Oleh Reza A.A Wattimena
Tak bisa disangkal, Yesus adalah salah satu tokoh terpenting di dalam sejarah manusia. Ia menginjakkan kaki di dunia sekitar 2000 tahun yang lalu. Namun, pengaruhnya terasa sampai detik ini. Figurnya telah menyentuh banyak orang selama ratusan tahun belakangan ini.
Di kala krisis, sosoknya menjadi simbol harapan. Umat Kristen, terutama, menjadikan Yesus sebagai sandaran utama hidupnya. Umat beragama lain, termasuk yang tidak beragama, kerap mengagumi keberanian dan teladan hidupnya. Yesus telah menjadi guru dari banyak orang.
Namun, segala hal punya dua sisi. Nama Yesus juga kerap dijadikan pembenaran untuk kekerasan. Perang dan nafsu kekuasaan dijalankan atas nama pembelaan terhadap Yesus. Akibatnya, nama Yesus tak selalu sama dengan kabar gembira keselamatan, tetapi juga penghancuran peradaban.
Di masa krisis, akibat Pandemik COVID-19 di 2020, saya mencoba melakukan refleksi mendalam terhadap sosok Yesus, dan arti pentingnya untuk kehidupan manusia. Buku ini mencoba melihat, bagaimana Yesus dipahami dari sudut pandang agama lain, yakni tradisi Yoga, ajaran Buddha dan Sufi Islam. Harapannya sederhana, supaya kita semua bisa menggali inspirasi untuk hidup di masa yang sulit ini. Kita bisa tetap sabar, damai dan saling membantu, walaupun krisis pandemik belum jelas akhirnya.
Tentu saja, sudah banyak buku tentang Yesus yang diterbitkan. Kebanyakan adalah buku terjemahan. Beberapa buku ditulis oleh penulis Indonesia, terutama dalam terang iman Kristen. Yang unik dari buku ini untuk para pembaca Indonesia adalah, buku ini merefleksikan krisis pandemik, sekaligus menyajikan dasar bagi pemahaman antaragama, terutama tentang bagaimana Yesus dipahami dari sudut tiga agama, tradisi Yoga, ajaran Buddha dan Sufi Islam. Ia bisa membuka wawasan baru tentang Yesus, maupun kontroversi yang, harapannya, subur dan ilmiah.
Akhir kata, buku ini ditujukan untuk orang-orang yang mengimani Yesus dalam hidupnya, sekaligus orang-orang yang bisa belajar dari teladan hidup Yesus. Buku ini juga penting untuk para praktisi spiritual, termasuk para Yogi, umat Buddha dan orang-orang yang mendalami tradisi Sufi di dalam Islam. Semoga buku ini memberikan pencerahan dan inspirasi di tengah kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Selamat membaca.
Jakarta, 14 Maret 2022
Buku ini diterbitkan secara gratis, dan bebas untuk disebarkan untuk kepentingan bersama. Silahkan diunduh disini: Naskah Yesus Reza
Rumah Filsafat kini bertopang pada Crowdfunding, yakni pendanaan dari publik yang terbuka luas dengan jumlah yang sebebasnya. Dana bisa ditransfer ke rekening pribadi saya: Rekening BCA (Bank Central Asia) 0885100231 atas nama Reza Alexander Antonius. Lebih lengkapnya lihat di https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/
Terimakasih, Pak Reza. Saya turut mendownload hasil Refleksi Anda. Semoga sehat dan sejahtera 🙏🙏🙏
SukaSuka
Mengapa para murid Yesus, dan jutaan
pengikut Yesus lainnya, tidak pernah berbicara
soal tahun-tahun yang hilang ini? Jawabannya
tidak. Sebaliknya, begitu banyak cerita tentang
Yesus tersebar di berbagai penjuru Timur
Tengah dan Mediterania. (Hal.83)
Apakah ada kekeliruan pada saat penulisan dalam kalimat tanya di atas? Apakah yg Anda maksud adalah:
Apakah para murid Yesus, dan jutaan
pengikut Yesus lainnya, pernah berbicara
soal tahun-tahun yang hilang ini? Jawabannya
tidak. Sebaliknya , begitu banyak cerita tentang
Yesus tersebar di berbagai penjuru Timur
Tengah dan Mediterania.
Terimakasih 🙏
SukaSuka
Terimakasih pak
SukaSuka
Salam hangat selalu. Terima kasih
SukaSuka
Terima kasih. Nanti saya coba lihat.
SukaSuka
Terima kasih kembali
SukaSuka