Reza A.A Wattimena kali ini menyuguhkan bukunya yang terbaru berjudul Urban Zen. Buku ini akan memberi tawaran kejernihan bagi manusia modern. Ditulis dengan ringkas dan padat, langsung ke inti pokok masalah. Bagaimanakah selengkapnya? Selamat menyimak diskusi bersama penulisnya.
Tag: kejernihan
Tentang Prioritas

Oleh Reza A.A Wattimena
Di dalam hidup, kita diminta membuat pilihan. Kerap kali, pilihan yang tersedia begitu banyak. Kita mengalami kesulitan untuk membuat keputusan. Yang diperlukan disini adalah prioritas, yakni pemahaman mendasar tentang apa yang terpenting, yang terlebih dahulu harus dilakukan.
Prioritas
Hal ini penting tidak hanya untuk pribadi kita, tetapi juga untuk kehidupan bersama. Politik yang bermutu adalah politik yang berfokus pada apa yang terpenting, yakni membangun kehidupan bersama yang didasarkan pada keadilan dan kemakmuran untuk semua. Hal-hal lainnya haruslah mengabdi pada prioritas utama ini. Jika tidak, maka ia harus dilepas. Lanjutkan membaca Tentang Prioritas
Paradoks Kejernihan

Oleh Reza A.A Wattimena
Jika dipikirkan, hidup memang rumit. Begitu banyak keputusan harus dibuat. Semua dengan akibatnya masing-masing. Apapun yang kita lakukan, sebaik apapun niat di dalam hati kita, tantangan selalu datang menghadang.
Di tengah segala kebingungan yang diciptakan oleh pikiran, kita mencari jawaban. Di tengah beragam tantangan, kita mencari jalan keluar. Pendek kata, kita mencari kejernihan. Dengan kejernihan, harapannya, kita bisa mencapai keputusan yang tepat di dalam beragam keadaan yang terjadi. Lanjutkan membaca Paradoks Kejernihan
Antara Hidup, Kejernihan dan Keputusan

Oleh Reza A.A Wattimena
Berulang kali saya mendengar keluhan dari keluarga dan teman, bahwa hidup ini sulit. Hidup ini berat untuk dijalani. Jadi orang baik, kita justru hidup miskin dan susah. Jadi koruptor dan pemeras, kita justru bisa kaya dan ternama. Hidup ini tidak adil, begitu kata mereka.
Pandangan semacam ini diperkuat oleh lagu Hidup Adalah Perjuangan yang dinyanyikan oleh grup band Dewa. Hidup dilihat sebagai perjuangan tanpa henti-henti. Banyak penyesalan dan harapan yang patah arang. Apakah seperti itu? Apakah ini pandangan yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya? Lanjutkan membaca Antara Hidup, Kejernihan dan Keputusan
Membangun Budaya Mawas Diri

Oleh Reza A.A Wattimena
Dosen di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya, sedang belajar di München, Jerman
Seringkali, kita sibuk untuk mengubah orang lain dan dunia di sekitar kita, supaya sesuai dengan keinginan kita. Namun, kerap kali pula, kita gagal. Lalu, kita pun kecewa, bersedih dan bahkan marah. Bagaimanapun diusahakan, dunia di luar kita, termasuk orang-orang di sekitar kita, tidak akan pernah sejalan dengan keinginan kita.
Inilah akar dari segala penderitaan di dunia, yakni ketika kita memaksa dunia luar sejalan dengan keinginan kita, lalu gagal. Jika seperti itu, kita patut mengajukan pertanyaan sederhana berikut. Apakah keinginan yang ada di dalam diri kita itu baik untuk diwujudkan? Jangan-jangan, keinginan kita itulah yang salah, sehingga ia tidak akan pernah menjadi kenyataan?
Mawas Diri
Dengan dua pertanyaan ini, kita lalu bisa melakukan refleksi diri. Dan refleksi diri adalah inti utama dari mawas diri. Mawas diri berarti kita mengawasi diri kita sendiri, terutama emosi dan pikiran-pikiran yang muncul di dalam diri. Ketika kita marah, sedih, cemas, ataupun gembira, kita lalu mengawasi perasaan-perasaan tersebut sebagai sesuatu yang sementara, bahkan ilusi. Lanjutkan membaca Membangun Budaya Mawas Diri