
Oleh Reza A.A Wattimena
Peneliti, Praktisi Zen
Hidup manusia memang dipenuhi bencana. Penderitaan kerap kali mengikuti, setelah bencana terjadi. Bencana yang menimpa Lombok dan Bali jelas merupakan hal menyedihkan yang menciptakan banyak penderitaan. Bagaimana kita memahami semua ini?
Pemikir asal Jerman, Viktor Frankl, berpendapat, bahwa segala bentuk penderitaan bisa dijalani, jika orang memiliki makna dalam hidupnya. Makna ini bisa berupa keluarga, nilai-nilai kehidupan atau Tuhan. Namun, bencana yang begitu menyakitkan kerap kali membunuh semua makna yang ada. Orang justru jatuh ke dalam rasa putus asa.
Dari kaca mata semesta, sebenarnya tidak ada bencana. Manusia yang menamai sebuah peristiwa sebagai “bencana’. Di mata semesta, yang ada hanyalah perubahan dari saat ke saat. Dengan memahami ini, kita sebenarnya sudah bisa mengurangi penderitaan yang ada, ketika bencana tiba.
Jantung Hati Zen
Zen bergerak lebih jauh. Inti utama Zen adalah memahami jati diri kita yang asli. Jati diri ini terletak sebelum segala pikiran dan emosi. Ia adalah kesadaran diri (self-awareness) yang menjadi dasar bagi segala pikiran maupun emosi yang datang dan pergi.
Jalan paling cepat untuk sampai pada kesadaran diri ini adalah penyelidikan diri (self-enquiry), yakni dengan bertanya terus menerus “siapa saya?” (who am I?) Pertanyaan tersebut tidak dijawab dengan menggunakan pikiran, misalnya dengan mengacu pada nama atau beragam identitas sosial lainnya. Pertanyaan itu sendiri adalah jawabannya. Ia menunjuk langsung ke jati diri kita yang sebenarnya.
Jati diri kita yang sejati, sebenarnya, tidak mempunyai nama. Beberapa tradisi menyebutnya sebagai Buddha Nature. Beberapa tradisi menyebutnya sebagai Atman. Namun, sejatinya, ia tidak punya nama, karena ia berada sebelum pikiran dan konsep.
Zen dalam Bencana
Ketika orang mengenali diri sejatinya, ia menjadi jernih. Ia lalu bisa melihat keadaan sebagaimana adanya (correct situation). Ketika kebahagiaan datang, ia sekedar bahagia. Ketika penderitaan dan bencana datang, ia pun sekedar menderita.
Kemampuan memahami keadaan juga bisa terus dikembangkan dengan hidup berkesadaran dari saat ke saat (mindful living). Ketika makan, arahkan perhatian sepenuhnya pada tindakan makan. Ketika berjalan, arahkan perhatian sepenuhnya ke tindak berjalan. Semua hal dilakukan dengan kepenuhan hati dari saat ke saat.
Namun, Zen tak berhenti disitu. Langkah kedua adalah melihat hubungan dengan keadaan yang terjadi (correct relation). Misalnya, dalam keadaan bencana, apa peran yang bisa kujalani? Apa yang bisa kulakukan pada detik ini, sehingga bisa mengurangi penderitaan yang ada?
Langkah ketiga adalah melakukan apa yang diperlukan untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Inilah yang disebut sebagai fungsi yang tepat (correct function) di dalam Zen. Mungkin, kita tak bisa menghentikan atau mencegah bencana. Namun, kita selalu punya kekuatan untuk membuat keadaan menjadi lebih baik bagi mereka yang menderita, walaupun itu kecil. Tingkat pencerahan tertinggi di dalam tradisi Zen adalah kejernihan berpikir untuk menolong semua mahluk hidup dari saat ke saat.
Pada akhirnya, di dalam hidup, kita tidak bisa mengontrol semua hal. Sebagian besar peristiwa terjadi di luar kuasa kita, misalnya bencana alam atau menderita ketidakadilan besar. Namun, kita selalu punya kekuatan untuk menolong sekitar kita, sesuai dengan kemampuan yang kita punya. Tindak menolong ini didasarkan pada kejernihan pikiran, dan bukan ego yang penuh ambisi. Inilah yang perlu kita lakukan dari saat ke saat.
zen ist wie eine massgeschneiderte bekleidung, sehr angenehm beim tragen. eine sehr gute übung fürs leben (geistige reife).
gruss aus der ferne !
SukaSuka
buku mas reza ada di gramedia engga?
SukaSuka
stimmt. Aber es passt nicht immer für alle Leute. Zen ist ein Weg ohne Weg. Manchmal ist es zu schwer zu begreifen, weil es nicht nur für Vernunft existiert. Grüß aus Jakarta.
SukaSuka
um zen zu üben muss man die eitelkeit und die überheblichkeit ablegen. sie sind nur hinderlich. alles andere ist nur zu zazen kommen , sitzen und atmen.
jeder kann zen üben.
ein gutes sitzen wünsche ich euch !!
SukaSuka
ada mas. Langsung saja di cek.
SukaSuka
Einfach sitzen und atmen. Hier und jetzt. Danke.
SukaSuka
Bagaimana Tao menurut Mas Reza ? apakah saya salah jika menyamakan Tao dan Tuhan? boleh disebutkan apa saja yang membedakan Tao dan Tuhan?
SukaSuka
apakah bisa ditarik kesimpulan dari pertanyaan saya di atas, bahwa saya masih terjebak dalam perspektif barat? heheh
SukaSuka
Sangat berbeda. Tuhan seperti raja yang menguasai. Tao itu merawat dan mengembangkan.
SukaSuka
Memang kita seringkali jatuh ke dalam orientalisme.
SukaSuka
Hi thankss for posting this
SukaSuka
ur welcome
SukaSuka