Sekelumit Cerita Tentang Otak

25 Stunning Surreal Illustrations and Creative Photo Manipulation ...
Igor Morski

Oleh Reza A.A Wattimena

Memahami kesadaran manusia, itulah yang mendorong saya masuk ke gerbang pintu penelitian tentang otak. Kesadaran tak bisa dilepaskan dari diri. Jati diri yang menentukan identitas manusia dalam hidupnya. Jati diri pula yang menentukan pola pembuatan keputusan, sekaligus perilakunya sehari-hari.

Panpsikisme, Jati Diri dan Otak

Dunia juga terkesima dengan panpsikisme. Inilah pandangan yang menyatakan dengan lugas, bahwa alam tak sepenuhnya materi. Yang material selalu berdampingan dengan yang spiritual. Ini mencakup seluruh alam semesta.

Ini semua mengarah pada kajian tentang otak. Benda kecil, namun amat menentukan dalam hidup manusia. Ia adalah organ biologis untuk melakukan dua hal, yakni menyimpan ingatan, sekaligus koordinasi fungsi-fungsi organ lainnya dalam tubuh.

Otak juga menentukan jati diri mausia. Ia adalah gudang ingatan. Identitas sosial kita terekam di dalam otak. Namun, yang ada dalam otak bukan hanya ingatan kita, melainkan ingatan nenek moyang kita, maupun ingatan semesta.

Otak merekam ingatan lintas generasi. Warna kulit lahir dari hormon yang terkait dengan otak. Ini merupakan turunan dari nenek moyang yang hidup ribuan tahun sebelumnya. Tak hanya itu, di dalam diri manusia, ada unsur-unsur yang menciptakan galaksi maupun bintang-bintang di alam semesta.

Ingatan juga terkait dengan kesadaran. Jika ada ingatan, lalu siapa yang mengingat? Jawabannya adalah kesadaran yang mengingat. Soal kesadaran merupakan salah satu soal yang paling sulit sekaligus menarik di dalam kajian otak. Yang pasti, kesadaran itu ada, namun ia tak memiliki tempat di dunia material.

Otak dan Kenyataan

Otak juga merupakan jembatan menuju kenyataan. Namun, manusia hanya bisa menangkap kenyataan yang diterima panca indera, dan otaknya. Ia tak bisa menangkap kenyataan pada dirinya sendiri. Ia di luar panca indera, maka tak bisa sungguh dipahami.

Jika semua terkait dengan otak, dimana kebebasan? Keputusan manusia dibuat tidak dari kebebasan. Setiap keputusan lahir dari apa yang ditangkap panca indera, kemudian digabungkan dengan ingatan yang sudah ada sebelumnya. Maka dari itu, tanggapan setiap orang unik, karena pengalaman dan ingatan setiap orang juga unik.

Namun, di balik ingatan dan cerapan inderawi, siapa yang ada? Apa yang ada? Kehidupan atau kesadaran, itulah jawaban yang sekarang muncul. Ia tak memiliki letak di dunia materi, maka ia masih terus menjadi misteri bagi para ahli.

Dalam arti ini, kehidupan adalah tarian antara fisik dan non fisik. Kehidupan adalah campuran yang terus berubah antara cerapan inderawi, ingatan dan kesadaran. Berbicara tentang kesadaran, kita kembali ke panpsikisme. Apakah seluruh alam semesta adalah kesadaran? Ini soal lain yang bisa dibahas di kajian berikutnya.

Penelitian tentang otak juga memberikan dasar kokoh bagi kita untuk memikirkan ulang konsep diri manusia, kenyataan dan kebebasan. Ia tidak lagi menjadi spekulasi kosong para filsuf. Ia tidak lagi hanya teori abstrak, tanpa dasar yang kokoh di kenyataan. Sesuai dengan semangat ilmu pengetahuan modern, penelitian tentang otak memberikan dasar pengalaman nyata dan terukur bagi filsafat yang terus mencoba memahami pengalaman hidup manusia yang semakin kompleks.

 

 

Diterbitkan oleh

Reza A.A Wattimena

Pendiri Rumah Filsafat. Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Beberapa karyanya: Menjadi Pemimpin Sejati (2012), Filsafat Anti Korupsi (2012), Tentang Manusia (2016), Filsafat dan Sains (2008), Zen dan Jalan Pembebasan (2017-2018), Melampaui Negara Hukum Klasik (2007), Demokrasi: Dasar dan Tantangannya (2016), Bahagia, Kenapa Tidak? (2015), Cosmopolitanism in International Relations (2018), Protopia Philosophia (2019), Memahami Hubungan Internasional Kontemporer (20019), Mendidik Manusia (2020), Untuk Semua yang Beragama (2020), Terjatuh Lalu Terbang (2020), Urban Zen (2021), Revolusi Pendidikan (2022), Filsafat untuk Kehidupan (2023), Teori Transformasi Kesadaran (2023) dan berbagai karya lainnya.

8 tanggapan untuk “Sekelumit Cerita Tentang Otak”

  1. Proficiat..untuk tulisan bernas dan inspiratif dari Reza A.A. Wattimena…

    Suka

  2. die obige erklärung ist mir zu hoch zu verstehen und trotzdem ist es sehr interessant zu wissen, was alles so verbindet und verknüpft.
    vielen dank !!

    Suka

  3. Saya salut mas reza dengan topik neurosain dan psikoneurosain dari beberapa artikelnya mas reza sebagai satu terobosan pemikiran seperti Stuar Hameroff, Penrose , Andrew newberg , mario beauregard
    yang sedikit banyaknya telah membuka spiritual bukan hanya mistisisme semata tapi sangat sangat ilmiah , belasan tahun kebelakang saya pernah membaca bagaimana dalai lama dan richard dawkin memakai God Helmet ( helm tuhan) , semoga sukses dalam penelitiannya dan sukses membuka cakrawala baru ” pelangi spiritual”…..

    Tabya pun

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.