Diterbitkan di ARY SUTA CENTER SERIES ON STRATEGIC MANAGEMENT OKTOBER 2019 VOLUME 47
Oleh Reza A.A Wattimena
Malaikat kematian atau ratu perdamaian? Dua kata ini memang terhubung dengan agama di abad 21 ini. Di satu sisi, ajaran agama dianggap sebagai sumber diskriminasi dan kekerasan. Begitu banyak terorisme dan kekerasan yang berpijak pada ajaran agama terjadi dewasa ini. Indonesia pun sudah kenyang dengan pengalaman semacam ini.
Di sisi lain, begitu banyak karya kebaikan yang diluncurkan atas nama agama. Gerakan-gerakan kemanusiaan dilakukan oleh organisasi yang berpijak pada agama. Gerakan perdamaian di daerah konflik juga dilakukan dengan menggunakan ajaran agama. Agama pun memberikan arah dan makna bagi hidup banyak orang.
Satu hal yang tak bisa disangkal, agama kini berperan besar di dalam politik global. Berbagai kajian ilmu, mulai dari filsafat, teologi sampai dengan ilmu politik, melihat agama sebagai bahan kajian yang penting. Tulisan ini hendak menjelaskan perkembangan ini, sekaligus melihat peran agama secara nyata di dalam politik global. Untuk itu, tulisan ini akan dibagi ke dalam tiga bagian.
Awalnya, tulisan ini akan menjabarkan berbagai bentuk kajian ilmiah tentang peran agama di dalam politik global. Bagian kedua akan melihat hubungan agama dengan kekerasan, sekaligus dengan perdamaian. Bagian ketiga adalah kesimpulan dari keseluruhan tulisan. Sumber utama tulisan mengacu pada karya Baumgart-Ochse, sekaligus penelitian-penelitian sebelumnya oleh penulis.
Artikel lengkap bisa diperoleh di Jurnal Reza, Agama di dalam Hubungan Internasional