaan inilah yang ingin dijawab di dalam tulisan ini. Kematian adalah berakhirnya seorang pribadi, termasuk tubuh dan keberadannya di dunia. Sosok pribadi pun hanya tinggal ingatan di dalam batin keluarga dan kerabat. Namun, di mata tradisi Yoga, ini adalah kesalahpahaman. Lanjutkan membaca Kematian Sebagai Kesalahpahaman

Nirvana Zen

Nirvana-PconOleh Reza A.A Wattimena

Minggu malam, hujan tak kunjung usai. Sudah dua hari ini, Jakarta diguyur hujan. Udara dingin dan segar. Namun, rasa sedih dan kelabu bertumbuh di kalbu.

Saya sendiri terus terguyur hujan. Acara keluar tak kunjung selesai. Harapannya, sakit tak lahir di tubuh. Makanya, sepenuhnya di hari Minggu, saya beristirahat di rumah. Lanjutkan membaca Nirvana Zen

Pertautan Antara Kematian, Kesadaran dan Pembebasan Seutuhnya

3813603-HSC00001-7Oleh Reza A.A Wattimena

“Za, si Adi sudah ga ada.” Begitu bunyi notifikasi Whatsapp saya di malam hari. Sahabat saya itu sudah berpulang. Dia yang banyak menemani saya, ketika saya menjalani perceraian beberapa tahun lalu.

Dua bulan lalu, ia menghubungi saya. Katanya, dia kangen, dan ingin berdiskusi dengan saya. Dia memang sangat menikmati diskusi filsafat. Banyak pencerahan dan kebijaksanaan yang didapat, begitu katanya. Lanjutkan membaca Pertautan Antara Kematian, Kesadaran dan Pembebasan Seutuhnya

Kisah Dua Zen Master

5709Oleh Reza A.A Wattimena

Namanya Soleh. Sejak saya kecil, ia sudah berjualan es krim. Setiap sore, sekitar jam 4.30, ia lewat depan rumah saya. Suara kentungan gong kecil yang selalu membuat anak-anak di sekitar rumah saya bergembira.

Yang kedua bernama Paiman. Ia berjualan soto mie. Sekitar jam 5 sore, ia juga lewat depan rumah saya. Dulu, ibu saya suka membeli soto mie darinya. Kini, sesekali, saya juga belanja darinya. Lanjutkan membaca Kisah Dua Zen Master

Jangan Takut Pada Awan

this is photo compilation
this is photo compilation

Oleh Reza A.A Wattimena

31 Desember 2022, jam 12 malam. Suara petasan melingkupi ruang dan waktu. Saya sedang berada di Ameth, Nusalaut. Pulau kecil di Ambon, sekitar 2,5 jam dengan Speedboat dari Kota Ambon, atau 6 jam dengan menggunakan kapal Feri.

Dada terasa sesak. Ada emosi kuat muncul di dada. Saya tak menamainya. Saya hanya menyadari dan mengamati emosi kuat tersebut. Lanjutkan membaca Jangan Takut Pada Awan

Keterlibatan sebagai Jalan Pembebasan

Adnams, Marion Elizabeth, 1898-1995; L'infante egaree
Adnams, Marion Elizabeth; L’infante egaree; Manchester Art Gallery; 

Oleh Reza A.A Wattimena

Seperti biasa, saya menyapu di pagi hari. Saya bangga, bahwa saya membersihkan rumah saya sendiri. Setiap hari, saya melakukannya. Kecuali, banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan saya harus beristirahat.

Tanpa sadar, pikiran saya melantur. Saya ingat beberapa peristiwa di masa lalu. Padahal, tangan saya sedang menyapu. Saya sadar, pikiran saya bergerak menjauh dari apa yang sedang saya kerjakan. Ini terjadi lumayan sering. Lanjutkan membaca Keterlibatan sebagai Jalan Pembebasan

Tolong, Ini Bukan Saya yang Asli…

shane-wheatcroft-2Oleh Reza A.A Wattimena

“Akhirnya, terlihatnya sifatnya yang asli,” begitu kata seorang teman. “Dia marah, dan membanting barang, lalu memaki-maki saya! Dia tidak bisa lagi berpura-pura. Terlihat sudah karakternya yang asli.” Teman saya bercerita, bagaimana ia bertengkar hebat dengan mantan istrinya.

Saya mengerti, ia berada dalam keadaan marah. Emosinya mengaburkan kejernihan batin dan pikirannya. Saya hanya mendengar, sampai ia berhenti bercerita. Lalu, saya bertanya, “Kamu yakin, itu karakternya yang asli?” Lanjutkan membaca Tolong, Ini Bukan Saya yang Asli…

Gempa Zen

surrealist-art-tile-800x533Oleh Reza A.A Wattimena

21 November 2022, gempa terjadi di Cianjur, Jawa Barat. Ratusan orang menjadi korban. Belum hitungan harta benda dan infrastruktur yang hancur berantakan. Kesedihan yang ditinggalkan pun tak terperikan.

Ketika mendengar berita tentangnya secara detil, saya sedang di dokter gigi. Reaksi kaget saya juga mengejutkan sang dokter gigi. Tapi mengapa saya kaget? Bukankah kerapuhan hidup manusia sudah saya ketahui sejak dulu? Lanjutkan membaca Gempa Zen

Kekayaan Pengalaman Galungan Bali

a6a0e1a74dd90d6ba258b237a381212b

Oleh Reza A.A Wattimena

8 Juni 2022, saya bangun sekitar jam 6 pagi. Saya tinggal di Monkey Forest, Ubud, Bali. Seperti biasa, saya duduk di tempat tidur. Saya merasakan napas, dan keberadaan seluruh tubuh saya. Inilah jalan Zen untuk memulai hari.

Saya mencuci muka, lalu minum segelas air. Semua dilakukan dengan kesadaran penuh. Setelah itu, saya membuka jendela. Langit berwarna kelabu keemasan. Ada sesuatu yang berbeda. Seluruh kamar saya dipenuh wangi dupa yang sangat kuat. Lanjutkan membaca Kekayaan Pengalaman Galungan Bali

Jalan Zen untuk Dilema Landak

6ad37cfd51b06361c62563b78852d768Oleh Reza A.A Wattimena

Kisah ini ditulis oleh Arthur Schopenhauer. Ia adalah seorang pemikir Jerman di abad 18. Baginya, dunia ini bukanlah tempat yang masuk akal. Ia menolak pandangan para pemikir besar, seperti Plato dan Aristoteles, yang melihat dunia sebagai tempat yang rasional.

Bagi Schopenhauer, dunia berisi konflik yang tiada akhir. Tidak ada makna kehidupan di dalam dunia. Maka dari itu, kita mesti membatasi keinginan dan keterlibatan kita di dalam dunia. Dengan mengembangkan kesadaran moral dan estetik di dalam diri, manusia bisa mencapai kesadaran yang tenang, dan melampaui rasa kecewa dunia. Lanjutkan membaca Jalan Zen untuk Dilema Landak

Publikasi Terbaru: Kajian Filsafat-Neurosains Tentang Otak dan Kebahagiaan Manusia

depositphotos_42222049-stock-illustration-head-with-monstersOleh Reza A.A Wattimena

DITERBITKAN DI THE ARY SUTA CENTER SERIES ON STRATEGIC MANAGEMENT OCTOBER 2022 VOLUME 59

Abstrak

Tulisan ini ingin memahami konsep kebahagiaan dengan mengacu pada penelitian-penelitian neurosains dan refleksi filsafat yang sudah ada. Kedua penelitian tersebut akan juga mengacu pada tradisi-tradisi kontemplatif yang berkembang di Asia, terutama Buddhisme. Dari berbagai penelitian yang ada dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa otak manusia dapat berubah dengan latihan batin yang tepat. Manusia bisa mewujudkan kebahagiaan dengan berpijak pada kebijaksanaan, keutamaan dan kesadaran. Semua ini akan membawa perubahan yang besar pada struktur otak, dan kepada mutu kehidupan manusia secara keseluruhan. Tulisan ini mengacu pada penelitian yang dibuat oleh Mark Hanson, dan penelitian-penelitian penulis (Reza A.A Wattimena) sebelumnya.

Kata-kata Kunci: Kebahagiaan, Keutamaan, Kebijaksanaan, Neurosains, Neuroplastisitas, Kontemplasi. 

Abstract

This paper describes the concept of happiness by referring to existing neuroscience studies and philosophical reflections. Both studies will also refer to the contemplative traditions that developed in Asia, especially Buddhism. From various existing studies, it can be concluded, that the human brain can change with the right mind training. Humans can realize happiness by resting on wisdom, virtue and awareness. All of this will bring notable changes to the biological structure of the brain, and to the quality of human life as a whole. This paper refers to the research previously conducted by Mark Hanson, and of the author (Reza A.A Wattimena).

Keywords: Happiness, Virtue, Wisdom, Neuroscience, Neuroplasticity, Contemplation.

Silahkan diunduh disini Jurnal Reza, Otak dan Kebahagiaan

Burnout-Zen

960x0Oleh Reza A.A Wattimena

Dia baru saja punya anak. Ini adalah anak pertama yang sungguh dinantikan. Prosesnya lama. Ketika ia lahir, berbagai tanggung jawab baru pun datang bermunculan.

Pekerjaannya pun rumit. Ia harus selalu bersiap untuk menerima tugas. Terkadang, tugas tersebut datang tengah malam, atau dini hari. Tak pernah ia sungguh bisa beristirahat dengan tenang. Lanjutkan membaca Burnout-Zen

Buku Filsafat Terbaru: Filsafat untuk Kehidupan, Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan

WhatsApp Image 2022-10-12 at 12.23.16

Info Buku:
ISBN: 978-979-21-7376-5
Penulis: Reza A.A. Wattimena
Penerbit: Kanisius
Terbit: 2022
Halaman: 424
Dimensi: 15.5 x 23 cm
Berat: 650 gram

Pembelian bisa langsung di toko online, Media Sosial atau Kontak Penerbit Kanisius Yogyakarta

Sudah lama, filsafat dianggap sebagai ilmu yang murni akademik. Filsafat disamakan dengan kegiatan mengutip pendapat dari orang yang sudah mati, supaya terlihat cerdas. Filsafat pun menjadi ajang mengutip nama belaka, atau konsep-konsep rumit dalam bahasa asing. Ini yang sangat saya hindari.

Biasanya, kata-kata yang dikutip diambil dari bahasa Yunani Kuno, Latin atau Jerman. Dengan menggunakan kata-kata rumit, orang terlihat cerdas di mata orang lainnya. Di masyarakat miskin pemikiran kritis, pemikir gadungan menjadi selebriti. Ini juga yang mesti disadari, dan dihindari. Lanjutkan membaca Buku Filsafat Terbaru: Filsafat untuk Kehidupan, Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan

Tentang Penderitaan dari Kebahagiaan

8f50120188a6661a55c6828a1a873f4dOleh Reza A.A Wattimena

Selama 2021 dan 2022, saya banyak menetap di Bali. Saya jatuh cinta dengan alamnya. Saya juga sangat jatuh cinta dengan budayanya. Tidak seperti Jakarta, Pulau Jawa dan beberapa pulau lainnya di Indonesia yang tertindas oleh agama kematian, Bali sangat menghargai ajaran leluhur, merawatnya sepenuh hati dan mencapai keagungan yang dihormati seluruh dunia.

Namun, segalanya harus berlalu. Waktu yang indah pun di Bali pun harus berlalu. Saya harus kembali ke Jakarta. Persis setelah kembali ke Jakarta, saya jatuh ke dalam depresi ringan. Lanjutkan membaca Tentang Penderitaan dari Kebahagiaan

Seperti Stasiun Kereta Api

5784627-HSC00001-7Oleh Reza A.A Wattimena

Saya suka duduk di stasiun kereta api. Banyak orang berlalu lalang. Ada yang terburu-buru mengejar kereta yang hendak pergi. Ada yang duduk bersantai menunggu kedatangan kereta berikutnya.

Yang pasti, stasiun kereta amatlah dinamis. Beragam orang ada di dalamnya. Beragam kepentingan datang silih berganti. Di satu titik, pada malam hari, stasiun menjadi sunyi bersama dengan berakhirnya hari. Lanjutkan membaca Seperti Stasiun Kereta Api