Usia peradaban manusia tak tua, hanya sekitar 15.000 tahun. Sebelumnya, tak ada yang sungguh tahu. Teori tentangnya berlimpah. Namun, ia terkubur dalam lintasan sejarah.
Dari 15.000 tahun tersebut, begitu banyak hal yang telah dipelajari. Banyak hal yang telah ditemukan, dan kesalahan yang telah dibuat. Semuanya berharga, dan amat penting untuk ditekuni kembali. Wajah peradaban manusia berhutang pada waktu yang telah berlalu tersebut.
Asia punya warnanya sendiri. Ratusan peradaban bersilangan membentuk kebudayaan Asia. Hal serupa terjadi di Eropa dengan warna khasnya sendiri. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern, sebagaimana dirasakan dunia saat ini, adalah buah ketekunan peradaban Eropa.
Apa sumbangan dari harta karun peradaban manusia untuk kehidupan beragama di Indonesia sekarang ini? Inilah pertanyaan utama tulisan ini. Di abad 21 di Indonesia, agama masih memainkan peranan besar dalam hidup banyak orang. Bentuk tata beragama yang tepat kiranya perlu dirumuskan bersama.
Sejarah peradaban manusia penuh dengan lahir dan lenyapnya agama. Agama memberikan makna dan arah bagi hidup manusia. Ia juga menjadi perekat sosial dari orang-orang yang berlatar belakang berbeda. Tanpa bentuk pemahaman yang tepat, agama dengan mudah dipelintir untuk kepentingan politik maupun kepentingan ekonomi busuk.
Tulisan ini hendak mengupas hal tersebut secara sistematik. Bagian pertama akan menjelaskan ciri pemikiran Asia. Ini diikuti dengan bagian kedua terkait ciri pemikiran Eropa. Dua peradaban ini akan dikaitkan dengan filsafat maupun model pendidikan yang mereka kembangkan. Bagian berikutnya akan membahas keadaan kehidupan beragama di Indonesia. Tulisan ini akan diakhiri dengan beberapa refleksi dan kesimpulan.
Silahkan diunduh Jurnal Reza, Apa yang Bisa Dipelajari