Menyembuhkan Diri Sendiri

a-healing-environment-oscar-basurto-carbonellOleh Reza A.A Wattimena

Salah satu anggota keluarga saya menderita sakit cukup parah. Ia harus menjalani operasi. Setelah itu, ia harus menjalani banyak terapi yang panjang dan sulit. Semua itu memakan waktu, tenaga, emosi dan biaya yang amat besar.

Saya juga baru sembuh sakit. Badan terasa lemas. Leher gatel dan batuk. Di akhir sakit, saya juga salah makan, sehingga mengalami diare cukup parah. Lanjutkan membaca Menyembuhkan Diri Sendiri

Publikasi Ilmiah Terbaru: Menyingkap Misteri Kesadaran Manusia Lewat Filsafat dan Neurosains

istockphoto-1306637727-170667a
Modern surreal illustration – Portrait in space. Mind and consciousness concept.

Oleh Reza A.A Wattimena

Diterbitkan di

The Ary Suta Center Series on Strategic Management April 2023 vol 61

Abstrak

Tulisan ini hendak memahami hakekat dari kesadaran. Kesadaran bukan hanya milik manusia. Mahluk hidup lain, dan bahkan seluruh alam semesta, memiliki sebentuk kesadaran tertentu. Tulisan ini memaparkan beberapa pandangan besar di dalam neurosains dan filsafat tentang kesadaran. Di titik ini, kesadaran dilihat sebagai panggung dari pengalaman manusia, dan terkait erat dengan kompleksitas sistem biologis manusia. Kesadaran semacam ini tidak hanya milik manusia, melainkan terhubung erat dengan unsur kesadaran dari segala yang ada.

Kata-kata Kunci: Kesadaran, Neurosains, Homunculus, Ego, Problem Sulit tentang Kesadaran.

Bisa diunduh disini, Klik: Jurnal Reza, Apa itu Kesadaran

(Jangan) Belajar dari Steve Jobs

1971141-UWSJDPSF-7Oleh Reza A.A Wattimena

Dulu, saya terkesan dengan Steve Jobs, pendiri dan CEO Apple. Saya membaca banyak biografinya. Saya juga banyak menonton videonya. Steve Jobs hanya punya satu tujuan, yakni mengubah dunia.

Dulu, pandangannya sangat menginspirasi saya. Saya pun ingin mengubah dunia, seperti Steve Jobs. Yang tercipta kemudian ambisi yang keras. Saya ingin memaksakan ide saya kepada dunia. Lanjutkan membaca (Jangan) Belajar dari Steve Jobs

Viralkrasi

Prasit-Limpasatirakit_The-value-of-peopleOleh Reza A.A Wattimena

Jika kasus Sambo (Sambogate) terjadi di masa Orde Baru, tidak akan ada yang mendengarnya. Sambo akan lolos dari jeratan hukuman. Keluarga Yosua Hutabarat akan dipaksa menelan ketidakadilan. Kita tidak akan menyaksikan salah satu kebiadaban dan penyalahgunaan kekuasaan polisi terbesar di sejarah Indonesia.

Begitu pula juga kekerasan brutal yang dilakukan oleh Mario Dandy kepada David Ozora. Di masa pra digital, kita tidak akan pernah mendengarnya sedetil sekarang. Tuntutan akan keadilan juga tidak akan sekuat sekarang. Ia akan menjadi salah satu kasus kriminal di pojokan surat kabar. Lanjutkan membaca Viralkrasi

Pertautan antara Kekosongan (Emptiness) dan Welas Asih (Compassion)

pop surrealism lowbrow happy landscape
pop surrealism painting of happy landscape

Oleh Reza A.A Wattimena

Setiap pagi, tukang sayur itu datang. Kali ini, ia menunggu agak lama. Tak ada yang datang membeli. Biasanya, ia sudah didatangi banyak orang untuk membeli sayur.

Pagi itu, mungkin karena bulan puasa, ia sepi pembeli. Saya datang kepadanya, membeli timun dan pisang. Saya lebihkan uang, sambil berkata, “Ini untuk ongkos mudik.” Sang penjual sayur itu agak kaget, lalu tersenyum, dan mengucapkan terima kasih. Lanjutkan membaca Pertautan antara Kekosongan (Emptiness) dan Welas Asih (Compassion)

Kecerdasan Demokratis untuk Indonesia

downloadOleh Reza A.A Wattimena

Saya semakin tersadar, betapa rendahnya mutu para pemimpin kita di Indonesia. Kita semua menyaksikan, bagaimana perdebatan Menkopolhukam Mahfud MD dengan DPR beberapa waktu lalu (akhir Maret 2023). Terlihat, betapa rendah mutu DPR, terutama dalam bentuk kemampuan analisis dan kejernihan nurani. Mereka bukanlah wakil rakyat, melainkan budak partai yang penuh dengan hasrat korupsi.

Hal serupa ditemukan pada para pemimpin daerah kita, terutama di Bali dan Jawa Tengah. Mereka merasa memahami pemikiran Sukarno, dan menggunakannya untuk bersikap tak adil pada bangsa lain. Namun, saya yakin, mereka sama sekali tak pernah membaca dan menikmati kedalaman pemikiran Sukarno. Mereka hanyalah anak buah partai yang tak punya kejernihan nurani dan ketajaman berpikir. Lanjutkan membaca Kecerdasan Demokratis untuk Indonesia

Homeostasis Zen: Nilai Berharga dari Derita

downloadOleh Reza A.A Wattimena

Jumat minggu lalu, jadwal saya begitu padat. Dari pagi, saya harus berjumpa dengan beberapa orang. Total, ada lima orang yang mesti saya temui. Saya mengerjakan itu semua dengan menembus kemacetan Jakarta yang sungguh tak masuk akal lagi.

Badan lelah. Pikiran juga lelah. Sampai di rumah, saya duduk, dan hanya bernapas. Saya hanya mengalami saat ini sebagaimana adanya, tanpa penilaian, tanpa konsep. Lanjutkan membaca Homeostasis Zen: Nilai Berharga dari Derita

Hantu Kecemburuan Sosial di Indonesia

5e60ecd0873c4Oleh Reza A.A Wattimena

Kita membayar pajak, supaya pemerintah menggunakannya untuk keamanan dan pembangunan negara. Namun, ketika pejabat pajak memiliki harta kekayaan yang amat besar, dan hidup bergelimangan kemewahan, ada sesuatu yang salah. Itulah yang terjadi di Indonesia di awal 2023 ini. Pelayan rakyat bergelimangan kemewahan, sementara rakyatnya hidup dalam kesulitan, tanpa henti.

Salah satunya adalah Rafael Alun Trisambodo. Total hartanya menyentuh 52 Milliar Rupiah. Data lengkapnya bisa anda dapatkan di berbagai media. Rafael tentu tidak sendirian. Begitu banyak pejabat negara, pelayan rakyat, hidup dalam gelimang harta hasil mencuri, dan membiarkan seluruh bangsa ini tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan. Lanjutkan membaca Hantu Kecemburuan Sosial di Indonesia

Apa yang Membuat Thomas Aquinas Bungkam?

4963735-HSC00001-7Oleh Reza A.A Wattimena

Pada 1273, setelah menjalani ibadah, Thomas Aquinas terdiam. Inilah sosok filsuf Eropa terbesar abad pertengahan. Pengaruhnya masih terasa di masa kini, terutama di bidang teologi, filsafat Ketuhanan, Logika, Metafisika dan filsafat politik. Pagi itu, Thomas terdiam membisu.

Ia berhenti menulis. Ia tidak berkata apapun. Padahal, ia sedang menulis karya besarnya yang belum selesai, yakni Summa Theologica. Di dalamnya, berbagai tema di dalam filsafat dan teologi dibahas dalam dialog dengan filsafat Yunani Kuno, terutama karya Aristoteles. Lanjutkan membaca Apa yang Membuat Thomas Aquinas Bungkam?

Kematian Sebagai Kesalahpahaman

cefa0c6cf8ffc2925a40d08dd8d62dc4Pandangan Sadhguru dan Dzongsar Rinpoche tentang Yoga dari Kematian

Oleh Reza A.A Wattimena

Yoga adalah kesatuan (union). Ia adalah sekumpulan pengetahuan dan laku untuk membawa manusia menyadari dirinya yang asli. Diri asli tersebut selalu terhubung dengan segala yang ada. Di dalam Weda (Veda), Kitab Suci Hindu, segala yang ada berada di dalam pelukan Brahman, yakni kesadaran semesta. Brahman tak bisa dipisahkan dari segala yang ada, termasuk diri manusia.[1] Yoga adalah cara untuk mencapai pemahaman tertinggi ini, dan bukan gerak lekuk tubuh berlebihan, seperti dipahami banyak orang sekarang ini.

Bagaimana tradisi Yoga yang berakar pada Weda ini memandang kematian? Pertanyaan inilah yang ingin dijawab di dalam tulisan ini. Kematian adalah berakhirnya seorang pribadi, termasuk tubuh dan keberadannya di dunia. Sosok pribadi pun hanya tinggal ingatan di dalam batin keluarga dan kerabat. Namun, di mata tradisi Yoga, ini adalah kesalahpahaman. Lanjutkan membaca Kematian Sebagai Kesalahpahaman

Nirvana Zen

Nirvana-PconOleh Reza A.A Wattimena

Minggu malam, hujan tak kunjung usai. Sudah dua hari ini, Jakarta diguyur hujan. Udara dingin dan segar. Namun, rasa sedih dan kelabu bertumbuh di kalbu.

Saya sendiri terus terguyur hujan. Acara keluar tak kunjung selesai. Harapannya, sakit tak lahir di tubuh. Makanya, sepenuhnya di hari Minggu, saya beristirahat di rumah. Lanjutkan membaca Nirvana Zen

Overdosis Multidimensi

D868w1Q1dasaRu3vQtV7Oleh Reza A.A Wattimena

Ketika hendak menyeberang sungai atau lautan, orang menggunakan perahu atau kapal laut. Tidak ada jalan lain. Namun ketika sudah sampai di seberang, perahu tersebut dibuang. Ia tidak dibawa lagi.

Hanya orang bodoh yang menggendong perahu di daratan. Perahu hanyalah alat bantu. Tidak lebih dan tidak kurang. Ia tidak memiliki nilai pada dirinya sendiri. Lanjutkan membaca Overdosis Multidimensi

Pertautan Antara Kematian, Kesadaran dan Pembebasan Seutuhnya

3813603-HSC00001-7Oleh Reza A.A Wattimena

“Za, si Adi sudah ga ada.” Begitu bunyi notifikasi Whatsapp saya di malam hari. Sahabat saya itu sudah berpulang. Dia yang banyak menemani saya, ketika saya menjalani perceraian beberapa tahun lalu.

Dua bulan lalu, ia menghubungi saya. Katanya, dia kangen, dan ingin berdiskusi dengan saya. Dia memang sangat menikmati diskusi filsafat. Banyak pencerahan dan kebijaksanaan yang didapat, begitu katanya. Lanjutkan membaca Pertautan Antara Kematian, Kesadaran dan Pembebasan Seutuhnya

Publikasi Terbaru: Mencari Tuhan di dalam Otak? Mengurai Prinsip-prinsip Dasar Neuroteologi

Landscape-Surrealism-Canvas-Painting-On-Wall-Art-Optical-Illusion-Posters-And-Prints-Home-Decor-Brain-Picture.jpg_640x640Oleh Reza A.A Wattimena

Tulisan ini mengurai prinsip-prinsip dasar di dalam neuroteologi. Awalnya akan dibahas soal pemahaman dasar dan sejarah singkat neuroteologi. Lalu akan dijelaskan secara detil prinsip dan konsep kunci di dalam neuroteologi. Kajian ini memang mendamaikan dua disiplin ilmu yang selama ini dianggap bertentangan. Teologi dengan dasar iman di dalam tradisi agama tertentu. Sementara, neurosains dengan pendekatan metode penelitian ilmiah yang melulu eksperimental, rasional dan empiris. Neuroteologi mencari titik seimbang diantara keduanya, lalu digunakan untuk memperoleh pemahaman lebih jauh soal pengalaman spiritual dan kehidupan beragama manusia.

Kata-kata Kunci: Neuroteologi, Neurosains, Teologi, Otak, Tuhan

Jurnal bisa diunduh disini:

Jurnal Reza, Otak dan Tuhan

Kisah Dua Zen Master

5709Oleh Reza A.A Wattimena

Namanya Soleh. Sejak saya kecil, ia sudah berjualan es krim. Setiap sore, sekitar jam 4.30, ia lewat depan rumah saya. Suara kentungan gong kecil yang selalu membuat anak-anak di sekitar rumah saya bergembira.

Yang kedua bernama Paiman. Ia berjualan soto mie. Sekitar jam 5 sore, ia juga lewat depan rumah saya. Dulu, ibu saya suka membeli soto mie darinya. Kini, sesekali, saya juga belanja darinya. Lanjutkan membaca Kisah Dua Zen Master