Ancaman Berbisa Ular Kobra

Cobra, Drawing by Miro Gradinšćak | ArtmajeurOleh Reza A.A Wattimena

Kerajaan Inggris menguasai India di abad 19 yang lalu. Pada masa itu, ada masalah besar di Delhi. Ular Kobra menjadi wabah di sana. Begitu banyak ular Kobra berbisa racun yang berkeliaran di kota, sehingga mengancam kehidupan masyarakat umum.

Pemerintah Inggris berupaya mencari jalan keluar. Mereka menawarkan hadiah bagi orang yang berhasil menangkap ular Kobra beracun tersebut, dan membawanya ke pihak yang berwajib. Kebijakan itu sukses besar. Begitu banyak ular kobra yang ditangkap, dan diberikan ke pemerintah. Lanjutkan membaca Ancaman Berbisa Ular Kobra

Timeo Ergo Sum (Aku Takut, Maka Aku Ada)

When I have fears 14. Acrylic on canvas, 80 x 60 c... - TumbexOleh Reza A.A Wattimena

Di dalam sebuah wawancara oleh Deutsche Welle, Televisi Nasional Jerman, Heinz Bude, pemikir Jerman, diajukan pertanyaan yang singkat namun tajam. Apa lawan dari rasa takut? Jawabnya: Harapan. Mengapa?

Harapan, kata Bude, berpijak pada pemahaman, bahwa keadaan saat ini bukanlah keadaan terakhir. Perubahan ke arah yang lebih baik masih mungkin terjadi. Saat ini, yang mungkin merupakan saat yang menyakitkan, masih bisa dilampaui. Harapan adalah musuh terbesar dari rasa takut, begitu tegas Bude. Lanjutkan membaca Timeo Ergo Sum (Aku Takut, Maka Aku Ada)

Apa yang Harus Dilakukan, Jika Negara Memperbodoh dan Mempermiskin Rakyatnya Sendiri?

Influences of Surrealism | HiSoUR - Hi So You AreOleh Reza A.A Wattimena

Juli 2021, Indonesia di ambang bencana. Pandemik COVID 19 masih menghantui. Pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang salah total terkait bencana ini. Rakyat pun semakin sulit hidupnya.

Jutaan pandangan sudah diajukan. Namun, semua tampak diabaikan. Pemerintah terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Dewan perwakilan rakyat pun tidak pernah sungguh mewakili kepentingan rakyat, melainkan hanya memperkaya diri sendiri dan partai semata. Negara tampak tuli pada suara dan kepentingan rakyatnya. Lanjutkan membaca Apa yang Harus Dilakukan, Jika Negara Memperbodoh dan Mempermiskin Rakyatnya Sendiri?

CERIA di Hadapan Bencana

Born to be wild" by Joerg Peter Hamann, Landscapes: Sea/Ocean, Emotions: Joy,  Painting

Oleh Reza A.A Wattimena

Bencana bukanlah hal baru di dalam hidup manusia. Bencana juga bukan hal baru bagi bumi ini.

Sebenarnya, tidak ada yang disebut bencana. Itu hanyalah konsep yang dibuat oleh manusia.

Bumi hanya bergerak dan berubah. Ia hanya mengikuti hukum-hukum alam sebagaimana adanya. Lanjutkan membaca CERIA di Hadapan Bencana

Andaikan Saya Presiden RI di Masa Pandemi

Coronavirus crisis on the Earth. COVID-19 by Olga Nikitina (2020) :  Painting Oil on Canvas - SINGULARTOleh Reza A.A Wattimena

Saya kecewa sekali dengan cara pemerintah Indonesia menangani pandemi. Semakin hari, rasa gemas semakin menguat di dalam diri.

Pandemi ini tidak hanya mengancam nyawa rakyat, tetapi juga meruntuhkan moral bangsa. Semakin hari, semakin banyak orang yang tidak lagi percaya pada pemerintah.

Mereka juga hidup semakin miskin. Bukan karena gagal dalam persaingan bisnis, tetapi karena kesalahan kebijakan pemerintah yang membuat mereka hidup dalam ketakutan dan kemiskinan.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diturunkan menjadi 3,8% dari sebelumnya 4%. Ini terjadi, karena ketidakpastian ekonomi, akibat perubahan kebijakan pemerintah yang begitu drastis di dalam menanggapi pandemi COVID 19.

Itu bukanlah sekedar angka semata. Di tengah meningkatnya jumlah penduduk, yang kini sudah melampaui 270 juta serta terus bertambah, rendahnya pertumbuhan ekonomi berarti, pendapatan rakyat semakin rendah, dan kemiskinan juga meluas. Lanjutkan membaca Andaikan Saya Presiden RI di Masa Pandemi

Kebijaksanaan yang Menyembuhkan

Steven Kenny; Deer's Wisdom: Gentleness in word, thought/touch, Ability to  listen, Grace/appreciation for balance, Understanding wha… | Art, Surreal  art, Surrealism

Gambar dari Steven Kenny

Oleh Reza A.A Wattimena

Satu lagi teman dekat saya mendapatkan diagnosis positif COVID 19. Ini adalah satu berita di antara berbagai berita serupa yang kerap mendatangi saya beberapa bulan belakangan. Tak ada gejala yang membahayakan. Hanya badan terasa lemas, dan nafsu makan menurun.

Memang, sakit adalah bagian dari kehidupan. Orang hidup pasti akan mengalami sakit. Dapatlah dikatakan, bahwa sakit justru merupakan saatnya beristirahat. Orang diputus dari kegiatannya sehari, dan beristirahat untuk memulihkan diri. Lanjutkan membaca Kebijaksanaan yang Menyembuhkan

Jerit Para Manusia Perak

Image result for manusia perakOleh Reza A.A Wattimena

Manusia perak adalah orang-orang yang mengecat seluruh tubuhnya dengan cat perak. Tujuan mereka adalah untuk menarik perhatian orang, supaya mendapatkan pemberian uang. Mereka adalah pengemis generasi pandemi. Mereka sering ditemukan di lampu merah ibu kota, sambil telanjang kaki dan memohon sumbangan.

Mereka banyak tampil di jalan-jalan Jakarta, setelah kebijakan pemerintah tentang Pandemi tiba. Segala kegiatan sosial, mulai dari bekerja sampai rekreasi, dibatasi. Alasannya demi mengurangi penyebaran infeksi virus COVID 19. Bersama dengan itu, jutaan usaha mengalami kesulitan, bangkrut dan banyak orang jatuh ke dalam jurang kemiskinan. Lanjutkan membaca Jerit Para Manusia Perak

Artikel Kompas: Menimbang COVID 19 di Awal 2021

Screenshot (79)

Diterbitkan di Kompas 17 Januari 2021

Oleh Reza A.A Wattimena

            Tak ada kata yang lebih menakutkan sekarang ini selain “Positif COVID”. Stigma yang menempel pada kata ini begitu kuat. Orang yang mengalaminya ditakuti, sekaligus memperoleh banyak simpati (yang kerap tak sungguh tulus dari hati). Setelah sembuh pun, ia masih terus hidup dalam isolasi.

            Pertemanan terpecah. Keluarga pun saling mencurigai. Stigma “Positif COVID” bisa berlangsung seumur hidup, tanpa pernah sungguh berhenti. Lanjutkan membaca Artikel Kompas: Menimbang COVID 19 di Awal 2021

Bijaksana Saat “Dipaksa Jeda”

Tommy-Web-4
Karya Tommy Fung dari Hongkong

Oleh Reza A.A Wattimena

Saya punya hobi baru, yakni berkeliling Jakarta di malam hari, bahkan sampai subuh. Tenang, saya bukan Batman. Saya tidak berburu penjahat di malam hari. Saya hanya menikmati sejuk dan indahnya kota masa kecil saya di malam hari.

Saya mengendarai motor, dan kerap berjumpa dengan tukang pompa ban. Biasanya, mereka sedang tidur, atau melamun. Lalu, saya kagetkan, karena saya mau menambah angin ban. Percakapan kami pun dimulai. Lanjutkan membaca Bijaksana Saat “Dipaksa Jeda”

Merindukan Sosok “Ilmuwan-Pemimpin”

3589995-WRSNONSJ-7
Carmelo Margarone

Oleh Reza A.A Wattimena

Angela Merkel, Kanselir Jerman, memang sangat luar biasa. Di tengah pandemik virus global, ia memimpin sebuah negara dengan cara berpikir ilmiah yang amat tajam. Ia mengumpukan informasi. Ia bersikap jujur tentang data yang ada, dan apa yang belum diketahuinya. Alhasil, Jerman adalah salah satu negara yang berhasil menangani pandemik COVID 19 ini dengan nyaris sempurna.

Yang mengerikan sebenarnya bukan virus Covid 19 itu sendiri. Kita sudah berulang kali diserang oleh virus yang membawa petaka besar. Yang mengerikan adalah “pandemik pikiran manusia” (pandemic of the mind) itu sendiri. Ini adalah keadaan, ketika kebohongan dan sikap panik meracuni dunia, sehingga bangsa-bangsa hidup dalam kecemasan dan ketakutan yang berlebihan. Lanjutkan membaca Merindukan Sosok “Ilmuwan-Pemimpin”