
Oleh Reza A.A Wattimena
Setiap pagi, tukang sayur itu datang. Kali ini, ia menunggu agak lama. Tak ada yang datang membeli. Biasanya, ia sudah didatangi banyak orang untuk membeli sayur.
Pagi itu, mungkin karena bulan puasa, ia sepi pembeli. Saya datang kepadanya, membeli timun dan pisang. Saya lebihkan uang, sambil berkata, “Ini untuk ongkos mudik.” Sang penjual sayur itu agak kaget, lalu tersenyum, dan mengucapkan terima kasih. Lanjutkan membaca Pertautan antara Kekosongan (Emptiness) dan Welas Asih (Compassion)

