Mitos Otentisitas?

blogspot.com

Oleh Reza A.A Wattimena

Pada awalnya ada sebuah kata; kebebasan. Ada sebuah mimpi; kebahagiaan. Keduanya seolah menyatu di dalam cita-cita; otentisitas. Katanya dengan hidup otentik –asli sesuai panggilan hati-, orang bisa mencapai kebebasan, dan dengan itu, ia akan mencapai kebahagiaan. Kita bisa menerima ini, karena tampak langsung menyentuh akal budi maupun hati nurani yang kita punya.

Seringkali kita diminta untuk melihat ke dalam diri sendiri, dan hidup seturut dengan panggilan hati terdalam yang kita punya. Sekilas ini semua terlihat menarik. Namun apakah saran semacam itu masih tepat untuk situasi Indonesia sekarang?

Di tengah sedikitnya lapangan kerja yang layak, apakah kita masih meminta anak-anak kita untuk menjadi otentik, dan setia pada panggilan hati mereka sendiri? Apakah kita siap dengan resiko, bahwa mungkin saja, mereka tidak mendapat pekerjaan yang layak, dan hidup di dalam kegagalan, ketika mengejar mimpi dan panggilan hati mereka dengan penuh semangat? Lanjutkan membaca Mitos Otentisitas?