Publikasi Terbaru: Bergulat dengan “Kebenaran”

IMG20230525115711

Oleh Reza A.A Wattimena, Pendiri Rumah Filsafat

Versi lebih pendek dari tulisan ini sudah diterbitkan di Harian Kompas. Lihat di link ini: Bergulat dengan Kebenaran 

atau 

Bergulat dengan Kebenaran app

“Kebenaran itu tak pernah murni. Ia juga tidak pernah sederhana.” Demikian tulis Oscar Wilde di dalam bukunya The Importance of Being Earnest. Kutipan itu, kiranya, sesuai menggambarkan semangat dari buku ini. Kita diajak untuk bergulat dengan beragam ide kebenaran, sambil berpetualang di dalam alam pikir Eropa yang mendalam dan penuh tikungan tajam. Lanjutkan membaca Publikasi Terbaru: Bergulat dengan “Kebenaran”

Buku Terbaru: Teori Transformasi Kesadaran, Oleh Reza A.A Wattimena

An-Idea-441x624

Buku lengkap bisa diunduh di link ini: Teori Transformasi Kesadaran

Beberapa waktu lalu, saya merumuskan sebuah teori tentang kesadaran. Ini merupakan rangkuman sekaligus puncak dari penelitian saya selama kurang lebih 25 tahun. Saya menyebut rumusan ini sebagai “Teori Bentuk dan Tingkatan Kesadaran”. Lihat link berikut: Bentuk dan Tingkatan Kesadaran

Ini merupakan bagian dari teori saya yang lebih luas, yakni “Teori Transformasi Kesadaran” yang saya paparkan di dalam buku ini.

Dengan teori ini, saya ingin memetakan keadaan batin dasar manusia (basic human state of mind) dalam kaitan dengan seluruh alam semesta. Teori ini juga bisa diterapkan di dalam berbagai bidang kehidupan manusia, mulai dari politik, agama ekonomi, budaya dan sains modern, sehingga bisa dirumuskan menjadi “Teori Transformasi Kesadaran Politik, Teori Transformasi Kesadaran Beragama, Teori Transformasi Kesadaran Ilmiah” dan sebagainya. Lanjutkan membaca Buku Terbaru: Teori Transformasi Kesadaran, Oleh Reza A.A Wattimena

Bentuk dan Tingkatan Kesadaran: Sebuah Teori, oleh Reza A.A Wattimena

15040205f00a15cabd4f048d23fc1f044460b20d_2000x2000

Kesadaran bukan hanya milik manusia. Ia tidak berada di otak. Kesadaran adalah sebuah pengalaman. Ia bisa juga disebut sebagai pengalaman sadar (conscious experience), atau pengalaman kehidupan (living experience) itu sendiri. Neurosains, cabang ilmu pengetahuan yang hendak memahami kesadaran, otak dan unsur-unsur pembentuknya, berpijak pada dua pandangan tentang kesadaran.

Yang pertama, kesadaran adalah hasil dari kompleksitas tubuh manusia. Organ-organ manusia bekerja dengan amat canggih dan rumit. Pada satu titik, karena kerumitan dan kecanggihan yang memuncak, kesadaran pun muncul. Ini pandangan yang masih banyak dibahas di dalam kajian neurosains dan filsafat kesadaran (Philosophie des Geistes). Lanjutkan membaca Bentuk dan Tingkatan Kesadaran: Sebuah Teori, oleh Reza A.A Wattimena

Ketika Amarah Tiba

a93acb4f1fa525f8708b0730850ccdab547e3db2_2000x2000Oleh Reza A.A Wattimena

Berkendara di jalan Jakarta memang berjuta rasanya. Ada rasa kagum dan rindu dengan ibu kota yang juga adalah kampung halaman. Ada juga rasa kesal dan marah dengan keadaan ibu kota yang kacau balau. Kerap kali, amarah terasa begitu kuat, dan berbuah konflik dengan manusia lainnya.

Dalam hubungan pun juga serupa. Amarah dan rasa kecewa menjadi warna hubungan. Kebahagiaan menjadi semakin kecil dan jarang. Konflik pun tak terhindarkan. Tak heran, dari begitu banyak kasus pembunuhan di dalam keluarga, pasangan selalu menjadi tersangka utama. Lanjutkan membaca Ketika Amarah Tiba

Meninggalkan Agama Kematian, Menuju Agama Pengetahuan

imagesOleh Reza A.A Wattimena

Ada yang suci di waktu pagi. Saya sungguh menikmatinya. Suasana begitu hening. Di tengah keheningan, ide dan mimpi mengalir deras.

Hari itu, jam 2 pagi, seperti biasa, saya terbangun. Bangun dari tempat tidur, saya lalu menuju kamar mandi. Terdengar suara melengking di luar rumah, seperti kucing yang terlindas mobil. Suara itu begitu keras, bising dan sangat menganggu. Lanjutkan membaca Meninggalkan Agama Kematian, Menuju Agama Pengetahuan

WFH (Work From Home/Bekerja dari Rumah) ala Zen

99550f8be9c8b7cd7b347ea84659ad70--surrealism-painting-painting-artOleh Reza A.A Wattimena

Tahun lalu, saya berbincang dengan kawan saya, Wisnu Nugroho dalam salah satu kanal Kompas.com. Kami berdiskusi soal spiritualitas. Satu ide yang saya ingat, yakni soal rumah sejati kita sebagai manusia: kesadaran. Bekerja dari rumah, sesungguhnya, berarti bekerja dari titik kesadaran.

Beberapa waktu lalu, saya juga melihat tayangan TED.com di kanal Youtube. Isinya adalah Mingyur Rinpoche, seorang Master Buddhis Tibetan, yang membagikan ilmu meditasinya. Di bagian akhir tayangan tersebut, Mingyur mengungkapkan tingkat tertinggi di meditasi Buddhis Tibetan, yakni Dzogchen: menyadari kesadaran. Dua peristiwa ini, yakni diskusi dengan Mas Wisnu dan presentasi Mingyur Rinpoche, kini kembali mengetuk batin saya. Lanjutkan membaca WFH (Work From Home/Bekerja dari Rumah) ala Zen

Buku Terbaru: Memaknai Digitalitas, Sebuah Filsafat Dunia Digital

IMG-20230323-WA0001Karya Reza A.A Wattimena

Pengantar oleh F. Budi Hardiman

Bisa dipesan langsung ke

CSO:
082237478080, (0274)588783 psw 294
Email: cso@kanisiusmedia.co.id

“Dunia digital memiliki ciri unik:  apapun yang ia sentuh akan kehilangan nilainya.”

Satoru Iwata

Cukup berkata “buka!”, supaya toilet itu membuka alasnya. Tak perlu tangan untuk membukanya. Hanya kata, dan suara. Algoritma dari toilet cerdas (smart toilet) tersebut akan langsung menangkapnya, dan menjalankan operasi yang diinginkan.[1] Lanjutkan membaca Buku Terbaru: Memaknai Digitalitas, Sebuah Filsafat Dunia Digital

Agama Pencerahan: Review Pemikiran Denny JA soal Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama

Oleh Dr. Reza A.A Wattimena

( Terlepas dari pertimbangan kritis atas buku ini, ide- ide dalam buku ini harus menjadi “viral”)

“Selama bangsa kita agamis, kita tak akan pernah maju. Kita akan terus terbelakang. Kita akan terus miskin dan bodoh. Lihat saja betapa ributnya kita soal tim sepak bola Israel bermain di Indonesia. Buang-buang waktu dan energi. Banyak isu lain yang jauh lebih penting untuk dibicarakan.”

Pernyataan seorang teman itu keras dan terasa menusuk. Namun, ada kebenaran di dalamnya. Bangsa agamis adalah bangsa yang menuhankan agama. Ia dipenjara oleh masa lalu, dan tak mampu maju di dalam menata hidup bersama. Lanjutkan membaca Agama Pencerahan: Review Pemikiran Denny JA soal Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama

Publikasi Ilmiah Terbaru: Menyingkap Misteri Kesadaran Manusia Lewat Filsafat dan Neurosains

istockphoto-1306637727-170667a
Modern surreal illustration – Portrait in space. Mind and consciousness concept.

Oleh Reza A.A Wattimena

Diterbitkan di

The Ary Suta Center Series on Strategic Management April 2023 vol 61

Abstrak

Tulisan ini hendak memahami hakekat dari kesadaran. Kesadaran bukan hanya milik manusia. Mahluk hidup lain, dan bahkan seluruh alam semesta, memiliki sebentuk kesadaran tertentu. Tulisan ini memaparkan beberapa pandangan besar di dalam neurosains dan filsafat tentang kesadaran. Di titik ini, kesadaran dilihat sebagai panggung dari pengalaman manusia, dan terkait erat dengan kompleksitas sistem biologis manusia. Kesadaran semacam ini tidak hanya milik manusia, melainkan terhubung erat dengan unsur kesadaran dari segala yang ada.

Kata-kata Kunci: Kesadaran, Neurosains, Homunculus, Ego, Problem Sulit tentang Kesadaran.

Bisa diunduh disini, Klik: Jurnal Reza, Apa itu Kesadaran

(Jangan) Belajar dari Steve Jobs

1971141-UWSJDPSF-7Oleh Reza A.A Wattimena

Dulu, saya terkesan dengan Steve Jobs, pendiri dan CEO Apple. Saya membaca banyak biografinya. Saya juga banyak menonton videonya. Steve Jobs hanya punya satu tujuan, yakni mengubah dunia.

Dulu, pandangannya sangat menginspirasi saya. Saya pun ingin mengubah dunia, seperti Steve Jobs. Yang tercipta kemudian ambisi yang keras. Saya ingin memaksakan ide saya kepada dunia. Lanjutkan membaca (Jangan) Belajar dari Steve Jobs

Viralkrasi

Prasit-Limpasatirakit_The-value-of-peopleOleh Reza A.A Wattimena

Jika kasus Sambo (Sambogate) terjadi di masa Orde Baru, tidak akan ada yang mendengarnya. Sambo akan lolos dari jeratan hukuman. Keluarga Yosua Hutabarat akan dipaksa menelan ketidakadilan. Kita tidak akan menyaksikan salah satu kebiadaban dan penyalahgunaan kekuasaan polisi terbesar di sejarah Indonesia.

Begitu pula juga kekerasan brutal yang dilakukan oleh Mario Dandy kepada David Ozora. Di masa pra digital, kita tidak akan pernah mendengarnya sedetil sekarang. Tuntutan akan keadilan juga tidak akan sekuat sekarang. Ia akan menjadi salah satu kasus kriminal di pojokan surat kabar. Lanjutkan membaca Viralkrasi

Pertautan antara Kekosongan (Emptiness) dan Welas Asih (Compassion)

pop surrealism lowbrow happy landscape
pop surrealism painting of happy landscape

Oleh Reza A.A Wattimena

Setiap pagi, tukang sayur itu datang. Kali ini, ia menunggu agak lama. Tak ada yang datang membeli. Biasanya, ia sudah didatangi banyak orang untuk membeli sayur.

Pagi itu, mungkin karena bulan puasa, ia sepi pembeli. Saya datang kepadanya, membeli timun dan pisang. Saya lebihkan uang, sambil berkata, “Ini untuk ongkos mudik.” Sang penjual sayur itu agak kaget, lalu tersenyum, dan mengucapkan terima kasih. Lanjutkan membaca Pertautan antara Kekosongan (Emptiness) dan Welas Asih (Compassion)

Kecerdasan Demokratis untuk Indonesia

downloadOleh Reza A.A Wattimena

Saya semakin tersadar, betapa rendahnya mutu para pemimpin kita di Indonesia. Kita semua menyaksikan, bagaimana perdebatan Menkopolhukam Mahfud MD dengan DPR beberapa waktu lalu (akhir Maret 2023). Terlihat, betapa rendah mutu DPR, terutama dalam bentuk kemampuan analisis dan kejernihan nurani. Mereka bukanlah wakil rakyat, melainkan budak partai yang penuh dengan hasrat korupsi.

Hal serupa ditemukan pada para pemimpin daerah kita, terutama di Bali dan Jawa Tengah. Mereka merasa memahami pemikiran Sukarno, dan menggunakannya untuk bersikap tak adil pada bangsa lain. Namun, saya yakin, mereka sama sekali tak pernah membaca dan menikmati kedalaman pemikiran Sukarno. Mereka hanyalah anak buah partai yang tak punya kejernihan nurani dan ketajaman berpikir. Lanjutkan membaca Kecerdasan Demokratis untuk Indonesia

Homeostasis Zen: Nilai Berharga dari Derita

downloadOleh Reza A.A Wattimena

Jumat minggu lalu, jadwal saya begitu padat. Dari pagi, saya harus berjumpa dengan beberapa orang. Total, ada lima orang yang mesti saya temui. Saya mengerjakan itu semua dengan menembus kemacetan Jakarta yang sungguh tak masuk akal lagi.

Badan lelah. Pikiran juga lelah. Sampai di rumah, saya duduk, dan hanya bernapas. Saya hanya mengalami saat ini sebagaimana adanya, tanpa penilaian, tanpa konsep. Lanjutkan membaca Homeostasis Zen: Nilai Berharga dari Derita

Hantu Kecemburuan Sosial di Indonesia

5e60ecd0873c4Oleh Reza A.A Wattimena

Kita membayar pajak, supaya pemerintah menggunakannya untuk keamanan dan pembangunan negara. Namun, ketika pejabat pajak memiliki harta kekayaan yang amat besar, dan hidup bergelimangan kemewahan, ada sesuatu yang salah. Itulah yang terjadi di Indonesia di awal 2023 ini. Pelayan rakyat bergelimangan kemewahan, sementara rakyatnya hidup dalam kesulitan, tanpa henti.

Salah satunya adalah Rafael Alun Trisambodo. Total hartanya menyentuh 52 Milliar Rupiah. Data lengkapnya bisa anda dapatkan di berbagai media. Rafael tentu tidak sendirian. Begitu banyak pejabat negara, pelayan rakyat, hidup dalam gelimang harta hasil mencuri, dan membiarkan seluruh bangsa ini tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan. Lanjutkan membaca Hantu Kecemburuan Sosial di Indonesia

Apa yang Membuat Thomas Aquinas Bungkam?

4963735-HSC00001-7Oleh Reza A.A Wattimena

Pada 1273, setelah menjalani ibadah, Thomas Aquinas terdiam. Inilah sosok filsuf Eropa terbesar abad pertengahan. Pengaruhnya masih terasa di masa kini, terutama di bidang teologi, filsafat Ketuhanan, Logika, Metafisika dan filsafat politik. Pagi itu, Thomas terdiam membisu.

Ia berhenti menulis. Ia tidak berkata apapun. Padahal, ia sedang menulis karya besarnya yang belum selesai, yakni Summa Theologica. Di dalamnya, berbagai tema di dalam filsafat dan teologi dibahas dalam dialog dengan filsafat Yunani Kuno, terutama karya Aristoteles. Lanjutkan membaca Apa yang Membuat Thomas Aquinas Bungkam?

Darurat Keadaban Publik

658a3d_df49c32cf7b04f15b491f7578c7bc253_mv2Oleh Reza A.A Wattimena

Pertengahan 2020, dunia terasa mencekam. Pandemi COVID 19 menerkam dunia. Banyak orang kehilangan nyawa. Di Indonesia, tak sedikit yang terjerumus ke dalam kemiskinan, karena kesalahan kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah.

Seorang kawan tinggal di apartemen bersama keluarganya di Jakarta Selatan. Ia harus bekerja di rumah. Jakarta sedang mengalami PSBB pada masa itu. Semua orang diminta untuk tetap di rumah, supaya bisa menekan penyebaran virus COVID 19. Lanjutkan membaca Darurat Keadaban Publik

Kematian Sebagai Kesalahpahaman

cefa0c6cf8ffc2925a40d08dd8d62dc4Pandangan Sadhguru dan Dzongsar Rinpoche tentang Yoga dari Kematian

Oleh Reza A.A Wattimena

Yoga adalah kesatuan (union). Ia adalah sekumpulan pengetahuan dan laku untuk membawa manusia menyadari dirinya yang asli. Diri asli tersebut selalu terhubung dengan segala yang ada. Di dalam Weda (Veda), Kitab Suci Hindu, segala yang ada berada di dalam pelukan Brahman, yakni kesadaran semesta. Brahman tak bisa dipisahkan dari segala yang ada, termasuk diri manusia.[1] Yoga adalah cara untuk mencapai pemahaman tertinggi ini, dan bukan gerak lekuk tubuh berlebihan, seperti dipahami banyak orang sekarang ini.

Bagaimana tradisi Yoga yang berakar pada Weda ini memandang kematian? Pertanyaan inilah yang ingin dijawab di dalam tulisan ini. Kematian adalah berakhirnya seorang pribadi, termasuk tubuh dan keberadannya di dunia. Sosok pribadi pun hanya tinggal ingatan di dalam batin keluarga dan kerabat. Namun, di mata tradisi Yoga, ini adalah kesalahpahaman. Lanjutkan membaca Kematian Sebagai Kesalahpahaman