Sosoknya masih terlihat perkasa, walau usianya sudah tua. Dari matanya kita bisa melihat, bahwa ia memiliki sifat yang keras. Suaranya lantang ketika bercerita. Memang di masa mudanya, ia terkenal sebagai jagoan di antara teman-temannya.
Sewaktu muda ia tak segan berkonflik dengan orang di jalan, jika ia merasa benar. Ya, ia memang pemberani yang sama sekali tak kenal takut. Itulah sosok Suwandi Tanoko, adik Pak Tik (Soetikno Tanoko), namun berbeda ibu.
Sewaktu Pak Tik sampai ke Indonesia, Suwandilah yang membantu Pak Tik belajar bahasa Indonesia, dan bahkan belajar naik sepeda. Itu semua mereka lakukan setiap hari, sampai akhirnya Pak Tik bisa berbicara dan menulis dalam bahasa Indonesia, serta naik sepeda. Lanjutkan membaca Arti Keluarga
Namanya Alex Sanjaya. Ia adalah saudara sepupu dari Soetikno Tanoko (Pak Tik). Kini ia tinggal di Malang bersama istrinya. Matanya bercahaya. Wajahnya tampak sehat. Kulitnya segar. Tutur katanya jelas. Alur pikirannya juga jernih.
Wajahnya masih segar dan bercahaya. Walaupun usianya sudah menginjak 81 tahun. Ingatannya masih amat tajam. Beragam tanggal dari peristiwa penting dalam hidupnya tetap diingat. Suaranya masih tegas dan keras, mencerminkan wibawa seorang pemimpin yang tak lenyap ditelan waktu dan usia.
Ketika berbicara matanya selalu menatap lawan bicaranya. Cahaya jernih memancar dari kejernihan matanya. Biasanya itu merupakan tanda banyaknya pengalaman yang telah ia tempuh dalam hidupnya. Pengalaman itu membuat pribadinya matang, sekaligus bijaksana.
Kerut di wajahnya menandakan satu hal; pengalaman hidup yang panjang dan bermakna. Dari gerak geriknya kita bisa tahu, betapa ia adalah pribadi yang sigap dan rajin dalam bekerja. Beberapa kali ia berjumpa dengan karyawan yang telah lama bekerja padanya. Tepukan di pundak kepada mereka menjadi tanda, betapa ia menyayangi mereka sebagai seorang sahabat dan keluarga.
Itulah sosok Soetikno Tanoko pada usianya yang ke 81 (Usia China: 83). Senyumnya hangat. Kesan sebagai seorang ayah yang mengayomi keluarga amat kuat terasa, ketika kita berjumpa dengannya. Tak berlebihan jika saya mengatakan, kehadirannya membawa kehangatan tersendiri bagi orang sekitarnya.
Dengan sentuhan tangannya langsung, ia membesarkan Toko Cat 73 di Malang, bersama saudaranya, Suwandi Tanoko. Pada era 1960-1970an, juga bersama saudaranya, ia membawa toko itu menjadi Toko Cat nomor satu di Malang. Juga dengan sentuhan tangannya, ia mendorong Pabrik Cat Avia Avian menuju masa jaya, setelah sebelumnya hampir bangkrut. Juga bersama istrinya ia menciptakan keluarga yang bahagia.