Hossein Nasr dan Buddhisme

seyyed_hossein_nasr1Oleh Nuruddin Al Akbar, Peserta Kelas Circles Indonesia dan Platon Academy, Kandidat Doktor Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Pada saat penutupan kelas “Urban Zen” yang diselenggarakan oleh LSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat), Budhy Munawar Rachman selaku “ketua kelas” memberikan pengumuman mengenai dibukanya kelas “Filsafat Seyyed Hossein Nasr”. Saat itu Rachman memberikan informasi, bahwa Nasr adalah seorang filsuf Islam kontemporer “terbesar” yang masih hidup hingga hari ini. Kelas tersebut direncanakan akan “mengupas” pemikiran Nasr dari berbagai sisi oleh para pengkaji intens karya-karya dan pemikiran Nasr di Indonesia semacam Subhi Ibrahim, Aan Rukmana, dan Gerardette Philips.

Saat Rachman memberikan informasi tersebut, penulis secara spontan berpikir, bahwa antara pembahasan kelas Zen dan pembahasan mengenai Nasr adalah pembahasan yang tidak memiliki kaitan apapun. Kecuali jika kaitan yang dimaksudkan bahwasanya baik tradisi Zen ataupun tradisi filsafat Islam yang menjadi kajian utama Nasr sama-sama bercorak “tradisi Timur” yang, dalam kacamata Nasr, berbeda dengan tradisi filsafat Barat modern yang notabene sudah melepaskan dimensi spiritualitas dari pembahasannya. Lanjutkan membaca Hossein Nasr dan Buddhisme

Kalkulator Zen: Siapa Saya, Jika Saya Tidak Berpikir?

9689428464f891f421ba40804720e8eeOleh Reza A.A Wattimena

Saya suka sekali berkendara di jalan-jalan di Bali. Keindahan arsitektur khas Bali, dibarengi wangi dupa dari ritual agama mereka, memang tiada tara. Namun, selalu ada satu hal yang menganggu saya. Orang Bali sangat suka berkendara dengan kecepatan tinggi.

Kerap kali, mereka memotong jalan saya dengan tiba-tiba. Entah apa yang ada di pikiran si pengendara. Mungkin, mereka terburu-buru untuk menghadiri satu acara tertentu. Atau mereka ingin segera mencari kamar mandi, guna melepas hasrat. Lanjutkan membaca Kalkulator Zen: Siapa Saya, Jika Saya Tidak Berpikir?

Harta yang Paling Berharga,… Bukanlah Keluarga

VCTkhCcR6Giv5ugSYwvA_2Oleh Reza A.A Wattimena

Pernahkah anda mendengar lagu tersebut? Harta yang paling berharga.. adalah keluarga. Belakangan ini, saya sering tergiang lagu itu. Lagu itu, pada hemat saya, berbahaya.

Orang lalu memuja keluarga. Seolah, keluarga tak pernah salah. Orang jadi buta di hadapan keluarga. Akal sehat tertutup kabut emosi yang disebarkan oleh iklan televisi dan industri musik dangkal. Lanjutkan membaca Harta yang Paling Berharga,… Bukanlah Keluarga

Apa Kekuatan “Supranatural” Anda?

Secret-Bali-3-1024x682Oleh Reza A.A Wattimena

Masyarakat Bali memang unik. Sudah hampir dua bulan, saya menetap disini. Saya menginap di sebuah tempat di Ubud. Hari itu masih pagi, dan saya hendak keluar untuk membeli sarapan.

Tiba-tiba, ada bapak-bapak menyapa. Good morning, mister. Saya menjawab dengan bahasa Bali, rahajeng semeng. Dengan lugas, dia bertanya, aura anda kuat sekali, apa kekuatan supranatural anda? Lanjutkan membaca Apa Kekuatan “Supranatural” Anda?

Arti Cinta yang Sesungguhnya…

Surrealist-automatismOleh Reza A.A Wattimena

Dulu, saya adalah vokalis band. Sayangnya, dengan berlalunya waktu, band kami sudah pecah. Semua sudah berkeluarga, kecuali saya. Hidup memisahkan kami.

Kami adalah band rock. Salah satu lagu yang sering kami bawakan adalah lagu-lagunya Ari Lasso, terutama yang berjudul “Arti Cinta”. Belakangan, lagu tersebut sering terngiang di kepala saya. Nostalgi pun mengunjungi hati. Lanjutkan membaca Arti Cinta yang Sesungguhnya…

Tiga Pertemuan: Urban Zen, Tawaran Kejernihan untuk Manusia Modern

WhatsApp Image 2022-05-18 at 6.43.17 PMWebinar bersama Forum Kader Pemikir Islam Indonesia dan Lembaga Studi Agama dan Filsafat 

Bagaimana menemukan kejernihan di tengah jaman yang semakin membingungkan ini? Bagaimana mendapatkan kedamaian hati dan arah hidup yang tepat di tengah cengkraman politik korup, bencana ekologis, krisis ekonomi bergantian, radikalisme agama dan ancaman perang dunia ketiga? Di dalam tiga pertemuan ini, kita akan belajar bersama untuk menjawab dua pertanyaan itu sampai tuntas.

Pertemuan 1: Sejarah dan Dasar Filosofis Zen (4 Juni 2022)

Pertemuan ini membahas sejarah dan filsafat Zen. Akan dibahas arti dasar kata Zen, dan bagaimana ia berkembang di dalam sejarah. Akan dibahas juga ontologi, epistemologi dan aksiologi dari Zen. Pertemuan ini memberikan dasar pemahaman konseptual untuk Zen. Lanjutkan membaca Tiga Pertemuan: Urban Zen, Tawaran Kejernihan untuk Manusia Modern

Hidup Mengalir, Tanpa Rintangan

jardin-zen-en-miniatura-1024x682Oleh Reza A.A Wattimena

Jam 11 malam, Jumat 13 Mei 2022. Perut melilit. Sakitnya nyaris tak tertahankan. Saya pun terbangun.

Cuaca sejuk dan nikmat. Semuanya sempurna, kecuali perut yang berteriak. Perpaduan kopi, susu, arak, babi guling pedas dan bir memang mematikan. Saya sudah menduganya. Lanjutkan membaca Hidup Mengalir, Tanpa Rintangan

Zen Pengembara Menuju Yogyakarta

IMG-20211225-WA0008Oleh Reza A.A Wattimena

Tegangan mesin itu terasa di tangan. Angin dingin menerpa seluruh tubuh. Ramai lalu lintas membuat semua terasa hidup. Semua bergerak dengan satu tujuan: Yogyakarta.

Semua sudah rapih. Jam 9 malam, badan segar. Motor sudah siap. 24 Desember 2021, saatnya berangkat. Untuk pertama kalinya, saya merayakan Natal di atas dua roda sepanjang malam. Lanjutkan membaca Zen Pengembara Menuju Yogyakarta

Hidup Seutuhnya

Complicity-Teresa-MeierOleh Reza A.A Wattimena

Hampir jam 8 malam. Hujan mendadak tiba. Dari pelan, secara perlahan, ia menjadi keras. Suara orang berteriak-teriak di rumah ibadah terdekat terdengar keras.

Beberapa teman berkumpul di depan rumah. Ada yang merokok. Ada yang membawa cemilan. Saya duduk dari dalam rumah, mengamati mereka. Lanjutkan membaca Hidup Seutuhnya

Seminar: Etika dan Moral di dalam Dunia Digital

Eposter_Kelas Filsafat Mei 1Eposter_Kelas Filsafat Mei 2
Masih dalam tema besar “Manusia dan Dunia Digital”, kelas filsafat pada putaran kedua ini membahas bagaimana pemikiran Kant, pemikiran kaum Stoa, pemikiran Karl Marx, hingga Buddhisme dapat memecahkan soal etika di dunia digital. Daftar sekarang melalui https://tiket.salihara.org/event/etika-moral-dan-dunia-digital/ 

Zen itu Seperti Kamar Kosong

jptkA1Oleh Reza A.A Wattimena

Beberapa teman bercerita. Mereka sudah belajar Zen. Mereka juga sudah aktif Yoga. Namun, derita dan kecewa tetap berkunjung, seolah tak ada yang berubah.

Akhirnya, mereka lelah. Ada perasaan putus asa muncul. Hidup memang penderitaan, begitu kata seorang teman. Ucapan serupa keluar dari mulut Gautama, Sang Buddha, lebih dari 2400 tahun yang lalu. Lanjutkan membaca Zen itu Seperti Kamar Kosong

Seperti Ombak dan Pelangi: Ada, Tapi Tak Sungguh Ada…

61GWCuVqElL._AC_SX425_Oleh Reza A.A Wattimena

Jeanne Putri, keponakan perempuan yang paling besar, berkunjung ke rumah kemarin. Spontan, ia minta gendong. Namun, karena sudah besar, saya tidak bisa lagi melakukannya. Sekarang, tubuhnya sudah besar dan berat sekali.

Adiknya pun serupa. Walaupun, saya masih bisa menggendongnya. Si bayi yang dulu gendut sekali kini menjadi anak kecil yang langsing dan lucu. Betapa cepat waktu berlalu. Lanjutkan membaca Seperti Ombak dan Pelangi: Ada, Tapi Tak Sungguh Ada…

Buku Terbaru: Yesus Lintas Peradaban: Yoga, Buddha dan Sufi Islam

1647245301Oleh Reza A.A Wattimena

Tak bisa disangkal, Yesus adalah salah satu tokoh terpenting di dalam sejarah manusia. Ia menginjakkan kaki di dunia sekitar 2000 tahun yang lalu. Namun, pengaruhnya terasa sampai detik ini. Figurnya telah menyentuh banyak orang selama ratusan tahun belakangan ini.

Di kala krisis, sosoknya menjadi simbol harapan. Umat Kristen, terutama, menjadikan Yesus sebagai sandaran utama hidupnya. Umat beragama lain, termasuk yang tidak beragama, kerap mengagumi keberanian dan teladan hidupnya. Yesus telah menjadi guru dari banyak orang. Lanjutkan membaca Buku Terbaru: Yesus Lintas Peradaban: Yoga, Buddha dan Sufi Islam

Langit Biru dan Pohon Hijau Pagi Ini

Statue Surreal Large Sun Rays Moon Fantasy Sun
Statue Surreal Large Sun Rays Moon Fantasy Sun

Oleh Reza A.A Wattimena

Bentuk adalah kekosongan. Kekosongan adalah Bentuk.

Tidak ada Bentuk. Tidak ada kekosongan.

Bentuk adalah Bentuk. Kekosongan adalah kekosongan.

Form is emptiness. Emptiness is form.

No form. No emptiness.

Form is form. Emptiness is emptiness.

Minggu 6 Maret 2022. Jakarta Timur pagi ini diisi dengan cuaca yang cerah, serta udara yang segar. Pohon hijau bergoyang tertepa angin. Langit biru diselipi awan putih yang terus menari. Lanjutkan membaca Langit Biru dan Pohon Hijau Pagi Ini

Thich Nhat Hanh tentang Spiritualitas dan Perdamaian Dunia

WhatsApp Image 2022-02-22 at 08.01.59MENGKAJI PEMIKIRAN THICH NHAT HANH TENTANG SPIRITUALITAS DAN PERDAMAIAN DUNIA

Bersama Dr Reza Wattimena

Rabu, 23 Pebruari 2023

Pukul 19.00 – 21.00 WIB

Link: s.id/Esoterika23

Thích Nhất Hạnh  (11 Oktober 1926 – 22 Januari 2022) adalah seorang biksu Buddhisme Zen, penulis, penyair, dan aktivis perdamaian dan HAM, yang berasal dari Vietnam. Ia tinggal di Biara Desa Prem di wilayah Dordogne di Prancis Selatan. Puluhan tahun ia telah bepergian secara internasional untuk memberikan retret dan berbicara tentang pentingnya membangun petdamaian dunia. Lanjutkan membaca Thich Nhat Hanh tentang Spiritualitas dan Perdamaian Dunia

Beragam Budaya, Banyak Nama, Namun Satu Makna

img_8606_virtual_divorce_marital_love_surreal_bw_floating_two_headsOleh Reza A.A Wattimena

2014, derita menerpa hidup saya. Tak tertahankan, karena mereka datang bergerombolan pada waktu yang sama. Semua keadaan tak sesuai rencana. Kematian tak terduga dari keluarga sungguh membuka mata.

2014 juga, perjalanan Dharma saya dimulai. Saya meninggalkan mitos dan takhayul dari cara berpikir lama. Dharma adalah jalan pembebasan yang sesuai dengan alam sebagaimana adanya. Sedikit demi sedikit, mata saya terbuka. Lanjutkan membaca Beragam Budaya, Banyak Nama, Namun Satu Makna

Zen untuk Deradikalisasi

4d4ae064710791.5adb43bfd4580Oleh Reza A.A Wattimena

Surabaya selalu dekat di hati saya. Selama kurang lebih empat tahun, saya tinggal disana. Pada 2018 lalu, Surabaya dihantam bencana. Teroris Islam dari aliran Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) membom tiga Gereja disana.

Tepatnya, pemboman Gereja terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur pada 13 dan 14 Mei 2018. Gereja yang dibom adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan. Tidak hanya Gereja yang menjadi korban. Rumah Susun Wonocolo di Taman Sidoarjo dan Markas Polrestabes Surabaya juga menjadi sasaran. 28 korban tewas, termasuk pelaku bom bunuh diri, serta 57 orang mengalami luka. Lanjutkan membaca Zen untuk Deradikalisasi

Bunuh “Tuhanmu”, Bunuh “Orang Tuamu”, lalu…. Bunuh “Dirimu” Sendiri

5ac1a5cc173ad462474c68f84191de6e--science-illustration-weird-art

Oleh Reza A.A Wattimena

Percakapan di kafe sederhana itu memanas. Seorang teman minta dijelaskan, apa inti utama dari Zen. Saya menjawab: bunuh “tuhanmu”, “orang tuamu” lalu “dirimu” sendiri. Reaksinya bisa dimengerti: APA??!!

Reaksi anda pasti serupa, ketika membaca judul ini. Apakah Reza sudah gila? Apakah ia menyarakan orang untuk bertindak tak bermoral, dan melawan hukum? Beberapa penjelasan tentu diperlukan. Lanjutkan membaca Bunuh “Tuhanmu”, Bunuh “Orang Tuamu”, lalu…. Bunuh “Dirimu” Sendiri

Bisa Mudah, Bisa Sulit, Mau yang Mana?

12121212 (1)Oleh Reza A.A Wattimena

Beberapa kali, saya berbicara tentang Zen di acara publik. Ini sudah beberapa tahun terjadi. Ada yang di luar jaringan (offline), ada yang di dalam jaringan (online). Seorang teman pun berkomentar.

“Mengapa kamu tidak pernah mengutip teks-teks klasik? Mengapa tidak mengacu pada ortodoksi, terutama ortodoksi Dharma di dalam ajaran Vedanta, Hindu dan Buddhis?” Tidak sekali saya mendapat pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Jawaban saya pun selalu sama. Lanjutkan membaca Bisa Mudah, Bisa Sulit, Mau yang Mana?

P4 (Pertolongan Pertama pada Penderitaan)

face-man-migraine-aura-against-rainbow-shards-oil-surrealism-165763079Oleh Reza A.A Wattimena

“Kekuatan untuk mengubah hal-hal yang bisa diubah

Menerima hal-hal yang tak bisa diubah

Kebijaksanaan untuk membedakan keduanya”

Suasana tempat makan itu ramai. Di sana, seorang teman berkomentar tentang buku saya: Urban Zen. “Memang mengapa jika hidup itu menderita? Mengapa harus panik?”, begitu tanyanya.

Memang, hidup harus terus bahagia? Pertanyaan-pertanyaan itu penting untuk direnungkan. Hidup memang tak harus selalu bahagia. Derita adalah bagian tak terpisahkan dari hidup. Lanjutkan membaca P4 (Pertolongan Pertama pada Penderitaan)