Tanggapan terhadap Tanggapan Anugrah tentang Pandangan Saya Mengenai “Agama Kematian”

Berita Kolom Reza AA Wattimena Terbaru Hari ini - Kompas.comOleh Reza A.A Wattimena, Pendiri Rumah Filsafat

Tulisan tentang agama kematian bisa dilihat disini https://rumahfilsafat.com/2021/08/10/tak-semua-agama-baik-untuk-kehidupan/

Saya mengucapkan terima kasih dari lubuk hati terdalam terhadap Dhimas Anugrah atas tulisannya. Beliau adalah sahabat dalam berpikir dan bergerak untuk pencerahan bangsa. Tulisan-tulisannya lembut, sekaligus reflektif. Gaya kami memang berbeda.

Dialektika pemikiran adalah kunci perkembangan budaya. Inilah yang kiranya penting untuk dilakukan. Perbedaan pendapat tak harus jadi musuh seumur hidup. Rumah Filsafat kiranya bisa menjadi ruang untuk tetap bersahabat, walaupun berbeda sudut pandang. Lanjutkan membaca Tanggapan terhadap Tanggapan Anugrah tentang Pandangan Saya Mengenai “Agama Kematian”

Menimbang Pandangan Wattimena tentang Agama Kematian

Dhimas Anugrah: Pendidikan Jadi Benteng Terakhir Kuatkan Ideologi Pancasila  | TIMES IndonesiaOleh Dhimas Anugrah, Pendiri CIRCLES Indonesia

“Tak semua agama baik untuk kehidupan,” demikian tesis artikel Reza Wattimena yang diterbitkan dengan judul sama di Rumah Filsafat 11 Agustus 2021 lalu. Judul artikelnya sendiri cukup provokatif, sekaligus menarik minat untuk melihatnya lebih dalam. Sebab, agama lazim dimengerti sebagai sistem yang mengatur tata keimanan kepada Sang Liyan dan relasi pergaulan antarmanusia serta lingkungannya. Singkatnya, agama itu baik bagi manusia dan alam. Kenneth Shouler dalam The Everything World’s Religions Book (2010) memperkirakan ada sekitar 4.200 agama di dunia. Dan, tidak kurang dari 6.4 milyar manusia di bumi ini teridentifikasi sebagai pemeluk salah satu agama. Lanjutkan membaca Menimbang Pandangan Wattimena tentang Agama Kematian

Jika Sesuatu itu Busuk, Mengapa Kita tidak Melepasnya?

Modern day surrealism: Watch donuts defy the laws of physics in this freaky  3D animation | Boing BoingOleh Reza A.A Wattimena

Manusia memang mahluk yang unik. Di satu sisi, ia bisa begitu tercerahkan dan bijaksana. Nilai-nilai kehidupan dan peradaban agung dibangunnya. Namun, di sisi lain, ia bisa begitu jahat dan bodoh. Ia bisa begitu bebal di hadapan kebusukan.

Ada hal yang merusak. Namun, mereka tetap melakukannya. Mereka tidak melepasnya. Alhasil, hidupnya menjadi kacau, dan membuat orang lain juga susah. Lanjutkan membaca Jika Sesuatu itu Busuk, Mengapa Kita tidak Melepasnya?

Tak Semua Agama Baik untuk Kehidupan

Jacob wrestling with the Angel": contemporary, Christian mythology,  biblical theme, abstract religious painting, abstract surrealism, Judaism,  famous Old testament scene, acrylic painting #9139, 2010 | Kazuya Akimoto  Art MuseumOleh Reza A.A Wattimena

Tak semua agama baik untuk kehidupan. Sama seperti tak semua makanan baik untuk dimakan. Ada banyak agama di dunia. Namun, tak semuanya cocok untuk perkembangan kehidupan.

Semakin saya mendalami agama-agama dunia, semakin saya melihat adanya dua macam agama. Yang pertama adalah agama kematian. Yang kedua adalah agama kehidupan. Agama kematian merusak kehidupan. Agama kehidupan melestarikan kehidupan. Sesederhana itu. Lanjutkan membaca Tak Semua Agama Baik untuk Kehidupan