
Oleh Reza A.A Wattimena
Rasa sakit adalah bagian dari hidup manusia. Ketika terlahir di dunia, kita sudah langsung berjumpa dengan rasa sakit. Ibu yang melahirkan kita pun sudah akrab dengan rasa sakit. Tak mungkin manusia untuk menghindar dari rasa sakit.
Ketika rasa sakit tiba, tubuh dan pikiran langsung mengalaminya secara bersamaan. Ia melukai tubuh, sekaligus menggetarkan pikiran. Cerita tentang sakit datang tanpa diundang. Cemas dan khawatir juga datang menerkam.
Yang paling ditakuti manusia sebenarnya bukan kematian, melainkan proses menuju mati. Rasa sakit disini adalah kepastian. Orang kehilangan kemampuan panca inderanya, dan memasuki kekosongan dengan rasa sakit. Setelah itu, lenyap dan gelap.
Penyelidikan tentang sumber dari rasa sakit, dan penderitaan yang mengikutinya, juga menjadi tema penting di dalam filsafat Timur. Rasa sakit itu pasti. Namun, penderitaan itu selalu bisa dihindari. Ada dua sumber dasar penderitaan.
Yang pertama adalah tak mendapatkan yang diinginkan. Orang ingin kenikmatan, tetapi justru mendapatkan kesakitan. Orang ingin rejeki lancar, tetapi justru bankrut, ketika menjalankan usahanya. Penderitaan dan rasa sakit muncul, ketika keinginan bertentangan dengan kenyataan.
Sumber kedua adalah sisi lain dari sumber pertama, yakni ketika orang mendapatkan apa yang tak diinginkan. Orang menginginkan menjadi A, tetapi justru mendapat B. Setiap orang pasti mengalami kedua sumber ini di dalam hidupnya. Yang membedakan hanyalah sikap mereka, ketika dua hal ini terjadi.
Rasa sakit dan penderitaan bukanlah sesuatu yang mutlak, dan tak dapat diatasi. Orang hanya perlu melihat hakekat dari rasa sakit itu sebagaimana adanya, tanpa memberinya label ataupun penilaian apapun. Rasa sakit selalu merupakan bagian dari hidup. Orang yang berharap terbebas dari rasa sakit berarti mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin, dan justru semakin menderita, ketika sakit tiba.
Rasa sakit tak bisa lenyap. Yang bisa diubah adalah hubungan kita dengan rasa sakit tersebut. Ketika kita melihat rasa sakit sebagai bagian dari pengalaman hidup manusiawi, maka rasa sakit itu tidak lagi menganggu. Ia sama netralnya, seperti pengalaman-pengalaman lain di dalam hidup, misalnya menggaruk kulit gatal.
Kita bisa melihat rasa sakit sebagaimana adanya, ketika kita melatih pikiran kita. Pikiran bisa dilatih, ketika ia disadari sebagai kosong dan sementara. Orang lalu menyentuh dimensi yang lebih dalam dari pikiran, yakni dimensi kesadaran. Pada titik ini, semua menjadi jelas sebagaimana adanya, tanpa diliputi ilusi sedikitpun.
Kita pun lalu berada di atas rasa sakit…
SEKOLAH
Telah kubongkar isi rumah. Lihatlah:
baju, radio, kulkas, buku-buku, ranjang
dan aneka keyakinan yang pernah kucintai
yang dikumpulkan dengan bersusah-susah
Telah menjadi usang dengan mudah
Segala yang kukira kumiliki
Adalah tanggungan
Aku harus pergi subuh ini
Memikul kuk yang enak, pemberianmu
Mengusung kenangan, rindu dan mimpi
Yang serba sedikit, serba secukupnya.
Di tempat baru
kutemukan orang-orang baru
Barang-barang baru, detik-detik baru
Dan segala yang akan segera berlalu.
Serta sebuah pertanyaan yang begitu-begitu saja
“Apa yang awetnya melebihi kenangan?”
Di sana aku disekolahkan dengan dua ujian saja:
diberi yang tak kupinta dan kehilangan yang kucinta.
Eh, seperti ada yang duduk sambil terpingkal-pingkal.
2014
SukaSuka
Terima kasih..
SukaSuka
Reblogged this on Knowledge Management .
SukaSuka
mungkin memang rasa sakit berasal dari pikiran … kadang saya merasa stres ttg pekerjaan ..merasa “tak ingin berada disana”.. stres, sedih.. itupun seperti membuat tubuh ikut tidak berdaya… dan kadang ditengah kondisi seperti itu saya agak terobati dengan membaca tulisan2 di rumah filsafat..mengingatkan saya kembali bahwa segala sesuatu kembali pada diri kita…
SukaDisukai oleh 1 orang
itu semua pikiran.. disadari saja.. jangan diikuti, jangan ditolak… itu akan berlalu dengan sendirinya… coba untuk terus sadar terus saja atas segala yang terjadi di dalam pikiran…
SukaSuka
‘rasa sakit’.. mengapa bisa disimpulkan sebagai bagian dari hidup manusia? bagaimana sejarah perkembangannya? terima kasih.
SukaSuka
rasa sakit itu adalah bagian dari fakta, bahwa manusia memiliki tubuh. Itu tidak bisa dihindari. Namun, penderitaan bisa dihindari, karena itu ciptaan pikiran.
SukaSuka
Sosweeeeet terharu…. Ia begitu kiranya saya merasa terwakili…
SukaSuka
Sangat mewakili bang
SukaSuka
mewakili pengalaman anda?
SukaSuka
bagaimana pendapat anda?
SukaSuka
Trima kasih, Rama.
SukaSuka
sama2.. saya bukan Rama…
SukaSuka
Sakit sebuah produk gagal menjaga kesehatan dan menjaga keseimbangan hidup..
SukaSuka
iya.. begitulah yang terjadi
SukaSuka