Oleh Reza A.A Wattimena
Beberapa teman bertanya, apa yang menjadi minat utama saya dalam filsafat? Latar belakangnya, mereka bingung, karena tulisan saya menyentuh berbagai tema. Ada soal Zen. Ada soal filsafat politik, agama, neurosains dan sebagainya.
Pertanyaan itu lahir dari cara berpikir spesialisme. Ini adalah ideologi yang menyatakan, bahwa di abad ini, orang harus memiliki satu keahlian tertentu. Tidak lebih, dan tidak kurang. Jika dilanggar, maka orang itu akan dicap tidak punya keahlian.
Ideologi ini amat berbeda dengan kenyataan. Kenyataan itu hidup, kompleks dan saling terkait satu sama lain. Kehidupan ini luas, dan terus mengundang takjub dan tanya di hati. Itulah yang kiranya saya rasakan. Dengan rasa kagum dan tanya itulah saya memasuki dunia filsafat lebih dari 20 tahun yang lalu.
Maka, saya memilih untuk memeluk berbagai tema, tanpa kecuali. Kesetiaan saya hanya satu, yakni kesetiaan dalam soal metode. Saya belajar segala hal dengan cara yang rasional, logis, sistematis dan kritis. Inilah metode hidup saya. Saya akan coba jabarkan secara perlahan.
Metode Hidup
Pertama, saya akan belajar dengan menggunakan akal sehat. Saya tidak akan percaya buta pada apapun. Saya tidak akan tertipu pada pesona tradisi. Kata-kata bijak, jubah kuno dan tekanan dari penguasa tidak akan mengurangi akal sehat saya dalam belajar.
Dua, saya akan menggunakan logika saya untuk belajar. Logika adalah seni berpikir lurus. Orang belajar untuk paham sebab, dan menarik akibat dari sebab tersebut secara lurus. Ini amatlah berguna, sehingga kita tidak sembarang menarik kesimpulan dalam hidup, sehingga menciptakan masalah-masalah dalam hidup.
Tiga, saya akan belajar apapun secara sistematis. Saya akan belajar soal sejarahnya, lalu arti dasarnya sampai keadaan terbarunya. Misalnya soal neurosains yang memang menjadi pergulatan utama saya sekarang ini. Saya membaca banyak sekali buku dan jurnal soal sejarah dan temuan-temuan dari penelitian neurosains, serta dampaknya untuk filsafat serta hidup manusia secara umum.
Empat, saya akan belajar apapun dengan sikap kritis. Semua pandangan akan saya uji dengan keadaan nyata, maupun dengan akal sehat. Tak ada sikap dogmatis dan kepatuhan buta terhadap apapun. Jika sebuah ajaran terbukti baik, sesuai dengan keadaan nyata dan akal sehat, saya tak akan ragu untuk menggunakannya.
Tuntutan Administratif
Spesialisme lahir dari dunia yang semakin birokratis. Ada tuntutan administratif di dalamnya. Maka, orang harus punya keahlian khusus tertentu. Ini seolah menjadi identitas yang menempel di dalam dirinya.
Misalnya, saya belajar filsafat di Jerman. Orang berpikir langsung, bahwa saya mendalam filsafat Jerman. Padahal, kenyataannya tak sesederhana itu. Filsafat Jerman memang menarik, tetapi semakin lama semakin absurd sekarang ini. Minat saya terhadapnya sudah jauh berkurang.
Tuntutan administratif bisa dimengerti. Namun, jangan sampai tuntutan itu membunuh rasa ingin tahu untuk belajar lebih jauh. Rasa ingin tahu dan keinginan untuk belajar lebih jauh adalah kebutuhan dasar manusia. Jangan sampai itu dibunuh demi pencatatan yang seringkali tidak berguna.
Philosophia Universalis
Minat utama penelitian saya adalah kehidupan. Itu mencangkup semuanya, tanpa kecuali. Dengan belajar berbagai tema, saya semakin merasa tidak tahu. Begitu banyak hal baru yang harus dipelajari, dan direfleksikan.
Semakin saya merasa tidak tahu, semakin saya tertarik belajar. Ini adalah sebuah petualangan yang tak akan berhenti. Saya berjumpa dengan orang-orang yang menarik dari berbagai latar belakang. Saya seringkali mengalami pencerahan, akibat mendengar pemikiran-pemikiran yang cemerlang.
Sampai pada satu titik, saya bergerak melampaui konsep. Saya menyentuh kehidupan sebagaimana adanya, sebelum ia dirumuskan dalam kata, bahasa dan teori. Persentuhan ini sungguh mendamaikan. Hati menjadi seluas semesta, dan kedamaian tak pernah sungguh meninggalkan batin. Tertarik mencoba?***
hidup dgn pandangan luas dan terbuka, selalu ingin tahu, kritis, bukan percaya buta, jiwa raga tidak di lekati apapun ( teflon ) adalah hidup surga.
benar2 hidup dr saat ke saat , benar2 menikmati manis pahit kehidupan , termasuk penyakit bahkan dlm proses kematian.
lain2 tidak ada !!
salam hangat !!
SukaSuka
Terima kasih bnyak pace Reza. Salam akal sehat. Sehat selalu pace.
SukaSuka
Salam Mas Reza. Saya pengikut baru di blog nya mas reza. Ijinkan saya bertanya dan saya pikir pertanyaan saya agak konyol. Kenapa Manusia terlempar saja begitu ke dunia dan dalam waktu yang pendek manusia kembali lagi ke ketiadaan. Dengan begini apa sebenarnya tujuan hidup manusia didunia ini. Terima kasih Mas Reza dengan semua tulisan nya yang sangat luar biasa
SukaSuka
Sangat menarik…..
Setuju dengan menggunakan akal sehat, logika dan dipraktekkan, ga perlu nunggu ada teorinya.
SukaSuka
Begitulah hidup yang paripurna. Salam hangat selalu.
SukaSuka
Terima kasih kembali Pace. Salam hangat
SukaSuka
SAlam, bisa cek tulisan ini https://rumahfilsafat.com/2020/05/11/makna-kehidupan/
Terima kasih kembali.
SukaDisukai oleh 1 orang
Sepakat. Terima kasih
SukaSuka
sangat menarik, terimakasih kak reza .
SukaDisukai oleh 1 orang
terimakasih sangat menarik
SukaSuka