Darurat Keadaban Publik

658a3d_df49c32cf7b04f15b491f7578c7bc253_mv2Oleh Reza A.A Wattimena

Pertengahan 2020, dunia terasa mencekam. Pandemi COVID 19 menerkam dunia. Banyak orang kehilangan nyawa. Di Indonesia, tak sedikit yang terjerumus ke dalam kemiskinan, karena kesalahan kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah.

Seorang kawan tinggal di apartemen bersama keluarganya di Jakarta Selatan. Ia harus bekerja di rumah. Jakarta sedang mengalami PSBB pada masa itu. Semua orang diminta untuk tetap di rumah, supaya bisa menekan penyebaran virus COVID 19. Lanjutkan membaca Darurat Keadaban Publik

Berpikir Distingtif

istockphoto-1092089394-612x612

Oleh Reza A.A Wattimena

Sore itu, saya berjalan di trotoar Jalan Casablanca, Jakarta. Seperti biasa, Jakarta macet dan kacau. Saya hanya berjalan, dan tak menggunakan kendaraan apapun. Itu pun, ternyata, sulit.

Banyak orang berdagang di trotoar. Banyak supir ojol (ojek online) yang parkir sembarangan di trotoar. Naik kendaraan sulit, dan berjalan di trotoar juga sulit. Saya mesti bagaimana? Lanjutkan membaca Berpikir Distingtif

Belajar Memilah

Morgan Library

Oleh Reza A.A Wattimena

Di Indonesia, kita perlu belajar untuk berpikir terpilah. Artinya, kita perlu belajar untuk membedakan antara ruang publik dan ruang privat. Di dalam ruang publik, kita berperan sebagai warga negara dan bagian dari masyarakat. Di dalam ruang privat, kita berperan sebagai mahluk pribadi dengan pandangan hidup yang khas, namun tetap menghargai hukum serta hak-hak orang lain.

Dua Lapis Kenyataan

Di mata semesta, semuanya adalah satu energi. Tidak ada perbedaan. Fisika modern sudah lama menyatakan hal ini. Energi itu satu, dan tak akan pernah lenyap. Ia hanya berubah. Lanjutkan membaca Belajar Memilah

Ini tentang Ahok…

Ahok dan audit (step-12-11-2013), by Tb Arief Z.
Ahok dan audit (step-12-11-2013), by Tb Arief Z.

Penistaan Agama, Ruang Publik, Permainan Bahasa dan Kritik Diri yang Berkelanjutan

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen Hubungan Internasional, Universitas Presiden, Cikarang

Naskah Pemancing Diskusi untuk “Ngompol” (Ngomong Politik), Fakultas Humaniora, Universitas Presiden, Cikarang, 16 Februari 2017.  

2012 adalah tahun yang amat penting untuk penduduk Jakarta. Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

Keduanya amat fenomenal. Mereka membawa perubahan-perubahan besar bagi perkembangan Jakarta, mulai dari pelaksanaan program Mass Rapid Transportation yang tertunda puluhan tahun, sampai dengan pembebasan Tanah Abang dari cengkraman preman-preman liar.

Tak lama kemudian, Indonesia pun mengalami peristiwa yang mengguncang: Joko Widodo naik menjadi presiden pada 2014. Ahok pun resmi menjadi gubernur Jakarta yang menggantikan Joko Widodo.

Sebagai gubernur, sepak terjang Ahok tak kalah mencengangkan. Birokrasi lambat dan korupsi di kalangan pemerintahan daerah Jakarta dibabat habis. Infrastruktur dan tempat-tempat kumuh juga dibereskan, walaupun banyak mengundang kontroversi. Lanjutkan membaca Ini tentang Ahok…

Menuju Politik Beradab

8e988264adec7eb0564774217c768956
Pinterest

Oleh Reza A.A Wattimena

Belakangan ini, diskusi politik di Indonesia begitu biadab. Suku, ras dan agama dijadikan bahan untuk saling memaki dan mencaci di ranah publik. Orang-orang yang dulunya dianggap cerdas kini berbalik menjadi beringas, mungkin karena sakit hati, karena tak lagi mendapat kue kekuasaan. Berbagai kelompok kepentingan yang pikirannya primitif dibiarkan merajalela di ruang publik, dan menciptakan keresahan sosial.

Mengapa mutu diskusi politik di Indonesia menjadi begitu rendah? Penyebabnya tentu tak sederhana. Akarnya panjang ke masa lalu yang kini terlupakan. Ada tiga hal yang kiranya perlu diperhatikan. Lanjutkan membaca Menuju Politik Beradab

Mahasiswa, Ruang Publik, dan Pendidikan

3.bp.blogspot.com

Dipresentasikan di Universitas Airlangga Surabaya, 19 Mei 2011

Oleh Reza A.A Wattimena

Ruang publik adalah sebuah ruang tempat dibentuk dan dimatangkannya opini publik. Di dalamnya orang-orang berkumpul, saling bertukar pendapat, saling memahami, dan sampai pada satu keputusan tentang satu masalah di dalam hidup bersama. (Wattimena, 2007)

Misalnya ada masalah terkait seorang mahasiswa yang terpaksa putus kuliah. Pihak BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) Fakultas akan menanyakan penyebab utama dari peristiwa ini kepada dekanat. Lalu pihak BLM juga akan bertanya kepada mahasiswa terkait, apakah ia menerima keputusan ini dengan lapang dada. Jika ada masalah maka BLM akan membuat forum.

Forum ini bertujuan untuk dua hal, yakni perubahan keputusan, atau menjelaskan keputusan yang telah dibuat, sehingga seluruh pihak yang terkait bisa memahaminya. Tujuan forum adalah memberi legitimasi bagi setiap keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama.  Lanjutkan membaca Mahasiswa, Ruang Publik, dan Pendidikan