“Religiosus Corruptus”

5a53444157cb01d54c8e75b677ebaee9Oleh Reza A.A Wattimena

Jam 7 pagi, Jakarta Timur, saya pergi mencari sarapan. Terdengar suara keras sekali di rumah ibadah terdekat. Ada orang bernyanyi-nyanyi dengan keras dalam bahasa asing. Suaranya sumbang, dan sangat menganggu lingkungan sekitar.

Kejadian ini sudah berulang. Warga sudah mengeluh, dan melapor ke pemerintah. Namun, laporan diabaikan. Pelanggaran peraturan dan gangguan ketenangan masyarakat tetap terjadi. Lanjutkan membaca “Religiosus Corruptus”

Pendidikan sebagai “Tindakan Kriminal”

1eb6c4ac57e8735ba4e0c513cc796f34--guns-artsy-fartsy

Pendidikan sebagai “Tindakan Kriminal”

Oleh Reza A.A Wattimena

Tak terhitung lagi keluhan yang saya dengar dari para orang tua. Orang-orang seumuran saya, sekitar 35-40 tahun, kini menjadi orang tua muda. Anak-anak mereka kini memasuki sekolah dasar. Begitu banyak tantangan dan kebingungan yang harus mereka alami.

Begitu banyak yang harus dipelajari oleh anak mereka yang berusia sangat muda. Banyak pula yang sungguh sulit, dan sungguh tak berguna. Anak dihabisi dengan materi pelajaran yang menyiksa batin maupun fisik mereka. Tak sedikit anak, dan juga orang tuanya, yang mengalami tekanan batin berat, karena semua ini. Lanjutkan membaca Pendidikan sebagai “Tindakan Kriminal”

Buku Filsafat Terbaru: Filsafat untuk Kehidupan, Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan

WhatsApp Image 2022-10-12 at 12.23.16

Info Buku:
ISBN: 978-979-21-7376-5
Penulis: Reza A.A. Wattimena
Penerbit: Kanisius
Terbit: 2022
Halaman: 424
Dimensi: 15.5 x 23 cm
Berat: 650 gram

Pembelian bisa langsung di toko online, Media Sosial atau Kontak Penerbit Kanisius Yogyakarta

Sudah lama, filsafat dianggap sebagai ilmu yang murni akademik. Filsafat disamakan dengan kegiatan mengutip pendapat dari orang yang sudah mati, supaya terlihat cerdas. Filsafat pun menjadi ajang mengutip nama belaka, atau konsep-konsep rumit dalam bahasa asing. Ini yang sangat saya hindari.

Biasanya, kata-kata yang dikutip diambil dari bahasa Yunani Kuno, Latin atau Jerman. Dengan menggunakan kata-kata rumit, orang terlihat cerdas di mata orang lainnya. Di masyarakat miskin pemikiran kritis, pemikir gadungan menjadi selebriti. Ini juga yang mesti disadari, dan dihindari. Lanjutkan membaca Buku Filsafat Terbaru: Filsafat untuk Kehidupan, Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan

Mengembalikan Fungsi Hakiki Polisi

5864d0638a9f5df9d9032c2780e8ec89Oleh Reza A.A Wattimena

Pengalaman saya dengan polisi tak selalu bagus. Beberapa kali, saya dipaksa untuk menyuap polisi di jalan raya. Satu kali saya dimintai uang tak jelas di kantor polisi, karena kasus yang juga tak jelas. Lainnya, saya melihat mereka bekerja keras mengatur lalu lintas ibu kota yang kacau balau.

Belakangan ini, saya banyak bekerja dengan polisi. Saya memperhatikan, bagaimana cara berpikir mereka. Ada niat besar dari dalam institusi kepolisian Indonesia untuk sungguh memperbaiki diri. Tantangan terbesar adalah budaya lama yang korup, sehingga membuat polisi mendiamkan, bahkan ikut serta, di dalam pelanggaran hukum, serta krisis kepemimpinan yang terjadi di dalamnya. Lanjutkan membaca Mengembalikan Fungsi Hakiki Polisi

Legitimasi sebagai Roh Demokrasi

s-l500

Oleh Reza A.A Wattimena

Atas nama agama, ia membunuh orang lain. Ia mengorbankan diri dan keluarganya. Mereka membawa peledak pembunuh massal di rumah ibadah agama lain. Banyak orang meninggal, dan seluruh bangsa mengalami shock.

Mereka melakukan kekerasan dengan sewewang-wenang. Dasarnya adalah kebodohan. Tidak ada legitimasi, atau persetujuan dari masyarakat luas atasnya. Indonesia sudah kenyang dari aksi kekerasan semacam ini, mulai dari Bom Malam Natal, Bom Bali sampai dengan Bom Gereja. Lanjutkan membaca Legitimasi sebagai Roh Demokrasi

Tentang Agama Pemerkosa

consciousness-being-raped-by-ego-darwin-leonOleh Reza A.A Wattimena

Terjadi lagi, institusi agama terlibat dalam pemerkosaan. Sudah berulang kali, hal ini terjadi. Perempuan-perempuan muda menjadi korban pemuka agama bernafsu besar, namun nurani serta akal sehat yang sudah lenyap. Banyak orang tua tertipu, sampai akhirnya terlambat, karena anaknya sudah hamil diperkosa oleh pemuka agama yang ia percaya. Dalam hati saya bertanya, sampai kapan kita mau sungguh belajar?

Kejadian ini tidak hanya melibatkan satu agama. Ada agama lain, dengan rumpun serupa, melakukannya selama puluhan tahun. Korbannya mayoritas adalah anak-anak kecil pria yang menjadi calon pemuka agama. Namun, karena dukungan uang dan kelicikan, kasus itu terpendam dalam di Indonesia. Lanjutkan membaca Tentang Agama Pemerkosa

Fenomena “Mazhab Jembatan Serong”

17.sekolah-tinggi-filsafat-driyarkara-660x330Oleh Reza A.A Wattimena

Banyak pencerahan yang saya alami, ketika  belajar di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara (selanjutnya STFD), Jakarta. Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya diajak berpikir mendalam tentang kehidupan. Tidak hanya itu, saya juga diajak menanggapi secara kritis dan sistematik semua yang saya pelajari, termasuk keadaan sosial politik ekonomi yang terjadi di sekitar. Para pengajar yang bermutu tinggi bersikap sangat terbuka dan egaliter, sehingga STF Driyarkara, di masa itu, dapat dianggap sebagai komunitas akademik terbaik tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Ini terjadi pada 2002 sampai 2008 lalu. Di 2022 ini, saya masih dekat dengan salah satu dosen saya, yakni Pak Fransisco Budi Hardiman. Dia juga salah satu alumnus dari STF Driyarkara yang memiliki pengaruh besar di Indonesia. Dalam salah satu percakapan di media sosial, kami sempat berbincang tentang Mazhab Jembatan Serong yang menjadi ciri khas dari STF Driyarkara, persis karena STF memang terletak di Jembatan Serong, Cempaka Putih, Jakarta Timur. Lanjutkan membaca Fenomena “Mazhab Jembatan Serong”

Agama Kematian Serta Kedunguan Kita

tumblr_93550abf59a1d7b38df3347aef4a8bb2_abb4d1a2_500Oleh Reza A.A Wattimena

Juni 2022, agama kematian itu membuat masalah lagi. Ia membuat onar di ibu kota Jakarta. Ia membuat resah seluruh nusantara. Ia menganggu kemajuan kita sebagai bangsa.

Agama kematian yang bodoh dan dangkal itu berani menantang Pancasila. Ia juga berani menantang agama dan kearifan nusantara. Ia mesti disikat habis, sampai ke akar. Penegak hukum harus tegas, dan pendidikan maupun hidup beragama di Indonesia harus dirombak total, sampai ke akar. Lanjutkan membaca Agama Kematian Serta Kedunguan Kita

Apa Kekuatan “Supranatural” Anda?

Secret-Bali-3-1024x682Oleh Reza A.A Wattimena

Masyarakat Bali memang unik. Sudah hampir dua bulan, saya menetap disini. Saya menginap di sebuah tempat di Ubud. Hari itu masih pagi, dan saya hendak keluar untuk membeli sarapan.

Tiba-tiba, ada bapak-bapak menyapa. Good morning, mister. Saya menjawab dengan bahasa Bali, rahajeng semeng. Dengan lugas, dia bertanya, aura anda kuat sekali, apa kekuatan supranatural anda? Lanjutkan membaca Apa Kekuatan “Supranatural” Anda?

Beringin Rumah Kita

Pohon beringinOleh Reza A.A Wattimena

Siapa yang mengunjungi Bali, ia sudah mengunjungi surga. Tak hanya saya yang merasa seperti ini. Ratusan juta orang di seluruh dunia merasakannya. Banyak pula yang lupa, bahwa Bali adalah bagian dari Indonesia (negara yang terus digerogoti korupsi, kesenjangan sosial besar dan radikalisme agama).

Di Bali, saya sangat suka berkeliling dengan sepeda motor. Saya tidak berkunjung ke tempat-tempat yang biasa didatangi para wisatawan. Saya masuk ke desa-desa terpencilnya, jauh dari sentuhan pariwisata. Semua serba indah, asri, harmonis dan wangi semerbak dupa di segala penjuru. Lanjutkan membaca Beringin Rumah Kita

Tiga Pertemuan: Urban Zen, Tawaran Kejernihan untuk Manusia Modern

WhatsApp Image 2022-05-18 at 6.43.17 PMWebinar bersama Forum Kader Pemikir Islam Indonesia dan Lembaga Studi Agama dan Filsafat 

Bagaimana menemukan kejernihan di tengah jaman yang semakin membingungkan ini? Bagaimana mendapatkan kedamaian hati dan arah hidup yang tepat di tengah cengkraman politik korup, bencana ekologis, krisis ekonomi bergantian, radikalisme agama dan ancaman perang dunia ketiga? Di dalam tiga pertemuan ini, kita akan belajar bersama untuk menjawab dua pertanyaan itu sampai tuntas.

Pertemuan 1: Sejarah dan Dasar Filosofis Zen (4 Juni 2022)

Pertemuan ini membahas sejarah dan filsafat Zen. Akan dibahas arti dasar kata Zen, dan bagaimana ia berkembang di dalam sejarah. Akan dibahas juga ontologi, epistemologi dan aksiologi dari Zen. Pertemuan ini memberikan dasar pemahaman konseptual untuk Zen. Lanjutkan membaca Tiga Pertemuan: Urban Zen, Tawaran Kejernihan untuk Manusia Modern

Apakah Pria Indonesia Berotak Kotor?

Surreal-portraits-of-women-painted-by-an-Iranian-artist-5710dae922d86__880Oleh Reza A.A Wattimena

Seorang teman bercerita. Ia berjalan di bilangan Pasar Baru, Jakarta. Ini tempat belanja klasik. Banyak barang yang menarik untuk dilihat.

Tiba-tiba terdengar suara pria. Hei, cewek, dari mana? Pertanyaan itu dibarengi dengan siulan yang terkesan kurang ajar. Teman saya kaget. Hari gini, masih ada orang “kampungan” yang suka menggoda perempuan di jalan? Lanjutkan membaca Apakah Pria Indonesia Berotak Kotor?

DUNGU

unnamedOleh Reza A.A Wattimena

Alkisah, seorang pemuda hendak melihat mentari terbit. Katanya, setiap jam 3 pagi, ia sudah bangun, dan mempersiapkan diri. Matahari, baginya, adalah sumber kehidupan. Setiap hari, ia pun menantinya terbit.

Setelah bangun, ia mandi. Segera, ia memakai baju yang baru, supaya tampak sopan di hadapan sang sumber kehidupan. Ia pun menghadap Barat. Sabar menanti, ia terus berdiri, dan terus berharap. Lanjutkan membaca DUNGU

Pedagogik Kemunafikan

hypocriteOleh Reza A.A Wattimena

Pagi hari, sekumpulan perempuan itu berkumpul. Mereka mengenakan pakaian religius tertentu. Sekujur tubuh tertutup, dari kepala sampai ujung kaki. Di negara tropis yang hangat, hal tersebut sungguh tak masuk akal sehat.

Mereka terlihat alim. Perilakunya terkontrol, seperti sapi yang hendak digiring ke pemotongan. Konon, katanya, di sekolah, mereka dipaksa untuk menghafal ajaran agama tertentu. Menghafal dan kepatuhan buta adalah ajaran mutlak di sistem pendidikan Indonesia yang sangat bobrok ini. Lanjutkan membaca Pedagogik Kemunafikan

Seminar: Etika dan Moral di dalam Dunia Digital

Eposter_Kelas Filsafat Mei 1Eposter_Kelas Filsafat Mei 2
Masih dalam tema besar “Manusia dan Dunia Digital”, kelas filsafat pada putaran kedua ini membahas bagaimana pemikiran Kant, pemikiran kaum Stoa, pemikiran Karl Marx, hingga Buddhisme dapat memecahkan soal etika di dunia digital. Daftar sekarang melalui https://tiket.salihara.org/event/etika-moral-dan-dunia-digital/ 

Mengapa Kita Bodoh?

da84a4c5e17b2f6bd49f6abb3b708786Oleh Reza A.A Wattimena

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki garis pantai yang sangat panjang. Namun, sampai detik tulisan ini dibuat, kita masih saja membeli garam dari negara lain. Padahal, laut di Indonesia jauh lebih luas dari daratan yang ada. Ini salah satu kebodohan kita.

Garis pantai kita sepanjang 54.716 km. Dengan garis pantai seluas itu, dengan mudah bangsa kita membuat tambak garam yang amat besar. Hanya kehendak politik dan kompetensi yang dibutuhkan. Namun, setiap tahunnya, kita masih saja impor garam. Lanjutkan membaca Mengapa Kita Bodoh?

Buku Terbaru: Merancang Revolusi Pendidikan Indonesia Abad 21

1647411890Oleh Reza A.A Wattimena

Pendidikan adalah urusan semua orang. Ia bukanlah semata urusan pemerintah, atau ahli pendidikan semata. Pepatah lama mengatakan, bahwa dibutuhkan satu desa untuk membesarkan seorang anak. Pendidikan adalah sebuah upaya bersama yang membutuhkan landasan nilai, sekaligus usaha bersama dari seluruh masyarakat.

Mutu pendidikan mempengaruhi mutu kehidupan masyarakat di masa kini dan masa depan. Segala bentuk kejahatan, mulai dari pencurian, pembunuhan, pemerkosaan sampai dengan korupsi, berakar pada kegagalan sebuah masyarakat mewujudkan sistem dan filsafat pendidikan yang bermutu tinggi. Mutu pendidikan juga mempengaruhi masa depan sebuah bangsa. Kemampuan sebuah bangsa untuk tetap ada dan terlibat di dalam pembentukan masyarakat global yang adil dan makmur amat ditentukan dari mutu pendidikan di dalamnya. Lanjutkan membaca Buku Terbaru: Merancang Revolusi Pendidikan Indonesia Abad 21

Keadaan Demokrasi Kita

79bf9763a9747df3da54b1ce79994397Oleh Reza A.A Wattimena

Dalam salah satu wawancaranya dengan BBC, kantor berita nasional Inggris, pada 2020 lalu, Presiden Jokowi menyinggung soal demokrasi. Baginya, demokrasi adalah keterbukaan pada ketidaksetujuan. Banyak orang yang mengritik kebijakannya, terutama terkait dengan penegakan HAM, dan kelestarian lingkungan. Itu sah, dan merupakan bagian dari demokrasi, begitu kata Jokowi.

Jawaban ini salah total. Demokrasi bukan hanya soal memperbolehkan ketidaksetujuan, lalu mengabaikannya. Ini namanya pemerintahan tuli. Sebaliknya, demokrasi tidak boleh tuli. Kritik diberikan ruang, didengarkan lalu dipelajari, apakah isinya bisa dan harus diterapkan, atau tidak. Lanjutkan membaca Keadaan Demokrasi Kita

Penyakit-Penyakit Lama dari “Negara Republik Oligarki” Indonesia

0_1opthal5_465_801_int-1Oleh Reza A.A Wattimena

PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) baru saja merayakan hari lahirnya yang ke 49 pada 10 Januari 2022 kemarin. Di dalam perayaan itu, Megawati Soekarno Putri, sebagai ketua umum, mengajukan beberapa kritik.

Salah satunya sungguh mengena di saya. Ia berkata, bahwa banyak Undang-undang di Indonesia tak sesuai dengan UUD. Secara langsung, ia menegur Puan Maharani, Ketua DPR RI, yang adalah putrinya sendiri. Lanjutkan membaca Penyakit-Penyakit Lama dari “Negara Republik Oligarki” Indonesia