Oleh Reza A.A Wattimena
Tiga buku Immanuel Kant membentuk wajah Filsafat Eropa Modern. Judulnya adalah Kritik der reinen Vernunft (Kritik atas Rasio Murni– 1781), Kritik der praktischen Vernunft (Kritik atas Rasio Praktis– 1788) dan Kritik der Urteilskraft (Kritik atas Kemampuan Mempertimbangkan – 1790). Sampai detik ini, banyak orang masih membaca buku-buku tersebut. Di dunia akademik, pandangan Kant di dalam buku-buku itu masih menjadi tema penelitian yang terus relevan.
Kata Kritik bukanlah berarti ketidaksetujuan. Di dalam ketiga buku itu, kata kritik berarti penyelidikan yang menyeluruh. Kant memang ingin memeriksa tiga kemampuan dasar dari pikiran manusia, yakni soal pengetahuan, moralitas dan estetika. Untuk Indonesia, pola kritik serupa kiranya diperlukan untuk hidup beragama. Lanjutkan membaca Kritik atas Nalar Religius