Hantu Kecemburuan Sosial di Indonesia

5e60ecd0873c4Oleh Reza A.A Wattimena

Kita membayar pajak, supaya pemerintah menggunakannya untuk keamanan dan pembangunan negara. Namun, ketika pejabat pajak memiliki harta kekayaan yang amat besar, dan hidup bergelimangan kemewahan, ada sesuatu yang salah. Itulah yang terjadi di Indonesia di awal 2023 ini. Pelayan rakyat bergelimangan kemewahan, sementara rakyatnya hidup dalam kesulitan, tanpa henti.

Salah satunya adalah Rafael Alun Trisambodo. Total hartanya menyentuh 52 Milliar Rupiah. Data lengkapnya bisa anda dapatkan di berbagai media. Rafael tentu tidak sendirian. Begitu banyak pejabat negara, pelayan rakyat, hidup dalam gelimang harta hasil mencuri, dan membiarkan seluruh bangsa ini tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan. Lanjutkan membaca Hantu Kecemburuan Sosial di Indonesia

Darurat Keadaban Publik

658a3d_df49c32cf7b04f15b491f7578c7bc253_mv2Oleh Reza A.A Wattimena

Pertengahan 2020, dunia terasa mencekam. Pandemi COVID 19 menerkam dunia. Banyak orang kehilangan nyawa. Di Indonesia, tak sedikit yang terjerumus ke dalam kemiskinan, karena kesalahan kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah.

Seorang kawan tinggal di apartemen bersama keluarganya di Jakarta Selatan. Ia harus bekerja di rumah. Jakarta sedang mengalami PSBB pada masa itu. Semua orang diminta untuk tetap di rumah, supaya bisa menekan penyebaran virus COVID 19. Lanjutkan membaca Darurat Keadaban Publik

Overdosis Multidimensi

D868w1Q1dasaRu3vQtV7Oleh Reza A.A Wattimena

Ketika hendak menyeberang sungai atau lautan, orang menggunakan perahu atau kapal laut. Tidak ada jalan lain. Namun ketika sudah sampai di seberang, perahu tersebut dibuang. Ia tidak dibawa lagi.

Hanya orang bodoh yang menggendong perahu di daratan. Perahu hanyalah alat bantu. Tidak lebih dan tidak kurang. Ia tidak memiliki nilai pada dirinya sendiri. Lanjutkan membaca Overdosis Multidimensi

Haruskah Tunduk pada Tekanan Sosial?

3155607-HSC00002-7Oleh Reza A.A Wattimena

Berkendara di Jakarta memang serba salah. Ketika lampu lalu lintas berwarna merah, saya berhenti. Namun, banyak kendaraan di belakang saya terus membunyikan klakson, supaya saya berjalan. Jalanan memang lagi sepi.

Saya tetap berhenti, karena saya tidak mau ambil resiko melanggar lampu lalu lintas. Saya juga tak mau membahayakan diri saya dan orang lain. Namun, tekanan sosial lewat klakson dari belakang terus berbunyi, supaya saya melaju, dan melanggar lampu merah yang sedang menyala. Pernahkah anda mengalami hal serupa? Lanjutkan membaca Haruskah Tunduk pada Tekanan Sosial?

Filosofi Sederhana Tahun 2023

surreal-hope-peace-love-nature-young-girl-pets-whale-scene-humpback-animal-floats-air-deep-dark-woods-108198271Oleh Dhimas Anugrah, Ketua Circles Indonesia (Komunitas Pembelajar Budaya, Filsafat, dan Sains)

Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno penah mengatakan, bangsa Indonesia setiap hari digembleng oleh keadaan. “Digembleng, hampir hancur lebur, bangun kembali. Digembleng, hampir hancur lebur, bangun kembali,” ujarnya dengan lantang. Seperti pidato di atas, di tahun 2022 ini kita mungkin juga sudah babak belur dihantam krisis. Anda dan saya bisa saja hampir hancur lebur. Tapi, kini saatnya kita bangkit.

Tidak sedikit sahabat saya berkeluh kesah karena merasa penat menjalani 2022 yang berselimut tantangan. Dalam beberapa momen di tahun ini, kita seperti digembleng dalam cobaan yang tidak dapat dipastikan kapan berakhir. Namun, mengacu pada pidato Bung Karno tadi, kita disadarkan untuk menjadi individu yang tidak boleh kalah oleh keadaan di luar kendali kita. Situasi yang sulit itu justru menjadi kesempatan bagi Anda untuk bangkit. Sebab menurut Sang Penyambung Lidah Rakyat, hanya dengan jalan demikianlah kita bisa menjadi manusia yang benar-benar “berotot kawat balung wesi” (tulang besi). Lanjutkan membaca Filosofi Sederhana Tahun 2023

Cara Tercepat (dan Termudah?) Memajukan Indonesia

1000_F_89002249_Z645Kky0Z3JhhTbwMEqdSOfvY3Gc0HPQOleh Reza A.A Wattimena

Saya tertarik menanggapi tulisan seorang teman: ini linknya. Di Rumah Filsafat, ia menulis soal cara tercepat dan termudah untuk menghancurkan negara. Bentuk dan sebarkan kehadiran lembaga-lembaga intoleran yang ekstrem dan siap melakukan kekerasan. Negara tersebut akan hancur dari dalam.

Saya ingin membalik pertanyaannya, bagaimana cara tercepat (dan mungkin termudah?) untuk membangun negara, terutama Indonesia? Ada enam jalan yang bisa ditempuh. Saya sebut termudah, karena jika ini tidak dilakukan, Indonesia bisa pecah. Perang saudara akan menghapus Indonesia dari peta dunia. Lanjutkan membaca Cara Tercepat (dan Termudah?) Memajukan Indonesia

Cara Tercepat dan Terbaik untuk Menghancurkan Negara

surreal-illustrations-poland-igor-morski-31-570de301e53b8__880Oleh Eduardus Lemanto, Kandidat Doktoral di Department of Social Philosophy of People’s Friendship University of Russia, Moskwa

Ecrasez l’infame: Ganyang barang brengsek itu!” Itu kata Voltaire (Perancis, 1694-1778). Barang brengsek itu adalah fanatisme agama dan dogma-dogmanya. Sasaran umpatan Voltaire itu adalah pertikaian antara Protestan vs Katolik eranya. Voltaire muak atas pertikaian keduanya yang disebabkan oleh “cinta monyet dan cinta buta” antara politik dan agama di Perancis. Mengapa?

Ada yang bilang, cara gampang meluluhlantakkan negara besar plural tak perlu dengan rudal-rudal raksasa atau senjata pemusnah massal. Cukuplah dengan membunuh ideologi negaranya. Ia pasti hancur berkeping-keping. Jalannya? Semailah sebanyak mungkin ideologi eksklusif-religius. Lebih lengkap lagi jika politiknya menunggangi ideologi eksklusif-religius itu. Sederetan perilaku beringas pasti segera muncul. Lanjutkan membaca Cara Tercepat dan Terbaik untuk Menghancurkan Negara

Intelijen Global dan Kaum Pecandu Surga

d981753c3bcbdaae50e6273da578602e--yakuza-mafiaOleh Eduardus Lemanto, Kandidat Doktoral di Department of Social Philosophy of People’s Friendship University of Russia, Moskwa

Hati-Hati Agenda Inteligen Dunia Jelang PILPRES 2024! Peringatan ini dilontarkan A.M. Hendropriyono di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (5/7/2022). Peringatan itu datang tepat waktu, kendati ini bukan soal baru. Guru Besar Intelijen ini hanya mau membuka mata dan ingatan kita lagi dan lagi pada para pembongkar operasi intelijen dunia. David Wise & Thomas Ross dalam THE INVISIBLE GOVERNMENT. John Perkins dalam CONFESSIONS OF AN ECONOMIC HIT MAN. Noam Chomsky dalam WHO RULES THE WORLD? dan THE WASHINGTON CONNECTION AND THE THIRD WORLD FASCISM. Masih banyak lainnya. Siapa mereka? Mereka penggeledah operasi-operasi, saya menyebutnya, Geng Amerikanis (GA).

Sejak Perang Dingin GA adalah kekuatan di balik konflik-konflik sosio-politik, ekonomi dan kultural di negara-negara berkembang dan dunia ketiga. GA, geng politik-ekonomi. Mereka terbentuk dari geng lokal dan geng global. Operasi mereka di daratan Afrika, Timur Tengah (Palestina, Iraq, Afghanistan, Siria, dan lainnya), Amerika Latin dan Asia, termasuk Indonesia, telah menjadi fakta sejarah. Lanjutkan membaca Intelijen Global dan Kaum Pecandu Surga

Tentang Pesona dari Kedunguan

52222641b9983210bda305c130bb8093

Oleh Reza A.A Wattimena

Siang itu, saya berjalan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Ada antrian panjang di sebuah restoran. Saya pun penasaran, dan mulai mencari info. Ternyata, itu adalah toko roti yang berasal dari negara lain, dan baru saja membuka toko di pusat perbelanjaan yang saya kunjungi.

Apakah roti tersebut sungguh enak, sehingga layak ditunggu dalam antrian yang lama, panjang dan menyiksa? Bagaimana dengan protokol kesehatan? Apakah itu masih berlaku? Setelah beberapa bulan, dan antrian sudah berhenti, saya mencoba roti tersebut. Lanjutkan membaca Tentang Pesona dari Kedunguan

MENGENANG CHIUNE SUGIHARA 杉原 千畝

ChiuneSugiharaProfileBW (1)Oleh Dhimas Anugrah

Pada Perang Dunia II, ribuan orang Yahudi dari Lithuania dan Polandia berlomba keluar dari Eropa Timur.

Waktu itu perang sedang memanas. Adolf Hitler makin menggila. Tanpa visa, perjalanan ke luar negeri bisa sangat berbahaya.

Apa lagi, pada Juni 1940 Italia ikut terlibat dalam perang dan rute laut Mediterania ditutup.

Para pengungsi terpaksa mencari jalan keluar baru untuk mencari selamat: melintasi Eropa Timur dan Asia (melalui kereta api trans-Siberia) ke Vladivostok, kemudian ke Jepang. Lanjutkan membaca MENGENANG CHIUNE SUGIHARA 杉原 千畝

Trias Sapientia untuk Indonesia

vector-hand-drawn-surreal-illustration-portrait-modern-abstract-style-symbol-philosophy-astrology-magic-boho-esoteric-su-vector-139365496Oleh Reza A.A Wattimena

Beberapa waktu lalu, saya diminta memberikan materi di sebuah diskusi daring. Temanya langsung menyentuh tiga bidang kegemaran saya, yakni filsafat, sains dan agama. Apa yang bisa dibicarakan dengan tiga bidang besar itu? Diskusi daring mengalir, dan saya keluar dengan konsep ini: trias sapientia, atau tiga kebijaksanaan.

Ketiga bidang itu memiliki hubungan yang rumit. Terkadang, ada kebencian di antara mereka. Konflik, diskriminasi, intoleransi dan bahkan perang tak dapat dihindarkan. Namun tak jarang juga, ada hubungan cinta yang saling menguatkan dan membangun di antara ketiganya. Lanjutkan membaca Trias Sapientia untuk Indonesia

Berpikir Radikal untuk Melawan Radikalisme Berpikir

malangatana.untitled.tate_-825x510Oleh Reza A.A Wattimena

Sudah lama kami tak berjumpa. Setiap perjumpaan selalu mencerahkan. Ada ide baru yang keluar. Ada kesegaran batin dan intelektual yang ditawarkan.

Pak F. Budi Hardiman, guru saya di bidang filsafat, kini mengajar sebagai guru besar di Universitas Pelita Harapan. Setelah berbicara tentang berbagai hal, kami menyentuh soal radikalisme. Satu argumen yang tajam lahir dari pembicaraan kami. Berpikir radikal, terutama melalui filsafat murni, bisa meluluhkan kencenderungan radikalisme berpikir, yakni berpikir dengan kekerasan ide, kekerasan fisik serta pemaksaan. Lanjutkan membaca Berpikir Radikal untuk Melawan Radikalisme Berpikir

Buku Filsafat Terbaru: Filsafat untuk Kehidupan, Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan

WhatsApp Image 2022-10-12 at 12.23.16

Info Buku:
ISBN: 978-979-21-7376-5
Penulis: Reza A.A. Wattimena
Penerbit: Kanisius
Terbit: 2022
Halaman: 424
Dimensi: 15.5 x 23 cm
Berat: 650 gram

Pembelian bisa langsung di toko online, Media Sosial atau Kontak Penerbit Kanisius Yogyakarta

Sudah lama, filsafat dianggap sebagai ilmu yang murni akademik. Filsafat disamakan dengan kegiatan mengutip pendapat dari orang yang sudah mati, supaya terlihat cerdas. Filsafat pun menjadi ajang mengutip nama belaka, atau konsep-konsep rumit dalam bahasa asing. Ini yang sangat saya hindari.

Biasanya, kata-kata yang dikutip diambil dari bahasa Yunani Kuno, Latin atau Jerman. Dengan menggunakan kata-kata rumit, orang terlihat cerdas di mata orang lainnya. Di masyarakat miskin pemikiran kritis, pemikir gadungan menjadi selebriti. Ini juga yang mesti disadari, dan dihindari. Lanjutkan membaca Buku Filsafat Terbaru: Filsafat untuk Kehidupan, Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan

Mengembalikan Fungsi Hakiki Polisi

5864d0638a9f5df9d9032c2780e8ec89Oleh Reza A.A Wattimena

Pengalaman saya dengan polisi tak selalu bagus. Beberapa kali, saya dipaksa untuk menyuap polisi di jalan raya. Satu kali saya dimintai uang tak jelas di kantor polisi, karena kasus yang juga tak jelas. Lainnya, saya melihat mereka bekerja keras mengatur lalu lintas ibu kota yang kacau balau.

Belakangan ini, saya banyak bekerja dengan polisi. Saya memperhatikan, bagaimana cara berpikir mereka. Ada niat besar dari dalam institusi kepolisian Indonesia untuk sungguh memperbaiki diri. Tantangan terbesar adalah budaya lama yang korup, sehingga membuat polisi mendiamkan, bahkan ikut serta, di dalam pelanggaran hukum, serta krisis kepemimpinan yang terjadi di dalamnya. Lanjutkan membaca Mengembalikan Fungsi Hakiki Polisi

Legitimasi sebagai Roh Demokrasi

s-l500

Oleh Reza A.A Wattimena

Atas nama agama, ia membunuh orang lain. Ia mengorbankan diri dan keluarganya. Mereka membawa peledak pembunuh massal di rumah ibadah agama lain. Banyak orang meninggal, dan seluruh bangsa mengalami shock.

Mereka melakukan kekerasan dengan sewewang-wenang. Dasarnya adalah kebodohan. Tidak ada legitimasi, atau persetujuan dari masyarakat luas atasnya. Indonesia sudah kenyang dari aksi kekerasan semacam ini, mulai dari Bom Malam Natal, Bom Bali sampai dengan Bom Gereja. Lanjutkan membaca Legitimasi sebagai Roh Demokrasi

Keluar dari Dunia Para Tikus

paul-jackson-dissection-art-20Oleh Reza A.A Wattimena

Percakapan dengan teman berakhir dengan kegelisahan. Ia merasa, hidupnya berhenti. Ia sudah bekerja keras. Namun, karirnya tidak berkembang.

Ia pun berpikir untuk berpindah kerja. Tujuannya supaya bisa menaiki tangga karir. Ia ingin punya posisi lebih tinggi dengan pendapatan lebih besar. Kerakusan menyiksa hati dan pikirannya. Lanjutkan membaca Keluar dari Dunia Para Tikus