
Oleh Reza A.A Wattimena
Alam menciptakan hidup ini amat beragam. Mulai dari dasar laut terdalam, sampai dengan puncak gunung tertinggi, semua dipenuhi kehidupan dalam segala bentuknya. Keberagaman bukanlah sekedar teori, melainkan kenyataan kehidupan. Mengingkari keberagaman berarti mengingkari kehidupan.
Perkembangan Kajian Gender
Hal yang sama terjadi dalam soal gender. Pandangan lama menegaskan, bahwa hanya ada dua jenis gender, yakni pria dan wanita. Pandangan ini lalu dipatahkan, ketika kajian gender berkembang sebagai ilmu pengetahuan. Gender manusia merentang jauh lebih dari sekedar pria dan wanita, mulai dari pria yang “sangat pria” sampai dengan pria yang “sangat wanita”, dan mulai dari wanita yang “sangat wanita” sampai dengan wanita yang “sangat pria”. Rentangnya amatlah panjang dan beragam.
Orientasi seksual pun juga menjadi beragam. Pandangan lama mengatakan, bahwa pria harus bersama wanita. Tidak ada pilihan lain. Penelitian-penelitian kajian gender menegaskan, bahwa kenyataan tak pernah sesederhana itu. Kenyataan jauh lebih kaya dan beragam, daripada pandangan lama yang sudah ketinggalan jaman tersebut.
Kajian gender juga banyak melakukan kritik epistemologis yang amat halus dan dalam. Menurut para pemikirnya, pola berpikir dan bertutur soal gender pun sudah mengandung penindasan di dalamnya, yakni penindasan yang berakar pada cara berpikir lama. Maka, segala bentuk klasifikasi, seperti yang dilakukan di atas, pun harus dilepas. Gender manusia harus dibiarkan mengalir sealami mungkin sebagai bagian dari alam.
Tujuannya
Kiranya, ada dua hal yang menjadi tujuan utama kajian gender. Yang pertama adalah terciptanya masyarakat sadar gender. Dualisme lama pria dan wanita pun secara perlahan dilepas. Masyarakat menjadi sadar, bahwa kenyataan lebih beragam, daripada cara berpikir lama yang berkembang di dalam tradisi tentang pria dan wanita, serta hubungan antar keduanya.
Yang kedua, cita-cita yang lebih tinggi adalah kesetaraan gender. Beragam gender memiliki hak untuk hidup dan berkembang. Mereka memiliki hak-hak asasi dan sepenuhnya dilindungi oleh hukum yang ada. Beragam gender itu memiliki peran sosial yang berbeda, namun setara dalam hubungan satu dengan yang lain.
Kedua hal ini ditantang oleh beragam tradisi, budaya dan agama yang ada. Perdebatan pun muncul, sering juga berakhir dengan pertengkaran, terutama di Indonesia. Sebabnya pun beragam, mulai dari ketidaktahuan sampai dengan ketakutan. Setiap budaya dan agama harus memikirkan soal ini dalam konteks agama dan budayanya masing-masing.
Protopia
Seperti semua gerakan sosial lainnya, kajian dan gerakan pembebasan gender juga tidak selalu mulus. Satu langkah kemajuan seringkali dibarengi dengan beberapa langkah kemunduran. Perjuangannya pun lalu harus mengambil bentuk protopia, yakni perkembangan tahap demi tahap yang membutuhkan kesabaran dan usaha bersama secara berkelanjutan. Tidak ada perubahan revolusioner yang besar dan mendadak.
Ini juga merupakan tanda kedewasaan sebuah bangsa. Bangsa yang dewasa mampu menghargai segala perbedaan yang muncul dalam kehidupan. Segala bentuk kehidupan pun bisa berkembang secara utuh, sejauh ia menghargai bentuk-bentuk kehidupan lainnya. Batasnya adalah hukum negara yang dibuat melalui kesepakatan yang bebas dan rasional bersama-sama. Apakah Indonesia sudah menjadi bangsa semacam itu?
inspiratif banged kaka…
mau nanya kalo
irisan filsafat & teology
gimana kah?
dan how to ZEN for
depression husband with
five kids
SukaSuka
sepakat dgn karya diatas.
kita tahu, fenomena gender sudah ada sejak manusia ada, hanya tersembunyi dan dijalankan secara rahasia dibelakang tirai.
di tiap hidup kita sendiri ada faktor utk ke priaan dan kewanitaan.
salah satu faktor yg dapat menggoncang keseimbangan tsb adalah pengaruh dari luar, misal nya “patah hati dalam pergaulan laki – perempuan,” yg menuju kearah kebencian, kekecewaan , kesedihan dsb dsb, yg bersangkutan berubah “arah”. pihak ajaran agama selalu main sok suci, walau sebetul nya sangat busuk.
ada baik nya kita kritis dalam interpretasi dan menanggulangi soal gender.
mungkin pandangan saya tidak secocok dg kata2 yg saya pergunakan, maklum perbendaharaan kata sangat terbatas. hanya bisa di ikuti dgn hati terbuka.
banya salam!
SukaDisukai oleh 1 orang
Dan selain itu mereka yang berbeda secara pemikiran, meraka yg berbeda dari segi kehidupanpun masih sebagian sulit untuk diterima masyarakat umum, faktor pendidikan sangat perlu dirubah secara mendasar dimana orang diajak berpikir untuk menghagai orang lain, dan mau merangkul orang lain yg berbeda denganya, literasi negara ini sangat kurang untuk merubah peradaban ini
SukaDisukai oleh 1 orang
Kajian yang sangat menarik dan inspiratif dan progresif.
Saya sepaham dan terutama uraian praktis-ilmiah ini menambah khazanah berpikir saya tentang keberagaman yang mesti diterima sebagai kenyataan hidup dan sebagai nilai yang perlu diusahakan dari ke waktu ke waktu tiada hentinya hingga titik darah penghabisan. Salam filosofis
SukaSuka
Karena tema tulisan hari ini tentang gender saya ingin bertanya pak reza tentang fenomena tentang LGBT yang sedang marak. Apakah menurut bapak itu adalah suatu penyimpangan atau bukan ?
SukaSuka
Karena tema hari ini tentang gender saya ingin bertanya pak. Ini tentang lgbt yang menyukai sesama jenis. Menurut bapak apakah itu adalah suatu bentuk penyimpangan, atau suatu kebebasan untuk mencintai ? Terima kasih pak reza atas perhatianya
SukaSuka
Saya ingin bertanya pak. Bagaimana dengan kaum minoritas LGBT. Menurut bapak apakah LGBT itu adalah suatu bentuk penyimpangan ?
SukaSuka
terima kasih. Filsafat dan teologi beririsan pada penggunaan akal sehat untuk memahami prinsip-prinsip abstrak. Namun, teologi berpijak pada iman. Sementara, filsafat sepenuhnya berpijak pada akal budi. Tentang Zen, coba baca tulisan dan beberapa buku saya tentang zen. Ada beberapa hal penting disitu.
SukaSuka
terima kasih sudah berbagi. Saya sepakat. Gender itu luas dan kompleks, maka ia harus dipahami dengan teliti dan sabar.
SukaSuka
Sepakat. Ini memang tantangan besar di Indonesia.
SukaSuka
Terima kasih. Salam filosofis.
SukaSuka
Gender ada ditentukan oleh alam, ataupun pilihan. Keduanya mesti dihormati sebagai pilihan dan hak orang untuk menjalani hidupnya.
SukaSuka
Harus dilihat keadaan konkretnya. Tidak bisa pukul rata. Yang pasti, hak asasi sebagai manusia tetap harus diperhatikan
SukaSuka
jalan berliku sebenarnya justru menjadi kesempatan untuk melepas, yakni melepas semua imajinasi dan ingatan yang muncul…. lalu kembali ke kenyataan disini dan saat ini
SukaDisukai oleh 1 orang