
KONSEP KESATUAN PRIBADI (EINHEIT DER PERSON) DI DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN JULIAN NIDA-RÜMELIN
Oleh Reza A.A Wattimena
dimuat dalam
Studia Philosophica et Theologica, Vol. 18 No. 1, Maret 2018
Abstrak
Tulisan ini menjabarkan inti pandangan Julian Nida-Rümelin tentang konsep kesatuan pribadi sebagai proses pendidikan integritas di dalam tradisi pendidikan humanis. Metode yang digunakan adalah analisis kritis terhadap tulisan Nida-Rümelin di dalam buku Philosophie einer humanen Bildung, sekaligus dengan mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh penulis artikel ini sebelumnya. Beberapa tanggapan kritis juga akan diberikan terhadap pandangan Nida-Rümelin ini. Mendidik integritas berarti mendidik manusia dalam keseluruhan unsur dirinya. Ia menciptakan keseimbangan yang merupakan hal yang amat penting di dalam tradisi pendidikan humanis.
Kata-kata kunci: Integritas, Kesatuan Pribadi, Pendidikan Humanis
Silahkan diunduh disini: Mendidik Integritas, Studia vol 18 no. 1 Maret 2018-29-39-1-10
methode nida – rümelin diatas dijelaskan sederhana dan mudah di mengerti. saya sepakat sekali dgn cara pemikiran tsb, namun kenyataan sehari2 sangat berbeda.
begitu banya unsur2 penghalang untuk menjalankan metode tsb.
pendidikan (erziehung)tidak mungkin tugas penuh sekolah.
umumnya dewasa ini murid datang dgn beban problem keluarga begitu besar. org tua tidak mampu mendidik anak, sbb mereka sendiri sibuk dgn pekerjaan, kekurangan waktu, tidak minat dlm soal didik , juga unsur2 lain.
murid dgn beban problem , datang kesekolah, di tambah beban dgn mata pelajaran (bildung), terhalang dgn unsur2 penghalang lain.
dilain pihak, pendidik tidak mampu , mengajar murid sepenuh nya, sebab murid dlm keadaan stress pribadi.
akibatnya : guru pun berkurang minat mengajar, melihat, daya upaya nya percuma. achir nya, acuh tak acuh dlm kelas.
birokrasi dari pihak pimpinan sekolah / system dari kementrian pendidikan (???)yg bertele2, menghabiskan waktu dan motivasi mengajar.
hal2 tsb hanyalah cuplikan kecil dari sudut pemikiran sederhana sehari2.
fazit : problem nya semua berkaitan dan akibatnya begitu berakar, sulit untuk diatasi.
belum termasuk thema “agama dengan segala dogma” yg lebih merusak dp membangun.
jeritan hati sebagai pengachir :
nalar sehat, hati nurani dimana dikau ? mengapa saya kehilangan kalian ?
salam hangat !!
SukaSuka
tulisan ini merupakan sebuah tawaran visi perubahan, dan bukan sekedar menjelaskan keadaan yang terjadi. Dan memang, nalar sehat serta hati nurani selalu menjadi pembimbing yang utama. Terima kasih sudah berbagi
SukaSuka