Tentang Keputusan

theinvisibleclose.com
theinvisibleclose.com

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya, sedang di Jerman

Hidup kita disusun oleh berbagai keputusan yang telah kita buat. Setiap harinya, kita pun diminta untuk membuat keputusan.  Di sisi lain, keputusan-keputusan kita juga berdampak langsung pada orang lain. Keadaan pikiran dan fisik hidup mereka juga menerima dampak dari keputusan yang kita buat. Pertanyaan yang patut dijawab pada titik ini adalah, bagaimana kita bisa membuat keputusan yang tepat untuk hidup kita, terutama dengan mempertimbangkan keadaan dunia yang semakin hari semakin rumit ini?

Kejernihan

Ada empat hal yang diperlukan, guna membuat keputusan, yakni kejernihan, dialog, keputusan dan kontrol. Kejernihan pikiran adalah kemampuan untuk memahami keadaan apa adanya, lepas dari segala bentuk kotoran yang menutupi pikiran kita, seperti prasangka, ketakutan, kecemasan dan trauma dari peristiwa masa lalu. Pikiran yang kotor ini akan bermuara pada pertimbangan-pertimbangan yang kacau. Ini semua akan mendorong kita membuat keputusan yang salah, yakni keputusan yang menciptakan penderitaan bagi diri kita, maupun orang lain.

Bagaimana cara mencapai kejernihan pikiran semacam ini? Kita harus membersihkan kepala kita dari semua pertimbangan konseptual abstrak, terkait dengan keputusan yang akan kita buat. Kita juga harus melepaskan kepentingan pribadi kita. Hanya dengan begitu, pikiran kita akan menjadi jernih seperti ruang kosong, dan bisa membuat keputusan yang tepat, sesuai dengan keadaan yang ada di depan mata.

Ketika pikiran jernih, maka keadaan akan jelas. Segala hal menjadi jelas dengan sendirinya. Kita tak lagi lagi sibuk pada apa yang kita inginkan, melainkan pada keadaan sesungguhnya. Dengan berpijak pada pengetahuan tentang keadaan sebagaimana adanya, kita bisa menanggapi setiap keadaan dengan tepat. Kita menjadi pribadi yang responsif, yakni berani dan mampu menanggapi segala keadaan yang terjadi apa adanya.

Banyak orang tidak responsif pada keadaan sebenarnya. Mereka bersikap reaksioner terhadap keadaan. Artinya, mereka menanggapi keadaan tidak dengan kejernihan, melainkan dengan ketakutan, kecemasan dan prasangka. Semua ini menghasilkan kebencian yang akan membuat keputusan yang diambil menjadi salah, dan menciptakan penderitaan bagi banyak orang.

Dialog, Keputusan dan Kontrol

Kejernihan lalu menjadi dasar untuk proses berikutnya, yakni dialog. Dialog mengandaikan kerja sama antara berbagai pihak, guna membuat sebuah keputusan yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan banyak orang. Segala kehendak dari semua pihak terkait dan dampak yang timbul dari keputusan yang diambil harus diperhatikan. Semua itu harus menjadi bahan di dalam dialog.

Namun, dialog tidak boleh berlangsung tanpa henti. Keputusan harus dibuat, walaupun keadaan memang tak sesempurna yang diinginkan. Sikap perfeksionis di dalam membuat keputusan haruslah dihindari, tanpa terjatuh pada sikap sembrono. Kejernihan pikiran menjadi dasar utama dari semua proses ini.

Setelah keputusan dibuat, ia harus dipantau terus menerus, apakah berjalan dengan baik, atau tidak. Pemantauan ini amatlah penting. Begitu banyak keputusan politik di buat di Indonesia, tetapi tidak memiliki dampak yang diharapkan. Tanpa kontrol yang jelas, setiap keputusan, sebagus apapun, tidak akan memberikan kebaikan pada siapapun.

Kejernihan pikiran, dialog, keputusan dan kontrol adalah langkah-langkah yang harus ditempuh, guna membuat keputusan yang tepat, sesuai dengan keadaan sebagaimana adanya. Ini semua harus dilakukan dengan kesadaran penuh, bahwa semuanya adalah kosong, sementara serta terus berubah. Perubahan adalah keniscayaan di dalam hidup. Maka, semuanya pun harus terbuka untuk perubahan yang diperlukan, guna menanggapi keadaan yang ada.

Walaupun dibuat dengan kejernihan, pasti ada kesalahan. Itu adalah bagian dari hidup. Penyesalan tidaklah diperlukan. Kita hanya perlu terus berusaha jernih, dan maju terus dalam dialog, memutuskan apa yang perlu dilakukan, dan melakukan kontrol atasnya. Maju terus….

Diterbitkan oleh

Reza A.A Wattimena

Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Beberapa karyanya: Menjadi Pemimpin Sejati (2012), Filsafat Anti Korupsi (2012), Tentang Manusia (2016), Filsafat dan Sains (2008), Zen dan Jalan Pembebasan (2017-2018), Melampaui Negara Hukum Klasik (2007), Demokrasi: Dasar dan Tantangannya (2016), Bahagia, Kenapa Tidak? (2015), Cosmopolitanism in International Relations (2018), Protopia Philosophia (2019), Memahami Hubungan Internasional Kontemporer (20019), Mendidik Manusia (2020), Untuk Semua yang Beragama (2020), Terjatuh Lalu Terbang (2020), Urban Zen (2021), Revolusi Pendidikan (2022) dan berbagai karya lainnya.

2 tanggapan untuk “Tentang Keputusan”

  1. Justru manusia dalam hidupnya selalu berhadapan dengan pilihan-pilihan yang mengharuskan dibuatnya keputusan. Akan tetapi, keputusan ada yang sifatnya urgent dan fungsional berpengaruh juga terhadap kehidupan orang lain.. Tetapi alam (ruang dan waktu) bisa saja memberikan kondisi yang tidak nyaman (dalam kondisi tertentu) sehingga manusia tidak dapat membuat keputusan yang baik dan pragmatis (berguna).. Menurut saya manusia mempunyak hak untuk merestrukturisasi keadaan yang timbul akibat keputusan yang salah tersebut walupun bisa saja gagal atau berhasil karena semuanya dipengaruhi oleh proses seleksi alamiah yang mempengaruhi dirinya dalam mengambil keputusan tersebut.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.