Berpikir Radikal untuk Melawan Radikalisme Berpikir

malangatana.untitled.tate_-825x510Oleh Reza A.A Wattimena

Sudah lama kami tak berjumpa. Setiap perjumpaan selalu mencerahkan. Ada ide baru yang keluar. Ada kesegaran batin dan intelektual yang ditawarkan.

Pak F. Budi Hardiman, guru saya di bidang filsafat, kini mengajar sebagai guru besar di Universitas Pelita Harapan. Setelah berbicara tentang berbagai hal, kami menyentuh soal radikalisme. Satu argumen yang tajam lahir dari pembicaraan kami. Berpikir radikal, terutama melalui filsafat murni, bisa meluluhkan kencenderungan radikalisme berpikir, yakni berpikir dengan kekerasan ide, kekerasan fisik serta pemaksaan. Lanjutkan membaca Berpikir Radikal untuk Melawan Radikalisme Berpikir

Hidup yang Terbalik

timedotcom
timedotcom

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya, sedang di München, Jerman

Banyak orang kini menjalani hidup yang terbalik. Apa yang buruk dikiranya sebagai baik, dan apa yang baik kini dianggap sebagai sesuatu yang aneh, bahkan jahat. Gejala ini tersebar di berbagai bidang kehidupan, mulai dari politik sampai dengan keluarga. Apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana kita menyingkapinya?

Hidup yang Terbalik

Banyak orang merasa dirinya hidup. Mereka bangun pagi, bekerja, makan lalu tidur. Seumur hidupnya, mereka mengikuti apa kata orang, yakni apa yang diinginkan masyarakatnya untuk dirinya. Mereka memang hidup, tetapi tidak sungguh-sungguh hidup, karena terus tunduk pada dunia di luar dirinya.

Mereka berbuat sesuatu, karena masyarakat menginginkannya. Mereka menolak untuk hidup dalam kebebasan, karena itu menakutkan. Orang-orang ini menjalani hidup-yang-bukan-hidup. Mereka hidup, namun sebenarnya sudah mati. Lanjutkan membaca Hidup yang Terbalik