Buku Terbaru: Etika Natural Empiris

Karya Reza A.A Wattimena

Buku tipis ini lahir dari salah satu kuliah umum yang saya berikan di awal Maret 2025. Saya memberikan kuliah soal Filsafat Asia, terutama terkait dengan konsep kesadaran. Ini juga terhubung dengan Teori Transformasi Kesadaran yang saya kembangkan sejak 2023 lalu.[1] Saya merasa perlu merumuskan suatu bentuk etika yang terkait dengan transformasi kesadaran, sekaligus relevan dengan keadaan kita sekarang ini.

Teori transformasi kesadaran sudah saya kembangkan di ranah politik dan agama. Kini, visi yang sama dikembangkan di ranah etika. Bisa juga dibilang, etika natural empiris adalah anak kandung dari teori transformasi kesadaran dalam ranah etika. Di dalam sejarah filsafat secara umum, etika natural empiris terlibat di dalam diskursus filosofis yang dikembangkan oleh teori kritis Frankfurt, terutama terkait konsep rasionalitas.[2]

Di dalam teori kritis Frankfurt generasi pertama, terutama di dalam pemikiran Theodor Adorno dan Max Horkheimer, rasionalitas sudah mengalami kebuntuan. Rasionalitas telah menjadi instrumental dan strategis belaka. Rasionalitas hanyalah alat untuk melakukan sekaligus membenarkan penindasan terhadap manusia. Rasionalitas telah menjadi irasional, karena ia justru menghancurkan kehidupan itu sendiri.[3]

Jürgen Habermas adalah bagian dari teori kritis Frankfurt. Ia adalah murid dari Adorno dan Horkheimer. Habermas membuat terobosan dengan memperluas konsep rasionalitas. Baginya, rasionalitas memiliki sisi lain yang tidak disentuh oleh para pendahulunya, yakni rasionalitas komunikatif yang tertanam di dalam bahasa dan proses komunikasi manusia.[4]

Dengan pemahaman ini, Habermas menerobos kebuntuan teori kritis Frankfurt. Fokus kajiannya pun bukan lagi pada kritik terhadap penindasan dan ketidakadilan di dalam masyarakat, melainkan pada proses komunikasi untuk mencapai kesalingpemahaman untuk pembebasan manusia dari hubungan-hubungan kekuasaan yang menindas. Habermas merumuskan teori tindakan komunikatif yang bisa diterapkan di berbagai ranah kehidupan, mulai dari etika, sosiologi, hukum, agama dan politik.[5]

Terobosan Habermas ini memberi kesegaran baru bagi teori tentang rasionalitas. Teori kritis Frankfurt pun terus mengembangkan penelitiannya ke arah-arah yang baru.[6] Namun, pada hemat saya, kebuntuan tetap ada di dalam analisis mereka, terutama di dalam konsep mereka tentang rasionalitas.

Rasionalitas, atau akal budi, memang tidak pernah memiliki substansi yang utuh. Ia adalah pengabdi dari sesuatu yang lebih dalam, yakni identitas, ingatan dan kesadaran.[7] Pada dirinya sendiri, ia tidak bisa menciptakan pembebasan, seperti yang dicita-citakan oleh para pemikir sekolah Frankfurt. Saya menoleh ke tradisi Asia untuk menembus kebuntuan ini, yakni konsep kesadaran murni.[8]

Immanuel Kant sudah menyentuh konsep ini.[9] Ia menyebutnya sebagai kesatuan transendental dari appersepsi (transzendentale Einheit der Apperzeption). Namun, ia tidak mengembangkannya lebih jauh. Ia juga tidak melihat, bahwa kesadaran bisa menjadi dasar untuk pembebasan manusia, tidak hanya dari ketertindasan sosial, tetapi juga dari penderitaan batin pribadi yang mencekik jiwa.  Etika natural empiris berpijak pada kesadaran murni, sebagaimana juga dikembangkan di dalam teori transformasi kesadaran yang saya kembangkan sebelumnya.

Buku ini adalah sumbangan bagi kajian etika di dalam filsafat. Semoga bisa memberikan terobosan bagi kebuntuan yang ada. Selamat membaca, dan semoga menemukan pencerahan.

Reza A.A Wattimena,

Jakarta 2025

Buku ini saya sebarkan secara gratis. Jika tertarik, anda bisa berdonasi di Rekening BCA (Bank Central Asia) 0885100231 atas nama Reza Alexander Antonius. 

Silahkan diunduh: Naskah Reza, Etika Natural Empiris

Buku tentang Teori Transformasi Kesadaran, Teori Tipologi Agama dan Teori Politik Progresif Inklusif bisa diunduh di: Kesadaran, agama dan politik

[1] Lihat (Wattimena 2024)

[2] Lihat (Wattimena, Melampaui Negara Hukum Klasik 2007) (Sindhunata 2019)

[3] (Theodor Adorno 1969) (Wattimena, Melampaui Negara Hukum Klasik 2007) (Sindhunata 2019)

[4] (Wattimena, Melampaui Negara Hukum Klasik 2007) (Hardiman 2009) (Habermas 1989)b (Habermas, Theorie des kommunikativen Handelns: Handlungsrationalität und gesellschaftliche Rationalisierung 1981)

[5] (Habermas, Faktizität und Geltung – Beiträge zur Diskurstheorie des Rechts und des demokratischen Rechtsstaats 1989) (Hardiman 2009) (Wattimena, Melampaui Negara Hukum Klasik 2007)

[6] LIhat (Wattimena, Zwischen kollektivem Gedächtnis, Anerkennung und Versöhnung 2016)

[7] Lihat (Wattimena, Filsafat untuk Kehidupan: Mengembangkan Akal Sehat dan Nurani untuk Kehidupan 2022)

[8] Lihat (Watts 1995) (Wattimena, Dengarkanlah: Pandangan Hidup Timur, Zen dan Jalan Pembebasan 2018)

[9] Lihat (Wattimena, Filsafat Kritis Immanuel Kant 2010) (Höffe 2011)

===

Rumah Filsafat kini bertopang pada Crowdfunding, yakni pendanaan dari publik yang terbuka luas dengan jumlah yang sebebasnya. Lebih lengkapnya lihat di https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/

cropped-rf-logo-done-rumah-filsafat-2-1.png

Dipublikasikan oleh

avatar Tidak diketahui

Reza A.A Wattimena

Pendiri Rumah Filsafat. Pengembang Teori Kesadaran, Agama dan Politik. Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Beberapa karyanya: Menjadi Pemimpin Sejati (2012), Filsafat Anti Korupsi (2012), Tentang Manusia (2016), Filsafat dan Sains (2008), Zen dan Jalan Pembebasan (2017-2018), Melampaui Negara Hukum Klasik (2007), Demokrasi: Dasar dan Tantangannya (2016), Bahagia, Kenapa Tidak? (2015), Cosmopolitanism in International Relations (2018), Protopia Philosophia (2019), Memahami Hubungan Internasional Kontemporer (20019), Mendidik Manusia (2020), Untuk Semua yang Beragama (2020), Terjatuh Lalu Terbang (2020), Urban Zen (2021), Revolusi Pendidikan (2022), Filsafat untuk Kehidupan (2023), Teori Transformasi Kesadaran (2023), Teori Tipologi Agama (2023), Zendemik (2024), Teori Politik Progresif Inklusif (2024), Kesadaran, Agama dan Politik (2024) dan berbagai karya lainnya. Rumah Filsafat kini bertopang pada Crowdfunding, yakni pendanaan dari publik yang terbuka luas dengan jumlah yang sebebasnya. Dana bisa ditransfer ke rekening pribadi saya: Rekening BCA (Bank Central Asia) 0885100231 atas nama Reza Alexander Antonius. Lebih lengkapnya lihat di https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.