Dunia Pasca Fakta

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen Hubungan Internasional, Universitas Presiden, Cikarang dan Peneliti di President Center for International Studies (PRECIS)

Dunia memang terus berubah. Kadang, perubahannya begitu cepat, sampai tak masuk akal lagi. Di tahun 2016 lalu, kata masyarakat pasca fakta (postfaktische Gesellschaft) menjadi kata tahun ini di Jerman. Di tahun 2017 ini, yang mengalami keadaan “pasca fakta” bukan hanya masyarakat Jerman, tetapi juga dunia.

Di dalam dunia pasca fakta (postfaktische Welt), kebenaran tak lagi penting. Yang dicari adalah kehebohan sesaat. Politisi bisa memenangkan pemilu bukan karena ia berpijak pada nilai-nilai kebenaran, melainkan karena ia mampu menghibur massa dengan kebohongan dan kehebohan yang dangkal. Orang bisa menjadi pemimpin organisasi, bukan karena ia mampu memimpin dengan prinsip-prinsip yang benar, melainkan karena ia mampu berkelit dalam kebohongan dan tipu daya, sehingga mempesona penguasa. Lanjutkan membaca Dunia Pasca Fakta

Kebohongan, Media dan Propaganda

inhalemag.com
inhalemag.com

Noam Chomsky dan Edward Herman tentang Propaganda

Oleh Reza A.A Wattimena

Noam Chomsky dan Edward Herman menulis buku berjudul Kesepakatan yang Diatur: Ekonomi Politik dari Media Massa pada 1988 lalu.1 Argumen utama dalam buku tersebut masih cocok untuk memahami beragam kekuatan ekonomi politik yang menentukan pemberitaan di berbagai media di seluruh dunia sekarang ini. Kita bisa menyebutnya sebagai filter yang menentukan isi media, baik cetak maupun elektronik.2

Ide dasarnya adalah, bahwa ada kekuatan ekonomi politik yang dimiliki sekelompok orang dan perusahaan raksasa yang menentukan dan menyaring segala bentuk pemberitaan kepada masyarakat luas, sehingga semua pemberitaan itu hanya mengabdi pada kepentingan sekelompok orang dan perusahaan raksasa tersebut, yakni kepentingan untuk memperoleh kekuasaan politik dan keuntungan ekonomi yang lebih besar lagi dengan mengorbankan banyak pihak lainnya.3 Lanjutkan membaca Kebohongan, Media dan Propaganda

Negeri Seribu Misteri

murdermysterymadness.com

Oleh Kurnia JR

Negeri ini tak ubahnya ruang tanpa jendela. Salah satu dindingnya adalah kaca satu arah: dari dalam layaknya cermin, dari luar kaca tembus pandang. Melalui kaca itu, mereka yang ada di luar dapat mengamati kita yang menghuni ruang ini.

Orang yang prihatin meyakini mereka yang ada di balik dinding kaca tersebut adalah penguasa sesungguhnya republik ini. Para pemimpin yang bersama kita di dalam kamar adalah boneka-boneka yang nyaris tanpa otoritas menangani berbagai masalah kebangsaan dan kenegaraan. Lanjutkan membaca Negeri Seribu Misteri