Sejarah dalam Tarian Ketidakpastian

Penerbitan Buku-Buku dalam Peringatan 80 Tahun Goenawan Mohamad - Selingan  - majalah.tempo.coOleh Reza A.A Wattimena

Goenawan Mohamad (GM) merupakan salah satu tokoh terpenting di dalam sejarah filsafat, jurnalisme, seni dan sastra Indonesia. Karya-karyanya merentang kurang lebih selama 60 tahun. Ia menulis soal politik, filsafat, sastra bahkan tentang film. Kini, di usianya yang ke 80, satu buku lagi terbit atas namanya.

Buku ini berjudul Pembentuk Sejarah, Pilihan Tulisan Goenawan Mohamad yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada September 2021 dalam kerja sama dengan Freedom Institute dan Komunitas Salihara. Penyusunnya adalah Zaim Rofiqi, Candra Gautama, Akhmad Sahal dan Rustam F. Mandayun. Tebalnya sekitar 372 halaman. Isinya merentang luas, mulai dari refleksi tentang tokoh bangsa, sampai dengan analisis arah kemajuan Indonesia. Lanjutkan membaca Sejarah dalam Tarian Ketidakpastian

Inspirasi dari Kompas: Bunuh Diri Kebudayaan

 

sp.life123.com

oleh: GEGER RIYANTO

 

Ada ungkapan penyair Jerman, Heinrich Heine, ”Di mana mereka membakar buku, ujung-ujungnya mereka akan membakar manusia”. Memang demikian. Memusnahkan teks-teks historikal dan kultural bukan sekadar membakar kertas; untuk mengatakannya dengan mengerikan, ini adalah upaya satu pihak menghapus total pihak-pihak yang dibencinya. Lanjutkan membaca Inspirasi dari Kompas: Bunuh Diri Kebudayaan

Inspirasi dari Harian Kompas: Negara Tanpa Sastra

http://www.funspill.com

Oleh: Anwari WMK

Negara yang telah kehilangan sensibilitasnya terhadap sastra adalah negara yang tengah menegasikan potensinya sendiri dalam hal menumbuhkembangkan kreativitas dan otentisitas.

Sudah menjadi aksioma, persaingan ekonomi dan industri pada abad ke-21 berbasis inovasi. Sementara inovasi itu sendiri berpijak pada kreativitas dan otentisitas. Tanpa inovasi, mustahil daya saing ekonomi dan industri dapat diwujudkan. Begitu pun tanpa kreativitas dan otentisitas, mustahil inovasi dapat digelorakan. Sementara tak dapat dielakkan, sastra merupakan lahan subur tumbuhnya ”pohon” kreativitas dan otentisitas.

Sudah lebih dari cukup berbagai penjelasan menyebutkan, negara-negara berteknologi maju dewasa ini adalah negara dengan warisan (legacy) sastra. Hampir tidak ada negara maju kini miskin karya sastra. Bahkan sebuah negara mampu beranjak maju tatkala elemen ekonomi dan industri negara tersebut mampu mereguk ilham dari narasi-narasi sastra. Lanjutkan membaca Inspirasi dari Harian Kompas: Negara Tanpa Sastra