Untuk Tujuan yang Lebih Tinggi

free-pictures-photos.com

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen Fakultas Filsafat, UNIKA Widya Mandala, Surabaya

Apakah anda pernah membaca buku tulisan Clay Christensen, seorang dosen di Harvard Business School, yang berjudul The Innovator’s Dilemma? Konon sebagaimana dinyatakan oleh James Allworth, buku itu adalah salah satu buku favorit Steve Jobs, salah satu pendiri dan orang yang memimpin perusahaan Apple Computer di AS mencapai masa jayanya. (Allworth, 2011)

Isinya kurang lebih begini. Di dalam perkembangan teknologi, ada beberapa perubahan yang disebut sebagai perubahan disruptif, yakni perubahan yang menggoyang tatanan yang ada. Pada awalnya perubahan ini hanya berupa inovasi yang seolah tanpa arti. Namun dalam perjalanan waktu, karena masyarakat semakin melihat nilai tambah dari inovasi ini, maka terjadilah perubahan, di mana inovasi ini menjadi penguasa pasar yang baru. Lanjutkan membaca Untuk Tujuan yang Lebih Tinggi

Steve Jobs dan Kepemimpinan yang “Brengsek”

Oleh Reza A.A Wattimena

Semoga anda tidak bosan dengan artikel tentang Steve Jobs. Saya ingin kembali mengunjungi sosok hidup, yang telah meninggal, dari Steve Jobs, pendiri dan reformis perusahaan Apple. Tapi ini bukan sekedar kunjungan, melainkan suatu upaya untuk belajar lebih jauh tentang cara berpikir yang mendasari keputusan-keputusan hidupnya.

Seperti dicatat oleh Gene Marks di dalam majalah Forbes, Jobs, jelas, adalah seorang jenius dalam bidang pengembangan teknologi alat komunikasi. Namun kunci utama kesuksesannya bukanlah karena dia kreatif, brilian, dan pekerja keras, setidaknya bukan hanya itu. Kuncinya –menurut Marks- adalah karena dia adalah orang brengsek. Jobs adalah seorang wirausahawan yang kreatif, brilian, pekerja keras, dan… brengsek. Jangan marah dulu. Saya jelaskan lebih jauh. Lanjutkan membaca Steve Jobs dan Kepemimpinan yang “Brengsek”

Filsafat Steve Jobs

apple.com

dan “Kesalahan-kesalahan” yang Bijaksana

Oleh Reza A.A Wattimena

Setiap orang pasti ingin menjadi ahli dalam satu bidang tertentu. Ada yang ingin menjadi ahli kesehatan (dokter), ahli mesin (insinyur), ahli politik, ahli pendidikan, ataupun apapun. Namun apa sebenarnya arti kata “ahli”? Seorang ahli fisika ternama, Niels Bohr, pernah menulis begini, “seorang ahli adalah orang yang telah membuat semua kesalahan yang dapat dibuat pada satu bidang yang amat sempit.”

Jadi seorang ahli adalah orang yang telah membuat semua kesalahan pada satu bidang yang amat spesifik. Itulah kiranya pendapat Bohr, dan didukung oleh seorang ahli neuropsikologi, Jonah Lehrer. Jika dipikir lebih jauh, inilah juga inti belajar, yakni membuat kesalahan pada satu bidang, lalu membuat perbaikan, lalu membuat kesalahan lagi. Pendidikan bukanlah seni menghafal, melainkan suatu “kebijaksanaan yang lahir dari kegagalan.” (Lehrer, 2011) Lanjutkan membaca Filsafat Steve Jobs