Tujuan Hidup Manusia

cyril-rolando-digital-illustrations-3Oleh Reza A.A Wattimena

Dari kecil, karena lahir di Indonesia, saya langsung dijejali ajaran agama. Saya diajarkan, bahwa tujuan manusia hidup adalah memuliakan Tuhan. Manusia diciptakan dan dirawat oleh Tuhan. Maka, ia harus menyembah dan memujanya.

Saya juga diajarkan, supaya berharap pada berkah dari Tuhan. Saya memujanya, supaya Ia memberikan keberuntungan dalam karir, kesehatan dan kelancaran dalam hidup. Dengan memuja Tuhan, saya berharap dapat diberikan kemudahan. Ini semua omong kosong. Lanjutkan membaca Tujuan Hidup Manusia

Menyelami Kerinduan dari Yang Tertindas

9103411-WFBRQQLO-7Tulisan ini dimuat di Harian Kompas 11 Februari 2024

Oleh Reza A.A Wattimena, Pendiri Rumah Filsafat, Pengembang Teori Kesadaran, Agama dan Politik

Pengalaman tertindas adalah pengalaman universal manusia. Ia bisa dalam bentuk penindasan fisik, seperti perbudakan dan penjajahan. Namun, ia juga bisa mengambil bentuk lebih halus, yakni penindasan mental dan spiritual. Selama ratusan tahun, di bawah bendera kolonialisme Eropa dan Jepang, Indonesia mengalami keduanya.

Di balik setiap penindasan, selalu adalah gerakan perjuangan untuk melawan. Energi yang menekan akan ditanggapi dengan energi serupa yang melawan. Ini kiranya tidak hanya berlaku di dunia fisika dalam bentuk hukum ketiga mekanika Newton. Dunia sosial budaya pun memiliki pola serupa. Lanjutkan membaca Menyelami Kerinduan dari Yang Tertindas

Publikasi Jurnal Ilmiah Terbaru: Mengapa Manusia Menjadi Teroris?

862478bf-f657-406a-b8ac-1c9fff3434d8

Oleh Reza A.A Wattimena

Diterbitkan di the Ary Suta Center Series on Strategic Management April 2024 Volume 65

Tulisan ini merupakan upaya untuk memahami motivasi terdalam dari gerakan terorisme. Ada empat motivasi dasar, yakni etnis-nasionalitas, sosial-revolusioner, keadilan vigilantik dan religius. Keempat motivasi ini terlihat terpisah. Namun, dalam banyak keadaan, keempatnya kerap saling terhubung, tanpa terpisahkan. Tulisan ini diawali membahas makna terorisme, unsur dasarnya dan berujung pada penggalian motivasi yang mendorong gerakan teroris tersebut. Contoh-contoh akan diberikan secukupnya untuk penjelasan.

Kata-kata Kunci: Teror, Terorisme, Terorisme Etnis-nasionalistik, Terorisme Sosial-Revolusiner, Terorisme Vigilantik, Terorisme Religius.

Silahkan diunduh langsung disini: Kerinduan Batin Para Teroris

Ugal-ugalan

chaos-after-the-news-darwin-leonOleh Reza A.A Wattimena

Ah, berkendara di Jakarta, rasanya seperti di neraka. Motor melawan arah. Ditegur, justru ia semakin galak. Mobil mengebut di jalan ramai. Sama saja, ditegur, justru ia semakin ganas, (apalagi kalau punya saudara jendral). Ini namanya berkendara secara ugal-ugalan.

Yang jualan pun punya sikap serupa. Trotoar pejalan kaki digunakan untuk jualan. Ditegur, justru ia semakin galak. Katanya, ia mencari nafkah, tapi kok justru menyusahkan orang lain. Ini namanya berjualan ugal-ugalan. Lanjutkan membaca Ugal-ugalan

Buku Terbaru: Kesadaran, Agama dan Politik; Beberapa Teori

Kesadaran, agama dan politikBuku ini adalah kumpulan tiga teori yang saya kembangkan. Ada tiga teori, yakni teori transformasi kesadaran, teori tipologi agama dan teori politik progresif inklusif. Pijakannya adalah penelitian saya di bidang filsafat, politik dan neurosains selama lebih dari dua puluh tahun. Selamat membaca, dan semoga menemukan pencerahan.

Jakarta, April 2024

Reza A.A Wattimena

Silahkan diunduh di: Kesadaran, agama dan politik

===

Rumah Filsafat kini bertopang pada Crowdfunding, yakni pendanaan dari publik yang terbuka luas dengan jumlah yang sebebasnya. Dana bisa ditransfer ke rekening pribadi saya: Rekening BCA (Bank Central Asia) 0885100231 atas nama Reza Alexander Antonius. Lebih lengkapnya lihat di https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/

Buku Terbaru: Politik Progresif Inklusif, Sebuah Teori

Cover buku politik progresifOleh Reza A.A Wattimena

Politik dianggap sebagai soal perebutan kekuasaan. Berbagai cara culas dan busuk dilakukan didalamnya. Nilai-nilai luhur kehidupan, seperti kejujuran dan keadilan, seolah tak lagi bermakna. Pandangan itulah yang harus diubah.

Politik harus dimaknai ulang. Ia bukanlah tindakan berkubang di dalam kerakusan dan keculasan. Politik adalah soal upaya menata kelola beragam sumber daya yang ada, sehingga kebaikan bersama bisa menjadi nyata. Inilah inti dari politik progresif inklusif yang saya kembangkan di dalam buku ini. Politik harus kembali menjadi panggilan luhur yang mengobarkan dada kita dengan semangat serta ketulusan untuk mengabdi. Lanjutkan membaca Buku Terbaru: Politik Progresif Inklusif, Sebuah Teori

Menyadari Sang Sadar

fbf94a43063bb4aeba7b9458215430f9Oleh Reza A.A Wattimena

Siapa yang ini yang sedang membaca? Unsur apa di dalam diri anda yang sedang membaca? Jawabannya bukan mata, dan bukan otak. Mayat memiliki mata dan otak, namun mereka tak lagi mampu membaca.

Di dalam tradisi Zen, pertanyaan ini menjadi bahan perenungan di dalam hening. Rumusannya begini: siapa yang menggiring mayat ini? Ada sesuatu di dalam diri manusia yang membuatnya hidup, dan bergerak. Jadi, siapa yang menggiring mayat ini? Lanjutkan membaca Menyadari Sang Sadar

Setetes Kejernihan di Tengah Samudera Kebingungan

clarity-cameron-grayOleh Reza A.A Wattimena

Politik dalam negeri sedang kisruh. Apa yang terjadi, jika Mahkamah Konstitusi tidak bisa memberikan keadilan yang seutuhnya? Bagaimanapun, hukum adalah alat untuk mewujudkan keadilan. Namun, di Indonesia sekarang ini, hukum jauh dari keadilan, bahkan cenderung digunakan untuk menindas.

Apakah politik kita akan guncang? Apakah Indonesia akan pecah? Apakah masyarakat akan saling membunuh satu sama lain? Apakah akan terjadi perang saudara? Lanjutkan membaca Setetes Kejernihan di Tengah Samudera Kebingungan

Ikan Membusuk Mulai dari Kepala

1971964-HSC00001-7Oleh Reza A.A Wattimena

Seperti sudah diduga, pemilihan umum 2024 kita cacat. Begitu banyak pelanggaran terjadi. Bahkan, dari sejak awal, ada capres dan cawapres yang sudah tidak sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Kehadiran mereka tidak sah secara hukum, tidak sah di mata masyarakat dan merusak seluruh proses pemilihan umum yang terjadi. Ada empat hal yang penting untuk diperhatikan.

Indonesia Pospilpres

Pertama, gugatan terkait pemilih di Mahkamah Konstitusi amatlah banyak. Kasusnya tentu beragam, mulai caleg yang mengalami kecurangan, pembatalan seluruh proses pemilu, sampai tuntutan untuk melaksanakan pemilu ulang. Ada rasa keadilan yang dilanggar di dalam proses tersebut. Jika Mahkamah Konstitusi tidak bisa bersikap adil, Indonesia bisa dihantam beragam kekacauan dan konflik yang berkepanjangan. Lanjutkan membaca Ikan Membusuk Mulai dari Kepala

Bulan, bukan Jari

7281443-GYTXLTUE-7Oleh Reza A.A Wattimena

Alkisah, beberapa orang berkumpul. Mereka adalah pecinta keindahan. Mereka adalah pemuja malam. Mereka merindukan bulan.

Namun, bulan tak kunjung kelihatan. Cuaca terus mendung. Gelap mencekam di malam hari. Bulan bersembunyi malu-malu di balik awan. Lanjutkan membaca Bulan, bukan Jari

Filsafat Harapan

Hope-1240452811mOleh Reza A.A Wattimena

Kata harapan bagaikan barang langka sekarang ini. Kata ini tidak lagi terdengar di dalam wacana politik Indonesia, maupun dunia. Manusia dilanda bencana pesimisme. Orang putus asa di hadapan kekacauan dunia yang tak lagi masuk di akal sehat.

Para Pemusnah Harapan

Ada tujuh keadaan yang membunuh harapan kita. Pertama, kita baru saja melaksanakan pemilihan umum yang beracun. Kecurangan terjadi secara besar di berbagai tempat. Rakyat dipermainkan oleh penipuan, politik uang dan politik koruptif yang membunuh demokrasi serta rasa keadilan. Lanjutkan membaca Filsafat Harapan

Seperti Hantu Lapar: Pertautan antara Kecanduan, Derita dan Trauma

blog_hungryghost-533x403Oleh Reza A.A Wattimena

Mengapa orang kecanduan? Ada banyak penelitian soal ini. Saya akan melihat dari sisi filsafat dan spiritualitas, terutama dari pemikiran Gabor Mate. Dua sisi itu, pada hemat saya, menyentuh unsur terdalam dari kecanduan.

Kecanduan adalah pengalaman nikmat yang terus ingin diulang, walaupun ia berbahaya bagi kehidupan. Kecanduan itu seperti menjilat madu di atas pisau tajam. Rasanya manis dan nikmat. Namun, darah dan rasa sakit mengucur deras dari luka yang terbuka di lidah. Lanjutkan membaca Seperti Hantu Lapar: Pertautan antara Kecanduan, Derita dan Trauma

Buku Terbaru: Zendemik, Refleksi Zen di Masa Pandemik

Oleh Reza A.A Wattimena

cover zendemik finalJari ini menyentuh keyboard komputer. Ia seolah mengalir dengan sendirinya. Saya tak lagi melihat keyboard, ketika mengetik. Ada hubungan langsung antara pikiran, saraf, otak dan jari saya, ketika menuliskan prolog ini.

Ada suara kipas angin di belakang. Ia menghadirkan angin sepoi-sepoi di dalam ruangan. Angin itu pun menerpa kulit wajah saya. Udara pengap yang ada sedikit terobati oleh kesegarannya. Lanjutkan membaca Buku Terbaru: Zendemik, Refleksi Zen di Masa Pandemik

Redup Indonesia

8c6825559cc3c8a771266a068eb47398Oleh Reza A.A Wattimena

Maret 2024, Indonesia sedang berduka. Dunia politik kacau. Ekonomi berantakan. Cuaca mendung dan hujan berkepanjangan membawa bencana banjir, persis karena kinerja pemerintah yang buruk. Ada delapan hal kunci yang perlu menjadi perhatian bersama.

Pertama, demokrasi Indonesia rusak parah. Keadilan dan kemakmuran rakyat pun terancam. Pengangkang konstitusi dan HAM, kemungkinan, akan menjadi presiden. Politik Indonesia di ambang kehancuran. Lanjutkan membaca Redup Indonesia

Buku Filsafat Pendidikan untuk Indonesia: Mendidik Manusia

Mendidik manusia mock upOleh Reza A.A Wattimena

Pendidikan adalah urusan semua orang. Ia bukanlah semata urusan pemerintah, atau ahli pendidikan semata. Pepatah lama mengatakan, bahwa dibutuhkan satu desa untuk membesarkan seorang anak. Pendidikan adalah sebuah upaya bersama yang membutuhkan landasan nilai, sekaligus usaha bersama dari seluruh masyarakat.

Mutu pendidikan mempengaruhi mutu kehidupan masyarakat di masa kini dan masa depan. Segala bentuk kejahatan, mulai dari pencurian, pembunuhan, pemerkosaan sampai dengan korupsi, berakar pada kegagalan sebuah masyarakat mewujudkan sistem dan filsafat pendidikan yang bermutu tinggi. Mutu pendidikan juga mempengaruhi masa depan sebuah bangsa. Kemampuan sebuah bangsa untuk tetap ada dan terlibat di dalam pembentukan masyarakat global yang adil dan makmur amat ditentukan dari mutu pendidikan di dalamnya.

Langsung diunduh di Naskah Final, Mendidik Manusia

cover mendidik manusia

====

Rumah Filsafat kini bertopang pada Crowdfunding, yakni pendanaan dari publik yang terbuka luas dengan jumlah yang sebebasnya. Dana bisa ditransfer ke rekening pribadi saya: Rekening BCA (Bank Central Asia) 0885100231 atas nama Reza Alexander Antonius. Lebih lengkapnya lihat di https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/

Sepuluh Latihan Kesadaran

0_080HCDeMLLvh-r-ZOleh Reza A.A Wattimena

Pembebasan tertinggi adalah memahami jati diri kita yang sebenarnya. Namun, jati diri sejati tersebut bukanlah sebuah pemahaman konseptual. Ia adalah pengalaman akan dunia sebagaimana adanya, tanpa konsep, bahasa ataupun penilaian. Orang lalu hidup tidak sebagai kumpulan pikiran dan perasaan yang terus berubah, namun sebagai kesadaran murni yang mencerap dunia sebagaimana adanya.

Pemahaman konseptual tidaklah cukup. Pengalaman nyata diperlukan. Inilah pengalaman akan diri kita sebagai kesadaran murni yang mencerap dunia sebagaimana adanya, tanpa perantaraan konsep dan bahasa. Ini adalah saat pencerahan dan pembebasan yang sesungguhnya. Lanjutkan membaca Sepuluh Latihan Kesadaran

Buku Terbaru: Teori Transformasi Kesadaran & Teori Tipologi Agama

xr:d:DAF9DcGYJyg:5,j:5489181016397482825,t:24021713

Buku untuk mewujudkan dunia yang sadar dan bernalar sehat.

Silahkan diunduh di sini: Kesadaran dan Agama

Kesadaran dan Agama

=======================

Rumah Filsafat kini bertopang pada Crowdfunding, yakni pendanaan dari publik yang terbuka luas dengan jumlah yang sebebasnya. Dana bisa ditransfer ke rekening pribadi saya: Rekening BCA (Bank Central Asia) 0885100231 atas nama Reza Alexander Antonius. Lebih lengkapnya lihat di https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/

Artikel di Harian Kompas: Menyelami Kerinduan Mereka yang Tertindas

090cbbc5-3fe7-41e3-a7f7-b34f1e11820f_jpegPengalaman tertindas adalah pengalaman universal manusia. Ia bisa dalam bentuk penindasan fisik, seperti perbudakan dan penjajahan. Namun, ia juga bisa mengambil bentuk lebih halus, yakni penindasan mental dan spiritual. Selama ratusan tahun, di bawah bendera kolonialisme Eropa dan Jepang, Indonesia mengalami keduanya.

Di balik setiap penindasan, selalu ada gerakan perjuangan untuk melawan. Energi yang menekan akan ditanggapi dengan energi serupa yang melawan. Ini kiranya tidak hanya berlaku di dunia fisika dalam bentuk hukum ketiga mekanika Newton. Dunia sosial budaya pun memiliki pola serupa.

Buku Sindhunata yang berjudul Ratu Adil: Ramalan Jayabaya dan Sejarah Perlawanan Wong Cilik menggambarkan hal tersebut dalam konteks sejarah dan budaya Jawa pada masa kolonialisme Belanda. Ia mengambil rentang waktu antara abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20. Buku ini berisi pemaparan sejarah yang sangat luas, kaya, serta reflektif. Ini tidak mengherankan karena buku ini adalah disertasi Sindhunata di Hochschule für Philosophie, Muenchen, Jerman, pada 1992 lalu.

Baca selanjutnya di Aplikasi Harian Kompas:

https://www.kompas.id/baca/opini/2024/02/10/menyelami-kerinduan-mereka-yang-tertindas

1ead5977-4b72-4854-b42f-d9530507f5d6_jpg

Saya Tidak akan Memilih…

62e83e44607cb8f16571c7b7882ab104Oleh Reza A.A Wattimena

Sebentar lagi, Indonesia akan memilih para pemimpinnya. Sekali lagi, kita melakukan pemilihan umum. Tradisi demokrasi yang utuh dan sehat hendak dibangun. Kita tidak boleh gagal melakukannya. Masa depan kita sebagai bangsa menjadi taruhannya.

Demokrasi adalah cara hidup yang tidak sekali jadi. Ia harus menjadi tradisi dan budaya bangsa kita sebagai keseluruhan. Ancaman terbesarnya sekarang ada dua, yakni kapitalisme global ekstrem yang menciptakan kesenjangan sosial antara yang kaya dan yang miskin, dan radikalisme agama kematian dari tanah gersang yang memperbodoh bangsa. Lanjutkan membaca Saya Tidak akan Memilih…

Setengah Hidup

675787_posterOleh Reza A.A Wattimena

Sudah bekerja setengah mati, hasilnya tak juga berarti. Yang tersisa hanya rasa lelah. Rasa tak puas menyusul. Depresi pun berkunjung dari waktu ke waktu.

Itulah yang saya dengar berulang. Teman dan kerabat bercerita. Lingkaran hidup manusia modern abad 21 begitu kuat mencekik. Di tengah cengkraman rezim politik yang korup, kehidupan juga menjadi semakin sulit. Kemiskinan dan kebodohan tersebar luas di nusantara yang kaya raya ini.

Lanjutkan membaca Setengah Hidup