Ketika Nalar Redup, Apa Harga yang Harus Dibayar?

Surrealism—Art That Captures Your Imagination and Psyche · artd4Oleh Reza A.A Wattimena

Manusia adalah mahluk yang mampu bernalar. Ini semua terjadi, berkat evolusi jutaan tahun yang mengembangkan struktur otaknya. Bagian otak terbaru, yakni Prefrontal Cortex, hadir untuk memberikan kemampun bernalar bagi manusia. Dengan ini, manusia mampu melakukan analisis keadaan, mempertimbangkan secara rasional dan membuat keputusan yang sesuai dengan kebutuhan.

Dengan kemampuan ini pula, manusia mampu bertahan hidup. Fisik manusia lemah dibandingkan dengan mahluk lain. Alam cenderung kejam pada yang lemah. Namun, dengan daya nalarnya, dan kemampuannya bekerja sama, manusia mampu bertahan hidup di tengah ganasnya alam. Lanjutkan membaca Ketika Nalar Redup, Apa Harga yang Harus Dibayar?

Menuju Masyarakat Bebas Hoax

Remedios Varo – Encuentro

Oleh Reza A.A Wattimena

Peneliti, Tinggal di Jakarta

Bangsa kita memang sedang dihujam oleh HOAX. Akibatnya, kita tidak bisa membedakan lagi antara kebenaran dan kepalsuan, terutama dalam soal politik dan ekonomi. Keputusan yang kita buat pun, misalnya dalam soal Pilkada, tidak lagi jernih. Perpecahan di dalam hidup bersama menciptakan keresahan di dalam hidup sehari-hari.

Apa itu hoax? Hoax adalah penipuan yang bersifat menghina, berlebihan dan penuh dengan fitnah yang kemudian menjadi perhatian masyarakat secara luas. Hoax memuat orang bingung. Orang tak bisa lagi membedakan antara kenyataan dan penipuan. Pada tingkat yang paling parah, Hoax tidak hanya bisa menghancurkan nama baik seseorang, tetapi juga hidupnya. Lanjutkan membaca Menuju Masyarakat Bebas Hoax

Nalar Sehat, Dimanakah Dirimu?

Huffington Post

Oleh Reza A.A Wattimena

Peneliti Lintas Ilmu, Tinggal di Jakarta

Sejarah manusia memang tidak selalu bergerak maju. Yang kerap kali terjadi, tiga langkah maju ke depan diikuti dengan dua langkah mundur ke belakang. Inilah yang kiranya seringkali dialami oleh bangsa Indonesia. Pemahaman sejarah tak selalu berkembang ke arah kedewasaan, tetapi juga kerap mundur ke arah pembodohan.

Kesalahpahaman tentang apa yang terjadi pada 30 September 1965 dan tahun-tahun berikutnya masih saja tersebar. Fitnah dan kebohongan masih menjadi senjata utama untuk memecah belah dan memperbodoh rakyat luas. Tak heran, ketika banyak bangsa sudah mulai bergerak ke arah eksplorasi ruang angkasa, kita masih saja ribut soal isu komunis yang sudah ketinggalan jaman. Nalar sehat seolah menjadi barang langka di Indonesia. Lanjutkan membaca Nalar Sehat, Dimanakah Dirimu?