Membangun Idealisme

blogspot.com
blogspot.com

Oleh Reza A.A Wattimena

Dosen di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya

Toni, bukan nama sebenarnya, sudah lama bercita-cita untuk menjadi seorang koki. Namun, menurut orang tuanya, pekerjaan sebagai koki tidak akan mampu memberikan uang yang cukup untuk hidup. Maka, mereka menghalangi cita-cita anaknya tercinta tersebut. Toni pun akhirnya menekuni pendidikan di bidang lain, dan mengalami banyak kesulitan karenanya.

Ini cerita yang begitu banyak terjadi di masyarakat kita di Indonesia. Orang harus menyerahkan mimpinya, atau ide tentang masa depannya, karena tekanan lingkungan. Dengan proses ini, dua hal kiranya dirugikan. Indonesia kehilangan calon koki berbakat di masa depan di satu sisi, dan Toni, dan ratusan ribu pemuda lainnya, harus hidup tidak bahagia, karena mengingkari panggilan hidupnya.

Idealisme dan Visi

Setiap orang pasti punya ide tentang hidup macam apa yang akan dijalaninya. Dalam arti ini, setiap orang adalah idealis. Artinya amat sederhana, orang perlu untuk hidup seturut dengan ide yang telah dipilih dan dipikirkannya. Ia bukanlah pemimpi yang tak punya tujuan, melainkan sebaliknya, orang yang memiliki visi tentang hidupnya dan hidup orang sekitarnya di masa depan.

Visi radikal tentang hidup semacam inilah yang sekarang ini amat kurang di Indonesia. Orang hidup sekedarnya. Orang bekerja seadanya, tanpa ambisi untuk mencapai sesuatu yang lebih baik untuk dirinya dan untuk lingkungan sekitarnya. Lalu, orang mati, tanpa meninggalkan jejak dirinya yang nyata dan bermakna untuk lingkungan sekitarnya. Lanjutkan membaca Membangun Idealisme