
Oleh Reza A.A Wattimena
Peneliti, Tinggal di Jakarta
Banyak orang cerdas di dunia ini. Mereka tersebar di berbagai tempat. Mereka dilahirkan dengan kemampuan intelektual yang tinggi. Di banyak tempat, kecerdasan intelektual semacam ini dikagumi dan dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
Hidup yang Mulus
Mereka mungkin pandai menghitung. Matematika dan fisika bukanlah sesuatu yang sulit bagi mereka. Teknik dan komputer pun dengan mudah mereka kuasai. Sekolah bukanlah sesuatu yang sulit untuk dikerjakan.
Mereka juga bisa pandai menghafal. Beberapa bahkan memiliki ingatan fotografik. Mereka mampu mengingat secara persis apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Ujian-ujian sekolah dan universitas pun dengan mudah dikerjakan secara sempurna.
Orang-orang cerdas ini biasanya mempunyai pendidikan tinggi. Walaupun lahir dari keluarga miskin, kesempatan mereka untuk mendapatkan beasiswa cukup tinggi. Mereka biasanya bergelar master atau doktor dari institusi pendidikan ternama. Beberapa bahkan mendapatkan gelar tinggi dari negara-negara dengan tingkat pendidikan yang sudah maju.
Mereka juga biasanya sukses dalam karir. Ada yang bekerja di perusahaan swasta, dan menduduki posisi tinggi. Ada yang menjadi pejabat pemerintah, dan memiliki kekuasaan besar. Apapun bidangnya, orang-orang cerdas ini sungguh dikagumi oleh lingkungan sekitarnya.
Kebodohan Orang-orang Cerdas
Sayangnya, orang-orang cerdas ini kerap kali tidak mampu melihat dunia secara keseluruhan. Mereka dibutakan oleh kecerdasan mereka sendiri. Mereka menjadi sombong, dan kehilangan empati. Mereka tidak mampu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, atau merasakan penderitaan orang lain di sekitarnya.
Mereka hidup dalam ilusi, bahwa mereka adalah mahluk-mahluk unggul. Para ilmuwan biasanya terjebak dalam ilusi dan kesombongan semacam ini. Mereka tak merasa bersalah menjadikan tumbuhan, hewan ataupun mahluk lain sebagai bahan eksperimen mereka. Mereka merusak alam atas nama penemuan ilmiah dan terobosan teknologi.
Orang-orang cerdas seringkali tidak kritis. Mereka tidak mempertanyakan pandangan-pandangan yang mereka anut. Mereka mengira, pikiran yang muncul di kepala mereka adalah kebenaran. Akhirnya, mereka kerap kali melakukan kesalahan yang merusak, tanpa mereka sadari.
Mereka juga kerap kali bermulut besar. Mereka gemar mengumbar janji. Mereka gemar juga memberikan harapan-harapan besar yang, sayangnya, palsu. Orang hanya perlu sedikit kritis, guna melihat kepalsuan yang dibalut dengan kesombongan di dalam diri orang-orang cerdas ini.
Orang-orang cerdas ini seringkali juga penuh dengan kontradiksi. Misalnya, mereka mengaku membela rakyat dengan mencuri uang rakyat. Mereka berbicara soal menyelamatkan alam dengan terlebih dahulu merusak alam. Mereka berbicara soal hal-hal luhur, sambil menjadi maling yang tak terlihat.
Inilah kebodohan orang-orang cerdas. Jangan terpesona dengan gelar pendidikan tinggi, ataupun jabatan tinggi. Sebenarnya, merekalah justru perusak kehidupan sosial maupun alam, tempat kita semua hidup. Jika kebodohan orang-orang cerdas ini didiamkan, dunia kita akan hancur.
Mari buka mata kita.
isi tulisan sangat jitu.
dengan memuji/menyanjung orang2 cerdas, kita membimbing mereka kearah yang salah. ada baik nya, kita hormati kecerdasan dan pribadi mereka, seperti kita menghormati diri kita sendiri. kecerdasan dan kepintaran hanya lah sepintas lalu dan hanya ” ego-bewusstsein”, lain2 tidak ada apa2 nya.
banya salam !
SukaSuka
Kira-kira mengapa hal ini bisa terjadi, Pak? Bukankah seharusnya kecerdasan akan membuat orang sadar dan kesadaran akan mendorong orang untuk hidup lebih baik? Mengapa orang-orang cerdas pada akhinya berhenti hanya mengurusi diri dan keinginan dirinya saja? Mohon pencerahannya, Pak. Salam kenal, pak. (Heppy)
SukaSuka
Kecerdasan intelektualnya tidak di imbangi kecerdasan spiritualnya , betah jadi mahluk dua dimensi dengan jasad dimensinya …
SukaSuka
Semua itu bersumber dari kotoran batin manusia, yakni Lobha ( keserakahan), dosa ( kebencian) dan Moha ( ketidaktahuan/ kegelapan batin). Hanya sedikit manusia didunia ini yang mau mencari tahu/ melatih diri mengikis kotoran batin tersebut.
SukaSuka
Semua itu bersumber dari kotoran batin manusia, yakni Lobha ( keserakahan), dosa ( kebencian) dan Moha ( ketidaktahuan/ kegelapan batin). Hanya sedikit manusia didunia ini yang mau mencari tahu/ melatih diri mengikis kotoran batin tersebut.
SukaSuka
terima kasih buat gagasannya,,,,, karena kebodohan mereka itu, akhirnya orang-orang juga dibodohi,,,
SukaSuka
salam hormat bapak,
“saya ingin bertanya, kapan dan dimanakah sang(hukum keadilan) itu tidak bekerja?”
“bagaimana penjelasan bapak mengenai yang tak berawal dan tak berakhir?”
mohon pencerahan nya,
terimakasih
SukaSuka
Saya sepakat. Kecerdasan seringkali jadi makanan buat ego yang berujung pada kesombongan, keserakahan dan penderitaan.. salam
SukaSuka
Halo. Salam kenal juga. Ini terjadi, karena kecerdasan disempitkan hanya soal belajar di sekolah semata. Penyempitan ini menciptakan banyak krisis.
SukaSuka
itu salah satu akar sebabnya… terima kasih
SukaSuka
sepakat.. ini seperti diajarkan Buddha Gautama…
SukaSuka
begitulah.. kita harus tetap kritis, terutama terhadap orang-orang cerdas
SukaSuka
Allah SWT berfirman:
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ ۙ قَالُوْاۤ اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, Janganlah berbuat kerusakan di bumi! Mereka menjawab, Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 11)
Allah SWT berfirman:
اَ لَا ۤ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰـكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
“Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 12)
SukaSuka
Allah SWT berfirman:
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ ۙ قَالُوْاۤ اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, Janganlah berbuat kerusakan di bumi! Mereka menjawab, Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 11)
Allah SWT berfirman:
اَ لَا ۤ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰـكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
“Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 12)
SukaSuka
Bagaimana cara mengatasi orang-orang cerdas yang melakukan kontradiksi?
SukaSuka
Orang cerdas hanya mementingkan dinuawinya saja, mereka tidak berfikir dunia yang akan abadi nantinya. Mengapa agama dan filsafat tidak dijadikan pedoman pada orang-orang cerdas? Jika agama dan filsafat diterapkan maka hal seperti itu tidak akan terjadi, karena agama mengajarkan tentang wahyu Tuhan sedangkan filsafat mengajarkan berfikir rasional.
SukaSuka
Salam pak,
Iya, betul sekali.. Kecerdasan yg membuat mereka sukses bisa menjadikan kesombongan yang luar biasa, kadang mereka juga mengedepankan egonya sendiri dibanding teman yang membutuhkan bantuannya, kenapa seperti itu, karena semua yang ada didalam fikiran manusia adalah ego, dia tidak akan pernah memikirkan dirinya sendiri apalagi orang lain, semisal dia mikirin orang lain itu juga karna ego, karna dia butuh dg orang lain itu, misal dia tidak butuh dia juga tidak akan mikirin org lain, dan kebanyakan orang cerdas itu pelit. Mungkin seperti itu.
Terimakasih..
SukaSuka
1. Apakah ada masanya orang-orang cerdas tersebut sadar akan bahwa kehidupan di dunia ini tidak melulu membahas tentang kecerdasan semata, namun juga orang-orang yang kurang kecerdasannya juga bisa unggul dalam bidang apapun.
2. Dengan adanya orang-orang yang mempunyai kecerdasan tinggi. Bagaimana bisa orang tersebut dapat mendapatkan apapun yang mereka inginkan dengan cara membohongi publik dengan kecerdasan mereka? Lalu bagaimana dengan orang-orang yang korupsi yang kebanyakan dilakukan oleh orang yang cerdas yang berpendidikan tinggi? Jelaskan
SukaSuka
Iya betul, terus bagaimana kita harus menyingkapi hal tersebut
SukaSuka
Kenapa kecerdasan mereka tidak untuk membantu orang-orang bodoh justru malah untuk membodohi orang yang di bawah mereka
SukaSuka
Kira-kira Mengapa mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri dan menganggap pendapat meraka yang paling benar?
Mengapa orang-orang cerdas memanfaatkan kecerdasan mereka untuk membodohi orang-orang di bawah mereka seharusnya kecerdasanya untuk membantu orang bodoh bukan malah membodohi yang di bawah mereka
SukaSuka
Kira-kira Mengapa mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri dan menganggap pendapat meraka yang paling benar?
Mengapa orang-orang cerdas memanfaatkan kecerdasan mereka untuk membodohi orang-orang di bawah mereka seharusnya kecerdasanya untuk membantu orang di bawah mereka
SukaSuka
Kira-kira Mengapa mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri dan menganggap pendapat meraka yang paling benar?
Mengapa orang-orang cerdas memanfaatkan kecerdasan mereka untuk membodohi orang-orang di bawah mereka seharusnya kecerdasanya untuk membantu yang di bawah mereka
SukaSuka
Saya bukan seorang Muslim. Namun, saya bisa paham kutipan yang anda berikan. Salam.
SukaSuka
Cukup sadari keberadaan mereka, jangan terlibat debat kusir dengan mereka, dan usahakan, supaya mereka tidak duduk di kursi kekuasaan. …
SukaSuka
Saya sepakat. Filsafat memang harus semakin luas diperkenalkan di Indonesia.
SukaSuka
saya sepakat. Terima kasih sudah berbagi.
SukaSuka
Banyak tipe kecerdasan. Ini yang mesti disadari. Karena kita membiarkannya, maka orang2 cerdas dan penipu tersebut bisa menjadi penguasa.
SukaSuka
Coba cek komen2 lainnya. Saya sudah jawab. Thx.
SukaSuka
KArena mereka buta oleh ego dan kepentingan sesaat.
SukaSuka
Orang yg paling cerdas adalah yg senantiasa ingat kematian dan mempersiapkannya sebaik2nya. Itulah faktanya, orang yg seperti itu akan selalu berusaha berbuat baik untuk dirinya maupun orang yg disekitarnya. Banyak orang melakukan penelitian tetapi tidak mrmpraktekannya, sehingga yg didapat hanya kebenaran logika.
SukaSuka
Orang yg paling cerdas adalah yg senantiasa ingat kematian dan mempersiapkannya sebaik2nya. Itulah faktanya, orang yg seperti itu akan selalu berusaha berbuat baik untuk dirinya maupun orang yg disekitarnya. Banyak orang melakukan penelitian tetapi tidak mrmpraktekannya, sehingga yg didapat hanya kebenaran logika.
SukaSuka
Orang yg paling cerdas adalah yg senantiasa ingat kematian dan mempersiapkannya sebaik2nya. Itulah faktanya, orang yg seperti itu akan selalu berusaha berbuat baik untuk dirinya maupun orang yg disekitarnya. Banyak orang melakukan penelitian tetapi tidak mrmpraktekannya, sehingga yg didapat hanya kebenaran logika.
SukaSuka
Bagaimana dengan kehidupan? Apakah ia harus dipersiapkan? Penelitian tetap diperlukan. Logika juga diperlukan. Namun, orang harus bergerak melampaui logika.
SukaSuka