Pemikiran Henry Giroux Tentang Pendidikan dan Relevansinya untuk Indonesia
Oleh Reza A.A Wattimena
Diterbitkan di
Jurnal Filsafat, ISSN: 0853-1870 (print); 2528-6811 (online) Vol. 28, No. 2 (2018), p. 180-199, doi: 10.22146/jf.34714
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan ini merupakan kritik terhadap pedagogi tradisional di dalam pendidikan dengan menggunakan konsep pedagogi kritis yang dirumuskan oleh Henry Giroux. Pedagogi kritis berupaya mempertanyakan dan mengungkap hubungan-hubungan kekuasaan di dalam masyarakat yang menciptakan penindasan dan ketidakadilan sosial. Ia menyediakan wawasan yang luas sekaligus kepekaan moral untuk mendorong orang terlibat di dalam perubahan sosial, guna menciptakan masyarakat yang lebih bebas dan adil. Pedagogi kritis hendak mempertanyakan pola pikir neoliberalisme yang kini merasuki berbagai bidang kehidupan manusia. Tulisan ini juga melihat kemungkinan menerapkan konsep pedagogi kritis dari Henry Giroux untuk konteks Indonesia.
Silahkan diunduh: Pedagogi Kritis Giroux 2
Pagi, bang Reza. Tulisan-tulisannya sangat menginspirasi. Tapi mau tanya beberapa hal karena masih bingung terkait jurnalnya. Apakah demokrasi justru bisa jadi ancaman kalau masyarakat tidak siap? Atau sebenarnya demokrasi justru jadi pintu untuk menyiapkan masyarakat yang lebih kritis, karena jika tidak ada demokrasi maka perubahan menjadi sesuatu yang inelastis? Masih rada bingung kalau liat siklus di halaman 5, apakah demokrasi merupakan tujuan? Atau alat?
SukaSuka
Demokrasi adalah proses belajar. Pendidikan memainkan peran penting di dalamnya. Dari semua bentuk pemerintahan yang ada, demokrasi adalah yang paling mungkin untuk melahirkan kemakmuran dan keadilan bagi semua. Dalam arti ini, demokrasi adalah tujuan sekaligus alat.
SukaSuka