Hubungan yang Memisahkan

youne.com
youne.com

Oleh Reza A.A Wattimena

Kita hidup kini di dalam jaringan dunia virtual. Begitu banyak orang menghabiskan waktunya di beragam situs jaringan sosial di Internet, seperti Facebook, Path, Instagram dan sebagainya. Beragam situs ini menjadi sumber informasi utama. Bahkan tak berlebihan jika dikatakan, bahwa situs-situs ini kini menjadi media pendidikan utama begitu banyak orang di dunia sekarang ini.

Dengan bantuan situs-situs di dunia virtual ini, orang merasa didekatkan satu sama lain. Mereka merasa dekat dengan teman maupun keluarga, walaupun dipisahkan oleh jarak dan waktu. Para aktivis sosial dan politik bahkan menggunakan situs-situs ini untuk menyebarkan misi dan pandangan mereka. Namun, apakah hubungan yang diciptakan melalui situs-situs dunia virtual ini sungguh merupakan sebuah hubungan yang bermutu? Lanjutkan membaca Hubungan yang Memisahkan

Sisi Gelap Jaringan Sosial

dailytech.com
dailytech.com

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen Filsafat Politik, Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala, Surabaya, sedang di München, Jerman

Banyak orang menggunakan jaringan sosial sekarang ini, seperti Facebook, Twitter, dan sejenisnya. Setiap hari, banyak orang terpaku melihat jaringan sosial ini, bahkan kerap melupakan waktu-waktu penting bersama keluarga dan sahabat. Bagi mereka, keluarga dan sahabat itu dapat dengan mudah ditemukan di jaringan sosial tersebut. Batas antara kenyataan dan dunia virtual di bit-bit internet kini melebur.

Bahkan, beberapa ahli menyatakan, misalnya Christian Stöcker dalam tulisannya yang berjudul Governance des digitalen Raumes (2012), bahwa kehadiran jaringan sosial bisa meningkatkan kualitas demokrasi di suatu bangsa. Informasi menyebar semakin cepat dan banyak. Orang bisa menciptakan gerakan protes politik melalui jaringan sosial. Bahkan, seperti ditunjukkan di Mesir 2011 lalu, jaringan sosial bisa mendorong terjadinya proses revolusi di sebuah negara.

Namun, orang kerap lupa, bahwa seperti semua benda di bawah langit, jaringan sosial pun memiliki sisi gelapnya sendiri yang harus terus dipikirkan ulang. Kebebasan dan demokrasi, yang diharapkan berkembang pesat di jaringan sosial, pun ternyata memiliki batas-batas yang nyaris tidak disadari oleh banyak orang. Kebebasan virtual di internet sebenarnya berpijak pada batas-batas virtual yang tak terlihat, namun begitu nyata. Ketika batas-batas itu tidak disadari, ia menjadi penjara; ia menjadi sisi gelap jaringan sosial. Lanjutkan membaca Sisi Gelap Jaringan Sosial