Overdosis Multidimensi

D868w1Q1dasaRu3vQtV7Oleh Reza A.A Wattimena

Ketika hendak menyeberang sungai atau lautan, orang menggunakan perahu atau kapal laut. Tidak ada jalan lain. Namun ketika sudah sampai di seberang, perahu tersebut dibuang. Ia tidak dibawa lagi.

Hanya orang bodoh yang menggendong perahu di daratan. Perahu hanyalah alat bantu. Tidak lebih dan tidak kurang. Ia tidak memiliki nilai pada dirinya sendiri. Lanjutkan membaca Overdosis Multidimensi

Cara Tercepat (dan Termudah?) Memajukan Indonesia

1000_F_89002249_Z645Kky0Z3JhhTbwMEqdSOfvY3Gc0HPQOleh Reza A.A Wattimena

Saya tertarik menanggapi tulisan seorang teman: ini linknya. Di Rumah Filsafat, ia menulis soal cara tercepat dan termudah untuk menghancurkan negara. Bentuk dan sebarkan kehadiran lembaga-lembaga intoleran yang ekstrem dan siap melakukan kekerasan. Negara tersebut akan hancur dari dalam.

Saya ingin membalik pertanyaannya, bagaimana cara tercepat (dan mungkin termudah?) untuk membangun negara, terutama Indonesia? Ada enam jalan yang bisa ditempuh. Saya sebut termudah, karena jika ini tidak dilakukan, Indonesia bisa pecah. Perang saudara akan menghapus Indonesia dari peta dunia. Lanjutkan membaca Cara Tercepat (dan Termudah?) Memajukan Indonesia

Trias Sapientia untuk Indonesia

vector-hand-drawn-surreal-illustration-portrait-modern-abstract-style-symbol-philosophy-astrology-magic-boho-esoteric-su-vector-139365496Oleh Reza A.A Wattimena

Beberapa waktu lalu, saya diminta memberikan materi di sebuah diskusi daring. Temanya langsung menyentuh tiga bidang kegemaran saya, yakni filsafat, sains dan agama. Apa yang bisa dibicarakan dengan tiga bidang besar itu? Diskusi daring mengalir, dan saya keluar dengan konsep ini: trias sapientia, atau tiga kebijaksanaan.

Ketiga bidang itu memiliki hubungan yang rumit. Terkadang, ada kebencian di antara mereka. Konflik, diskriminasi, intoleransi dan bahkan perang tak dapat dihindarkan. Namun tak jarang juga, ada hubungan cinta yang saling menguatkan dan membangun di antara ketiganya. Lanjutkan membaca Trias Sapientia untuk Indonesia

“Religiosus Corruptus”

5a53444157cb01d54c8e75b677ebaee9Oleh Reza A.A Wattimena

Jam 7 pagi, Jakarta Timur, saya pergi mencari sarapan. Terdengar suara keras sekali di rumah ibadah terdekat. Ada orang bernyanyi-nyanyi dengan keras dalam bahasa asing. Suaranya sumbang, dan sangat menganggu lingkungan sekitar.

Kejadian ini sudah berulang. Warga sudah mengeluh, dan melapor ke pemerintah. Namun, laporan diabaikan. Pelanggaran peraturan dan gangguan ketenangan masyarakat tetap terjadi. Lanjutkan membaca “Religiosus Corruptus”

Buku Filsafat Terbaru: Filsafat untuk Kehidupan, Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan

WhatsApp Image 2022-10-12 at 12.23.16

Info Buku:
ISBN: 978-979-21-7376-5
Penulis: Reza A.A. Wattimena
Penerbit: Kanisius
Terbit: 2022
Halaman: 424
Dimensi: 15.5 x 23 cm
Berat: 650 gram

Pembelian bisa langsung di toko online, Media Sosial atau Kontak Penerbit Kanisius Yogyakarta

Sudah lama, filsafat dianggap sebagai ilmu yang murni akademik. Filsafat disamakan dengan kegiatan mengutip pendapat dari orang yang sudah mati, supaya terlihat cerdas. Filsafat pun menjadi ajang mengutip nama belaka, atau konsep-konsep rumit dalam bahasa asing. Ini yang sangat saya hindari.

Biasanya, kata-kata yang dikutip diambil dari bahasa Yunani Kuno, Latin atau Jerman. Dengan menggunakan kata-kata rumit, orang terlihat cerdas di mata orang lainnya. Di masyarakat miskin pemikiran kritis, pemikir gadungan menjadi selebriti. Ini juga yang mesti disadari, dan dihindari. Lanjutkan membaca Buku Filsafat Terbaru: Filsafat untuk Kehidupan, Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan

Belajar Seni dari Bali

2893433_image001Oleh Reza A.A Wattimena

Sore itu di Ubud, Bali, cuaca cerah mendadak mendung. Hujan deras pun langsung turun, tanpa rasa malu. Saya bersama seorang teman. Ia seorang seniman Bali, yang juga bekerja di dunia pariwisata.

Tiba-tiba, anak laki-lakinya datang. Katanya, ia baru datang dari Banjar. Ada pelajaran musik dan menari di Banjar. Wajahnya tampak ceria dan segar. Lanjutkan membaca Belajar Seni dari Bali

Tentang Agama Pemerkosa

consciousness-being-raped-by-ego-darwin-leonOleh Reza A.A Wattimena

Terjadi lagi, institusi agama terlibat dalam pemerkosaan. Sudah berulang kali, hal ini terjadi. Perempuan-perempuan muda menjadi korban pemuka agama bernafsu besar, namun nurani serta akal sehat yang sudah lenyap. Banyak orang tua tertipu, sampai akhirnya terlambat, karena anaknya sudah hamil diperkosa oleh pemuka agama yang ia percaya. Dalam hati saya bertanya, sampai kapan kita mau sungguh belajar?

Kejadian ini tidak hanya melibatkan satu agama. Ada agama lain, dengan rumpun serupa, melakukannya selama puluhan tahun. Korbannya mayoritas adalah anak-anak kecil pria yang menjadi calon pemuka agama. Namun, karena dukungan uang dan kelicikan, kasus itu terpendam dalam di Indonesia. Lanjutkan membaca Tentang Agama Pemerkosa

Hossein Nasr dan Buddhisme

seyyed_hossein_nasr1Oleh Nuruddin Al Akbar, Peserta Kelas Circles Indonesia dan Platon Academy, Kandidat Doktor Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Pada saat penutupan kelas “Urban Zen” yang diselenggarakan oleh LSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat), Budhy Munawar Rachman selaku “ketua kelas” memberikan pengumuman mengenai dibukanya kelas “Filsafat Seyyed Hossein Nasr”. Saat itu Rachman memberikan informasi, bahwa Nasr adalah seorang filsuf Islam kontemporer “terbesar” yang masih hidup hingga hari ini. Kelas tersebut direncanakan akan “mengupas” pemikiran Nasr dari berbagai sisi oleh para pengkaji intens karya-karya dan pemikiran Nasr di Indonesia semacam Subhi Ibrahim, Aan Rukmana, dan Gerardette Philips.

Saat Rachman memberikan informasi tersebut, penulis secara spontan berpikir, bahwa antara pembahasan kelas Zen dan pembahasan mengenai Nasr adalah pembahasan yang tidak memiliki kaitan apapun. Kecuali jika kaitan yang dimaksudkan bahwasanya baik tradisi Zen ataupun tradisi filsafat Islam yang menjadi kajian utama Nasr sama-sama bercorak “tradisi Timur” yang, dalam kacamata Nasr, berbeda dengan tradisi filsafat Barat modern yang notabene sudah melepaskan dimensi spiritualitas dari pembahasannya. Lanjutkan membaca Hossein Nasr dan Buddhisme

Agama Kematian Serta Kedunguan Kita

tumblr_93550abf59a1d7b38df3347aef4a8bb2_abb4d1a2_500Oleh Reza A.A Wattimena

Juni 2022, agama kematian itu membuat masalah lagi. Ia membuat onar di ibu kota Jakarta. Ia membuat resah seluruh nusantara. Ia menganggu kemajuan kita sebagai bangsa.

Agama kematian yang bodoh dan dangkal itu berani menantang Pancasila. Ia juga berani menantang agama dan kearifan nusantara. Ia mesti disikat habis, sampai ke akar. Penegak hukum harus tegas, dan pendidikan maupun hidup beragama di Indonesia harus dirombak total, sampai ke akar. Lanjutkan membaca Agama Kematian Serta Kedunguan Kita

Beringin Rumah Kita

Pohon beringinOleh Reza A.A Wattimena

Siapa yang mengunjungi Bali, ia sudah mengunjungi surga. Tak hanya saya yang merasa seperti ini. Ratusan juta orang di seluruh dunia merasakannya. Banyak pula yang lupa, bahwa Bali adalah bagian dari Indonesia (negara yang terus digerogoti korupsi, kesenjangan sosial besar dan radikalisme agama).

Di Bali, saya sangat suka berkeliling dengan sepeda motor. Saya tidak berkunjung ke tempat-tempat yang biasa didatangi para wisatawan. Saya masuk ke desa-desa terpencilnya, jauh dari sentuhan pariwisata. Semua serba indah, asri, harmonis dan wangi semerbak dupa di segala penjuru. Lanjutkan membaca Beringin Rumah Kita

Apakah Pria Indonesia Berotak Kotor?

Surreal-portraits-of-women-painted-by-an-Iranian-artist-5710dae922d86__880Oleh Reza A.A Wattimena

Seorang teman bercerita. Ia berjalan di bilangan Pasar Baru, Jakarta. Ini tempat belanja klasik. Banyak barang yang menarik untuk dilihat.

Tiba-tiba terdengar suara pria. Hei, cewek, dari mana? Pertanyaan itu dibarengi dengan siulan yang terkesan kurang ajar. Teman saya kaget. Hari gini, masih ada orang “kampungan” yang suka menggoda perempuan di jalan? Lanjutkan membaca Apakah Pria Indonesia Berotak Kotor?

DUNGU

unnamedOleh Reza A.A Wattimena

Alkisah, seorang pemuda hendak melihat mentari terbit. Katanya, setiap jam 3 pagi, ia sudah bangun, dan mempersiapkan diri. Matahari, baginya, adalah sumber kehidupan. Setiap hari, ia pun menantinya terbit.

Setelah bangun, ia mandi. Segera, ia memakai baju yang baru, supaya tampak sopan di hadapan sang sumber kehidupan. Ia pun menghadap Barat. Sabar menanti, ia terus berdiri, dan terus berharap. Lanjutkan membaca DUNGU

Diskusi: Yesus Lintas Peradaban: Yoga, Buddha dan Sufi Islam

WhatsApp Image 2022-04-10 at 16.36.33*Caknurian Urban Sufism With Komaruddin Hidayat Part 47 :Yesus Lintas Peradaban*

Yesus adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam lintas peradaban.  Dalam tradisi Kristen, Yesus adalah Tuhan Juru Selamat.

Dalam tradisi Hindu dan Buddha, Yesus adalah Yoga Master yang mengajak umat manusia menempuh jalan pembebasan dari penderitaan.

Dalam tradisi Islam, Yesus adalah nabi yang membimbing manusia keluar dari jalan kegelapan. Lanjutkan membaca Diskusi: Yesus Lintas Peradaban: Yoga, Buddha dan Sufi Islam

“Flexing” Religi

the-end-is-the-same-3368713323759Oleh Reza A.A Wattimena

Bayi itu menangis di pagi hari. Suara keras membangunkannya. Suara tidak datang dari dalam rumah, tapi dari luar. Ada orang berdoa sangat keras, memecah pagi dan merusak ketenangan hidup masyarakat sekitar.

Berdoa dan bernyanyi harus keras, bahkan sampai jarak 3 km, suara tetap terdengar. Begitu banyak orang terganggu. Katanya, ini untuk menyebarkan agama. Yang tercipta bukan cinta, tetapi benci yang membara. Ini flexing religi. Lanjutkan membaca “Flexing” Religi

Buku Terbaru: Yesus Lintas Peradaban: Yoga, Buddha dan Sufi Islam

Cover bukuOleh Reza A.A Wattimena

Tak bisa disangkal, Yesus adalah salah satu tokoh terpenting di dalam sejarah manusia. Ia menginjakkan kaki di dunia sekitar 2000 tahun yang lalu. Namun, pengaruhnya terasa sampai detik ini. Figurnya telah menyentuh banyak orang selama ratusan tahun belakangan ini.

Di kala krisis, sosoknya menjadi simbol harapan. Umat Kristen, terutama, menjadikan Yesus sebagai sandaran utama hidupnya. Umat beragama lain, termasuk yang tidak beragama, kerap mengagumi keberanian dan teladan hidupnya. Yesus telah menjadi guru dari banyak orang. Lanjutkan membaca Buku Terbaru: Yesus Lintas Peradaban: Yoga, Buddha dan Sufi Islam

Zen untuk Deradikalisasi

4d4ae064710791.5adb43bfd4580Oleh Reza A.A Wattimena

Surabaya selalu dekat di hati saya. Selama kurang lebih empat tahun, saya tinggal disana. Pada 2018 lalu, Surabaya dihantam bencana. Teroris Islam dari aliran Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) membom tiga Gereja disana.

Tepatnya, pemboman Gereja terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur pada 13 dan 14 Mei 2018. Gereja yang dibom adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan. Tidak hanya Gereja yang menjadi korban. Rumah Susun Wonocolo di Taman Sidoarjo dan Markas Polrestabes Surabaya juga menjadi sasaran. 28 korban tewas, termasuk pelaku bom bunuh diri, serta 57 orang mengalami luka. Lanjutkan membaca Zen untuk Deradikalisasi

Penyakit-Penyakit Lama dari “Negara Republik Oligarki” Indonesia

0_1opthal5_465_801_int-1Oleh Reza A.A Wattimena

PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) baru saja merayakan hari lahirnya yang ke 49 pada 10 Januari 2022 kemarin. Di dalam perayaan itu, Megawati Soekarno Putri, sebagai ketua umum, mengajukan beberapa kritik.

Salah satunya sungguh mengena di saya. Ia berkata, bahwa banyak Undang-undang di Indonesia tak sesuai dengan UUD. Secara langsung, ia menegur Puan Maharani, Ketua DPR RI, yang adalah putrinya sendiri. Lanjutkan membaca Penyakit-Penyakit Lama dari “Negara Republik Oligarki” Indonesia