
Oleh Reza A.A Wattimena
Sedang Penelitian di München, Jerman
Di dalam sejarah Indonesia, kaum intelektual memiliki peranan yang amat besar. Mereka mendorong revolusi kemerdekaan. Mereka juga terlibat aktif dalam pembangunan setelah kemerdekaan. Mereka adalah kaum terpelajar yang telah mendapat pendidikan tinggi, lalu membagikan pengetahuan mereka untuk kebaikan bersama. Tokoh-tokoh besar, seperti Sukarno, Hatta, Sjahrir, Pramoedya Ananta Toer, adalah kaum intelektual Indonesia.
Namun, kaum ini sering disusupi oleh kaum lainnya, yakni kaum in-“telek”-tual. Telek berasal dari bahasa Jawa, yang berarti kotoran atau “tai”. Mereka berpakaian dan bersikap seperti kaum intelektual. Namun, mereka justru meracuni masyarakat dengan ide-ide jahat, dan justru memecah belah serta menciptakan pertikaian. Pikiran dan isi tulisan maupun kata-kata mereka bagaikan kotoran bagi kehidupan bersama.
Kita seringkali sulit membedakan kaum intelektual dan kaum in-“telek”-tual. Apa ciri-ciri dari kaum in-“telek”-tual ini? Bagaimana kita membedakan mereka? Bagaimana supaya kita tidak tertipu oleh kaum in-“telek”-tual ini? Lanjutkan membaca Kaum Intelektual dan In-“telek”-tual