Politik Rasa Aman

cheekysecurity.co.za
cheekysecurity.co.za

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen di Fakultas Filsafat, Unika Widya Mandala, Surabaya

Bayangkan, kita hidup di suatu negara yang tak peduli pada rasa aman warganya. Jika warganya mengalami pemutusan hubungan kerja, negara tak berbuat apapun. Jika warganya sakit parah, negara diam tak bergerak. Jika warganya mati, negara juga diam saja.

Ketika harga kebutuhan pokok melambung tinggi, negara hanya marah, dan nyaris tak bertindak apapun. Ketika ongkos pendidikan mahal, para pejabat negara justru naik mobil mewah dan pergi keluar negeri dengan alasan studi banding. Ketika warganya dirugikan dan mengalami ketidakadilan, negara juga diam saja, malah justru seringkali menambah penderitaan rakyatnya. Ini jelas merupakan tanda negara gagal: politik yang gagal, politik yang merusak.

Politik Rasa Aman

Politik itu gampang sebenarnya. Kita cukup menciptakan rasa aman untuk semua, tanpa kecuali, lalu semua akan berjalan maju dengan sendirinya. Seluruh definisi politik mengarahkan kita pada tujuan mendasar yang terdengar sederhana ini, namun amat rumit penerapannya. Jika kita membaca berbagai buku tentang politik dan filsafat politik, setidaknya kita bisa melihat tiga definisi mendasar dari politik.

Pertama, politik adalah tata pengaturan hidup bersama. Hidup bersama bisa dikatakan berhasil, jika setiap orang yang ada di dalamnya merasakan keamanan jiwa dan raga, sehingga tak ada alasan bagi mereka untuk bertengkar. Dua, politik, dalam pengertian yang paling ekstrem, adalah intrik untuk mewujudkan kepentingan suatu golongan. Dan bila kepentingan golongan itu beririsan dengan kepentingan bersama, maka itu adalah akibat, dan bukan tujuan dari politik itu sendiri.

Tiga, politik ada seni untuk mewujudkan berbagai kemungkinan. Tujuan-tujuan besar yang terlihat mustahil untuk diwujudkan bisa terjadi, jika orang melakukan proses-proses politik yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Seni ini membutuhkan kemampuan berkomunikasi, yakni mendengarkan pihak lain dengan seksama sekaligus mengajukan permintaan-permintaan yang dibutuhkan. Juga dibutuhkan seni untuk menafsirkan kebutuhan orang lain, lalu berupaya memenuhinya, sambil akhirnya orang lain tersebut juga bisa membantu kita untuk mencapai tujuan-tujuan yang kita buat sebelumnya.

Pada titik ini, keamanan jiwa raga adalah sesuatu yang mutlak. Politik tak akan bisa berjalan dan bertahan, jika orang-orang yang ada di dalamnya merasa takut sekaligus cemas akan hidup mereka. Politik akan langsung roboh, jika raga dan jiwa orang-orang yang didalamnya terancam oleh sikap sewenang-wenang dari orang-orang yang berkuasa. Politik juga akan runtuh, ketika orang merasa takut dan cemas di hadapan ketidakpastian hidup yang terus menghantui hidup manusia.

Anatomi Rasa Aman

Rasa aman, pada hemat saya, mencakup empat level kehidupan manusia. Yang pertama adalah keamanan pribadi. Orang perlu merasa aman dalam berpikir atau mempunyai kepercayaan pribadi dalam hidupnya, walaupun pandangan atau kepercayaan pribadi tersebut berbeda dengan pandangan umum. Ia tak perlu merasa takut atau cemas, walaupun pandangannya aneh dan ganjil dalam perbandingan dengan pandangan mayoritas.

Kedua adalah keamanan keluarga. Keluarga adalah nyawa dari seseorang. Jika keluarganya terancam, baik terancam keamanan fisiknya maupun terancam oleh kemiskinan, maka orang pun hidup dalam keadaan takut dan gelisah. Orang tidak akan bisa menjadi manusia yang seutuhnya, merasa bahagia, dan ikut terlibat untuk mengembangkan masyarakat, jika ia hidup dalam ketakutan dan kegelisahan. Rasa aman akan kehidupan keluarga adalah syarat mutlak politik yang berhasil.

Tiga, keamanan juga mencakup kehidupan berorganisasi. Berdasarkan minat dan panggilan hatinya, orang sering berkumpul dengan orang lain untuk membentuk suatu komunitas. Minat mereka beragam, mulai dari komunitas yang bertukar pikiran maupun informasi tentang kehidupan bersama, sampai dengan hal-hal yang unik, seperti pecinta perangko. Rasa aman untuk membentuk beragam komunitas dan organisasi semacam ini juga penting untuk menjalankan politik yang berhasil.

Persahabatan adalah bagian penting dari hidup manusia. Beragam orang berjumpa dan menjalin hubungan persahabatan. Dan ini semua menciptakan kebahagiaan. Mesin politik yang berhasil memberikan rasa aman setiap orang, sehingga mereka bisa menjalin persahabatan dengan orang yang berasal dari berbagai latar belakang, adalah politik yang berhasil: politik yang memanusiakan manusia.

Peran Negara

Bagaimana sebenarnya bentuk konkret dari rasa aman? Orang bisa mengekspresikan pendapatnya tanpa takut, bahwa ia akan mengalami kerugian sebagai akibat dari sikapnya tersebut. Orang bisa bekerja dan berkarya tanpa takut, jika ia gagal, tak ada satupun orang ataupun lembaga yang akan melindunginya. Intinya, orang bisa hidup tanpa rasa takut, karena ia tahu, komunitasnya akan melindunginya. Rasa aman semacam inilah yang merupakan bagian penting dari politik yang berhasil.

Orang juga perlu merasa yakin, jika ia mati, keluarganya bisa tetap hidup dan berkembang. Rasa aman mendorong orang untuk bisa fokus berkarya, guna menghasilkan hal-hal yang baik bagi kehidupan manusia. Rasa aman masyarakat adalah tanda, bahwa politik sudah berhasil. Politik yang justru menciptakan kecemasan dan ketakutan manusia dalam segala dimensi (fisik maupun psikologis) adalah politik yang menghancurkan dirinya sendiri.

Negara dan pemerintah hadir di muka bumi ini untuk menciptakan rasa aman. Inilah esensi dari politik rasa aman. Pemerintah yang menteror rakyatnya untuk menjaga keberlangsungan kekuasaannya jelas amat bertentangan dengan alasan keberadaan dari pemerintah itu sendiri. Politik rasa aman juga benar tidak hanya untuk politik makro (negara-bangsa), tetapi juga organisasi. Tugas pimpinan organisasi adalah menjamin rasa aman orang-orang yang ada di dalam organisasi itu, sehingga mereka bisa mengembangkan diri dan sekaligus organisasi semaksimal mungkin.

Rasa aman adalah kebutuhan dasar manusia, sama pentingnya dengan makan, pakaian, dan rumah. Komunitas harus bekerja sama untuk membantu terpenuhinya kebutuhan ini bagi setiap orang. Inilah alasan utama, mengapa masyarakat dan komunitas ada pada awalnya. Ini adalah satu-satunya pilihan yang mungkin. Alternatifnya: perang dan penderitaan.

Iklan

Diterbitkan oleh

Reza A.A Wattimena

Pendiri Rumah Filsafat. Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Beberapa karyanya: Menjadi Pemimpin Sejati (2012), Filsafat Anti Korupsi (2012), Tentang Manusia (2016), Filsafat dan Sains (2008), Zen dan Jalan Pembebasan (2017-2018), Melampaui Negara Hukum Klasik (2007), Demokrasi: Dasar dan Tantangannya (2016), Bahagia, Kenapa Tidak? (2015), Cosmopolitanism in International Relations (2018), Protopia Philosophia (2019), Memahami Hubungan Internasional Kontemporer (20019), Mendidik Manusia (2020), Untuk Semua yang Beragama (2020), Terjatuh Lalu Terbang (2020), Urban Zen (2021), Revolusi Pendidikan (2022), Filsafat untuk Kehidupan (2023), Teori Transformasi Kesadaran (2023) dan berbagai karya lainnya.

2 tanggapan untuk “Politik Rasa Aman”

  1. Pak Reza, dikatakan bahwa ada 4 level rasa aman. Saya mencari-cari level keempat, apakah memang tidak ada atau dibuat tidak ada?

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.