Keamanan Global dan Peran Kita

Igor Morski’s

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen Hubungan Internasional, Universitas Presiden, Cikarang

Kamis, 23 Maret 2017, adalah hari gelap bagi kota Mosul, Irak. Kota itu mengalami pemboman besar-besaran dari Koalisi AS selama lebih dari tiga hari. Pada hari Jumat, 24 Maret 2017, sudah ada sekitar 150 mayat terkubur reruntuhan bangunan yang terkena bom. Di tempat lain, pada hari Sabtu, 25 Maret, sekitar 80 mayat ditemukan di bangunan lain. Sampai sekarang tidaklah jelas, apakah para korban ini sungguh anggota ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), atau rakyat sipil biasa.

Serangan koalisi AS itu tidak berhenti. Bahkan, orang-orang yang berusaha menyelamatkan korban reruntuhan berbagai gedung juga ikut terkena bom. Sampai sekarang, sudah ada lebih dari 200 korban. Diantara para korban juga terdapat anak-anak.

Di belahan bumi lain, kita menyaksikan aksi terorisme di London yang juga memakan korban jiwa. Serangan koalisi di Timur Tengah biasanya memang diikuti dengan aksi teror di berbagai negara Eropa. Ini seperti tindakan balas dendam mata ganti mata yang menjadi pola umum dewasa ini. Bagaimana kita memahami semua kejadian mengerikan ini, dan apa yang bisa kita lakukan?

Keamanan Global

Keamanan adalah soal penting dari kebijakan berbagai negara, dan kebijakan global. Di dalam ilmu hubungan internasional, setidaknya ada dua pandangan dasar tentang keamanan global, yakni pandangan realis dan pandangan liberalis. Pandangan realis lebih dipengaruhi oleh pemikiran Inggris. Sementara, pandangan liberalis berkembang dari rahim filsafat Jerman.

Pandangan realis berpijak pada dua titik utama, yakni peran negara yang amat besar, dan hubungan pertentangan antara berbagai pihak untuk merebut serta mempertahankan kekuasaan. Sementara, pandangan liberalis lebih menekankan tata kelola hubungan antar bangsa, dan peran pihak-pihak non negara untuk mewujudkan keamanan global. Pandangan realis menekankan pertarungan antara negara di politik global untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan sebagai latar belakang dari banyak peristiwa politik dunia. Sementara, pandangan liberalis menekankan pentingnya pemahaman akan keterkaitan dari segala sesuatu di dalam memahami berbagai peristiwa global. (Elman, 2008)

Keduanya amat berguna untuk memahami berbagai peristiwa kekerasan yang melanda dunia sekarang ini. Kepentingan AS dan sekutunya (termasuk Uni Eropa, Turki, Israel dan negara-negara Arab) di Timur Tengah amatlah besar, terutama soal sumber daya minyak yang masih menjadi motor penggerak berbagai industri di dunia. Suriah, Irak, dan Afganistan dan negara-negara sekitarnya seolah menjadi tumbal di tengah pertarungan para raksasa dunia di Timur Tengah. Di sisi lain, dari sudut pandang liberalisme, kita bisa melihat kelit kelindan antara politik, identitas, ekonomi, agama, budaya dan sejarah di balik segala konflik yang terjadi, baik di Timur Tengah maupun di Eropa.

Berbagai peristiwa ini tidak bisa dipahami hanya dengan menggunakan satu pendekatan. Penjelasan monokausal (menunjuk satu penyebab) menandakan kesempitan berpikir. Ini nantinya akan melahirkan kesalahan analisis dan kesalahan bertindak yang bisa membuat masalah menjadi semakin besar. Di sisi lain, kita juga perlu mengubah pemahaman kita tentang konsep keamanan, terutama keamanan global.

Revolusi Paradigma Keamanan

Thomas Kuhn menerbitkan bukunya dengan judul The Structure of Scientic Revolutions pada 1962. Buku ini menjelaskan, bagaimana perubahan paradigma terjadi di dalam dunia ilmu pengetahuan. Pandangan lama yang telah berurat akar di dalam sebuah komunitas, sehingga tidak lagi dipertanyakan kebenarannya, disebut juga sebagai paradigma. Namun, ketika pandangan itu tidak lagi mampu menjelaskan berbagai hal yang terjadi, maka ia akan mengalami krisis, sampai muncul paradigma yang baru yang lebih mampu menjelaskan berbagai peristiwa yang ada.

Konsep keamanan kuno, yang masih menekankan peranan negara dan militer, sudahlah tidak cocok dengan keadaan kita sekarang. Ancaman keamanan tidak melulu muncul dari senjata tempur kuno, melainkan dari kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial, ketidakaadilan sosial, pelanggaran HAM dan kekurangan gizi. Konsep keamanan yang baru menawarkan pendekatan yang lebih menyeluruh, mulai dari kesejahteraan fisik dan batin manusia, sampai dengan kelestarian alam.

Jika keamanan global dipahami dengan paradigma ini, maka kita akan sadar, bahwa pendekatan militeristik tidak akan pernah cukup. Sebaliknya, pendekatan militeristik justru akan membawa dampak-dampak yang tak diinginkan, sehingga memperbesar, dan bahkan melahirkan masalah baru. Indonesia punya pengalaman serupa dengan Timor Leste di masa lalu. Di masa kita sekarang, lingkaran setan kekerasan Israel dan Palestina juga terjadi, karena mereka masih menggunakan konsep keamanan global yang kuno.

Pendekatan keamanan yang baru adalah pendekatan keamanan yang menyeluruh. Dalam arti ini, keamanan global terkait erat dengan pembangunan global yang menyentuh semua unsur kehidupan manusia. Konsep keamanan global haruslah dipisahkan dari kaitan dengan pembangunan persenjataan, apalagi senjata pemusnah massal. Ia harus dikaitkan dengan pembangunan manusia dan ekosistem yang menyeluruh.

Tindakan Kita

Seluruh negara harus menekan koalisi AS untuk menghentikan pemboman acak yang menghancurkan hidup rakyat sipil. Kita juga harus menekan koalisi AS untuk bertanggungjawab atas kerusakan yang telah mereka buat, termasuk dengan memberikan reparasi yang sesuai. Di hadapan hubungan-hubungan kekuasaan dunia yang tidak seimbang, hal ini memang amat sulit untuk dilakukan. Namun, dengan kekuatan motivasi, organisasi dan diplomasi yang berkelanjutan, hal ini bisa dicapai.

Jika pembiaran terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan serta pelanggaran HAM terus terjadi, maka dunia akan semakin tidak aman. Dunia akan dipimpin oleh orang-orang agresif dengan nalar cetek. Kehancuran dunia bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi. Untuk menjamin keamanan dunia, berarti kita harus membangun seluruh sisi kehidupan yang ada semaksimal mungkin dengan cara-cara yang demokratis.

Keamanan global bukan hanya keamanan manusia, tetapi juga keamanan seluruh tata kehidupan yang ada. Ini yang selalu kita lupa, sehingga lagi-lagi, kita jatuh ke masalah yang sama….

 

 

Iklan

Diterbitkan oleh

Reza A.A Wattimena

Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Beberapa karyanya: Menjadi Pemimpin Sejati (2012), Filsafat Anti Korupsi (2012), Tentang Manusia (2016), Filsafat dan Sains (2008), Zen dan Jalan Pembebasan (2017-2018), Melampaui Negara Hukum Klasik (2007), Demokrasi: Dasar dan Tantangannya (2016), Bahagia, Kenapa Tidak? (2015), Cosmopolitanism in International Relations (2018), Protopia Philosophia (2019), Memahami Hubungan Internasional Kontemporer (20019), Mendidik Manusia (2020), Untuk Semua yang Beragama (2020), Terjatuh Lalu Terbang (2020), Urban Zen (2021), Revolusi Pendidikan (2022) dan berbagai karya lainnya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.