
Oleh Reza A.A Wattimena
Dosen di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya
Citra memang bukan realita. Namun, perannya tetaplah penting, terutama di dunia digital yang sekarang ini mengepung hidup kita. Citra menentukan sikap orang lain pada kita. Citra juga mempengaruhi selera massa, yang akhirnya berpengaruh langsung pada keberhasilan ekonomi seseorang, dan bahkan satu negara.
Citra merupakan abstraksi dari realita. Ia bukanlah realita itu sendiri. Citra dibangun di atas sekumpulan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu. Sayangnya, informasi-informasi tersebut tidak sepenuhnya sesuai kenyataan.
Citra berpijak pada persepsi. Persepsi dibangun atas bayangan tentang realita. Bayangan tersebut lalu menjadi semacam penuntun cara berpikir dan cara bertindak yang tidak disadari. Orang menjalani hidupnya dengan berpijak pada persepsinya atas kenyataan tersebut.
Realita yang sesungguhnya, dalam konteks ini, berada di luar genggaman tangan kita. Ia berada di luar dan melampaui persepsi. Pada titik ini, orang perlu berpikir terbalik. Persepsi justru bertentangan dengan kenyataan. Jadi, anggapan yang ada di kepala justru harus dilihat terbalik dari kenyataan yang ada.
Citra dan Media
Darimana persepsi muncul? Dari mana citra tercipta? Peran media amatlah besar dalam hal ini, termasuk di dalamnya adalah koran, majalah, iklan, berita-berita di internet serta gosip-gosip di blog pribadi maupun jaringan sosial. Cara pandang kita atas dunia, perilaku kita serta selera kita dibangun oleh media-media modern berukuran raksasa ini. Lanjutkan membaca Media, Citra dan Realita