Tag: sains
Trias Sapientia untuk Indonesia
Oleh Reza A.A Wattimena
Beberapa waktu lalu, saya diminta memberikan materi di sebuah diskusi daring. Temanya langsung menyentuh tiga bidang kegemaran saya, yakni filsafat, sains dan agama. Apa yang bisa dibicarakan dengan tiga bidang besar itu? Diskusi daring mengalir, dan saya keluar dengan konsep ini: trias sapientia, atau tiga kebijaksanaan.
Ketiga bidang itu memiliki hubungan yang rumit. Terkadang, ada kebencian di antara mereka. Konflik, diskriminasi, intoleransi dan bahkan perang tak dapat dihindarkan. Namun tak jarang juga, ada hubungan cinta yang saling menguatkan dan membangun di antara ketiganya. Lanjutkan membaca Trias Sapientia untuk Indonesia
Ketidaktahuan yang Agung
Oleh Reza A.A Wattimena
Di dunia filsafat, ini sudah menjadi kisah klasik. Di masa Yunani Kuno, di kota Athena, Sokrates dianggap sebagai manusia yang paling bijaksana. Alasannya unik. Ia adalah manusia paling bijak, karena ia sadar, bahwa ia tidak tahu apa-apa.
Tak banyak penjelasan yang diberikan. Banyak tafsiran atas kisah tersebut. Salah satu yang paling berpengaruh adalah tafsiran, bahwa Sokrates amat menyadari keterbatasan dari akal budi manusia. Kita tak pernah bisa sungguh paham akan apapun yang ada di dunia ini. Lanjutkan membaca Ketidaktahuan yang Agung
Sains, Spiritualitas dan Politik di Abad 21

Oleh Reza A.A Wattimena
Kita hidup di masa yang menakjubkan. Teknologi berkembang begitu pesat. Kehidupan manusia berubah secara mendasar dan menyeluruh. Banyak hal baru ditemukan yang mengubah pemahaman kita tentang kehidupan.
Memang, hal-hal jelek tetap ada. Kesenjangan ekonomi dan kerusakan lingkungan menjadi masalah besar saat ini. Namun, kita tetap berpaling pada teknologi dan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah itu. Di berbagai belahan dunia, investasi besar dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Lanjutkan membaca Sains, Spiritualitas dan Politik di Abad 21
Perkembangan Sains-Teknologi dan Perubahan Budaya (Tanggapan Terhadap Peter F. Gontha)
Peneliti, Tinggal di Jakarta
Peter F. Gontha, Duta Besar RI untuk Polandia, menulis artikel dengan judul “Tanpa Sains dan Teknologi, Indonesia ditelan dunia”. Artikel tersebut diterbitkan di Harian Kompas pada 21 Juli 2018 lalu. Ia menyarankan pentingnya Indonesia mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Tujuannya supaya Indonesia bisa bersaing negara lain di tingkat internasional.
Di sisi permukaan, tulisan itu tampak berniat baik dan benar adanya. Namun, seperti pepatah lama, bahwa jalan ke neraka dibuat dengan niat baik (the road to hell is paved with good intentions), tulisan itu mengandung kesalahan berpikir mendasar yang amat berbahaya. Pendekatan Peter Gontha adalah pendekatan teknokratik dan birokratik. Ia lupa, bahwa sains dan teknologi tidak hanya soal pengembangan infrastruktur, guna mengejar ranking internasional semata. Pengembangan sains dan teknologi adalah soal perubahan budaya secara mendasar. Lanjutkan membaca Perkembangan Sains-Teknologi dan Perubahan Budaya (Tanggapan Terhadap Peter F. Gontha)
Aku Membingungkan, Maka Aku Seksi

Oleh Reza A.A Wattimena
Peneliti, Tinggal di Jakarta
Inilah suasana di sebuah konferensi ilmiah. Seorang pembicara menyampaikan hasil penelitiannya. Gelarnya tinggi, dari universitas ternama di dunia. Berbagai kata dan konsep rumit disampaikan. Peserta mendengarkan dengan seksama.
Setelah itu, tanya jawab pun dimulai. Sama seperti presentasi sebelumnya, pertanyaan pun diikuti dengan konsep dan kata yang rumit pula. Hal yang sama berulang sampai tiga kali. Pembicara berikutnya maju ke depan, dan pola yang sama berulang kembali. Lanjutkan membaca Aku Membingungkan, Maka Aku Seksi
Informasi, Pengetahuan dan Kebijaksanaan di Masa Revolusi Industri Keempat

Oleh Reza A.A Wattimena
Peneliti, Tinggal di Jakarta
Kita hidup di abad informasi. Setiap detiknya, jutaan informasi baru timbul mengisi keseharian kita. Informasi begitu mudah didapat. Semua ini menjadi mungkin, karena perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang amat cepat.
Revolusi Industri Keempat
Kita juga hidup di jaman revolusi industri yang keempat. Sekedar informasi, revolusi industri pertama dipicu dengan penemuan mesin uap dan air untuk menggerakkan mesin produksi. Revolusi industri kedua dimulai dengan penggunaan energi listrik untuk mendorong mesin produksi. Revolusi industri ketiga didorong oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di dalam proses produksi. Lanjutkan membaca Informasi, Pengetahuan dan Kebijaksanaan di Masa Revolusi Industri Keempat
Sains dan Spiritualitas

Oleh Reza A.A Wattimena
Peneliti, Penulis dan Doktor dari Universitas Filsafat Muenchen, Jerman
Italia, 1564, lahirlah seorang ilmuwan sekaligus filsuf yang pemikirannya akan menggetarkan dunia. Namanya adalah Galileo Galilei. Mungkin, anda pernah mendengar namanya. Ia adalah salah satu tokoh di dalam dunia ilmu pengetahuan yang berani menantang tradisi dan kekuasaan yang mengekang kebebasan berpikir, berpendapat dan mencari kebenaran.
Ia berpendapat, bahwa pusat dari tata surya bukanlah bumi, seperti yang diyakini tradisi Gereja Katolik dan filsafat pada abad pertengahan, melainkan matahari. Pandangan ini menyangkal langsung pandangan Gereja Katolik pada masa itu. Galileo pun dituduh sebagai bidaah, dan harus menjalani berbagai persidangan maupun tahanan rumah, sampai akhir hayatnya. Nantinya, pandangan-pandangan utama Galileo justru terbukti benar. Lanjutkan membaca Sains dan Spiritualitas
Teknologi, Ekonomi dan Ekologi

Oleh Reza A.A Wattimena
Dosen Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Filsafat Politik di Unika Widya Mandala Surabaya, sedang Penelitian PhD Filsafat Politik di Munich, Jerman
Banyak orang masih hidup dalam anggapan lama. Mereka mengira, bahwa kemajuan ekonomi suatu negara tergantung pada perkembangan teknologi di negara tersebut. Jika kita ingin maju secara ekonomi sebagai suatu bangsa, maka kita harus membangun industri-industri berat yang berpijak pada teknologi canggih, seperti pesawat, mobil, satelit, internet dan sebagainya. Ahli ekonomi ternama sampai dengan pedagang di pinggir jalan di Indonesia masih hidup dan bekerja dengan anggapan ini. Lanjutkan membaca Teknologi, Ekonomi dan Ekologi
Metode Induksi di dalam Penelitian Ilmiah

Oleh Reza A.A Wattimena
Pola berpikir induksi berkembang pesat dalam konteks revolusi saintifik pada abad 16 dan 17.[1] Pada masa itu pula lahirlah apa yang sekarang ini kita kenal sebagai ilmu pengetahuan modern.[2]Disebut revolusi karena pada masa itu, segala pandangan-pandangan lama di dalam masyarakat dengan sangat cepat dibuang, dan segera digantikan dengan pandangan-pandangan baru yang didasarkan pada metode penelitian ilmiah. Perubahan besar ini dimulai dengan karya-karya Galileo Galilei (1564-1642), dan mencapai puncaknya dalam karya Isaac Newton (1642-1727) tentang fisika. Bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan di dalam fisika adalah tanda majunya seluruh ilmu pengetahuan pada masa itu. Fisika adalah garda depan perkembangan ilmu pengetahuan modern.[3]Hal ini terjadi karena ilmu fisika mampu memberikan penjelasan, dan bahkan prediksi, yang kuat atas terjadinya berbagai fenomena alam. Juga di dalam fisika terjadi perkembangan teknologi yang amat pesat, seperti lahirnya teleskop, mikroskop, dan berbagai peralatan lainnya. Lanjutkan membaca Metode Induksi di dalam Penelitian Ilmiah
Nilai Moral di Balik Pendidikan Sains

Oleh Reza A.A Wattimena
Andi adalah seorang insinyur teknik sipil. Ia memperoleh IPK tertinggi di universitasnya. Banyak orang mengagumi kecerdasannya. Masa depan cerah menantinya, begitu anggapan banyak orang.
Kini ia bekerja di salah instansi pemerintah yang terkait dengan pembangunan jalan raya di berbagai kota di Indonesia. Di dalam proses kerja, ia seringkali membuat tender untuk para kontraktor yang paling sesuai dengan keperluan proyek pemerintah.
Ia seringkali bermain curang dengan meminta uang sampingan dari para kontraktor tersebut, supaya mereka mendapatkan tender. Walaupun seringkali kontraktor tersebut tidak cukup kompeten untuk menjalankan proyek terkait.
Selama berpuluh tahun ia menggunakan cara itu. Ia pun menjadi kaya raya. Gaya hidupnya jauh melampaui pendapatan resminya. Bagaimana kita menanggapi fenomena ini? Andi ternyata tidak sendirian. Lanjutkan membaca Nilai Moral di Balik Pendidikan Sains
Buku Baru Buku Baru: Filsafat dan Sains. Sebuah Pengantar. Reza A.A Wattimena
Buku Baru
: Filsafat dan Sains. Sebuah Pengantar
Reza A.A Wattimena
bisa dilihat di
“Buku ini mengajak mahasiswa untuk berpikir, bernalar, berilmu dan berfilsafat. Oleh karena itu, berguna bagi mahasiswa untuk selalu berani membuka hati dan pikiran atas pengalaman sehari-hari dan mendalami pemikirannya sendiri, sesama, alam dan budaya global. Semoga buku ini juga berguna untuk membangun dialog antar disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi .”
Mikhael Dua
Ketua Pusat Pengembangan Etika Universitas Atmajaya, Jakarta.
“Sains, Filsafat, dan Filsafat Sains dalam buku ini diantar dengan gaya ulas yang tenang untuk memperkaya perspektif kita yang sudah terlanjur dipersempit oleh kerak keseharian”
F. Budi Hardiman
Pengajar di STF Driyarkara