Sudah sekitar 24 tahun, saya berkendara di Jakarta. Terkadang, saya naik motor. Kadang, saya mengendarai mobil. Ada satu pengalaman yang terus berulang.
Saya seringkali dipotong oleh kendaraan lain. Mobil dan motor masuk ke depan kendaraan saya begitu saja. Terkadang, saya kaget. Kerap juga muncul rasa marah di dada.
Pola serupa terjadi di dalam pekerjaan saya. Lebih dari 16 tahun, saya bekerja sebagai dosen di berbagai universitas. Dalam kurun waktu itu, saya juga seringkali “ditikung”. Saya kerap harus meninggalkan pekerjaan saya sebagai dosen, karena menjadi korban langsung dari politik kampus yang dangkal dan penuh kebencian.
Para pemotong jalan dan penikung ini adalah manusia. Saya menyebutnya sebagai manusia mampat. Tuhan tidak memberikan cobaan apapun. Tidak ada juga kutukan setan ataupun nenek moyang.
Apa itu manusia mampat? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mampat berarti buntu, atau terhenti. Ada got dan sungai mampat. Ada juga hidung mampat.
Manusia mampat adalah manusia yang suka mempersulit orang lain. Mereka memotong jalan orang. Mereka mengorbankan orang demi memuaskan kerakusan mereka. Mereka kira, dengan mempersulit orang lain, mereka akan bahagia dan kaya raya.
Padahal, ketika aliran sungai mampat, sampah akan menumpuk. Begitu pula manusia mampat yang hidupnya dipenuhi sampah. Batinnya dipenuhi oleh kerakusan dan kebencian. Hidupnya terasa berat oleh rasa rakus dan ambisi kosong yang hampa makna.
Ketika aliran got mampat, banyak juga ditemukan binatang mati. Ada tikus mati. Ada kecoak, dan berbagai binatang lainnya. Baunya busuk, sehingga menyengat hidung, dan membuat perut mual.
Manusia mampat juga cenderung berbau busuk. Cara berpikir dan perilaku mereka didasarkan pada kesadaran yang sangat rendah. Kerakusan dan intrik untuk menjatuhkan orang lain menjadi makanan kesehariannya. Seperti aliran sungai mampat yang menyebabkan bencana banjir, begitu pula kehadiran manusia mampat juga selalu menjadi bencana bagi mahluk lain.
Dilihat lebih dekat, hidup manusia mampat juga dipenuhi bencana. Amat mungkin, ia menderita sakit batin dan sakit tubuh. Kemungkinan besar, ia juga banyak berkonflik dengan orang-orang sekitarnya. Secara ekonomi, ia juga amat mungkin dililit kesulitan.
Ini terjadi, karena manusia mampat berniat menghentikan aliran kehidupan. Ia mempersulit hidup orang lain. Padahal, ia adalah bagian tak terpisahkan dari hidup orang lain, dan juga tak terpisahkan dari seluruh kenyataan yang ada. Niat dan tindakan mempersulit orang lain berarti membuat keterhubungan itu seolah terhenti, dan menghasilkan banyak bencana.
Maka, janganlah menjadi manusia mampat. Jangan mempersulit orang lain. Jangan memotong karir ataupun rejeki orang lain. Ini semua hanya membuat hidup kita menjadi penuh dengan kesulitan-kesulitan yang tak perlu.
Ketika dipotong di jalan, biarkan saja. Anggaplah kita membuka jalan bagi kemudahan hidup orang lain. Ketika mengalami fitnah atau diserang oleh politik kotor, tanggapi saja seperlunya. Tidak usah dipenuhi kebencian berlebihan. Ada waktunya mendapat, dan ada waktunya melepas.
Hiduplah bagaikan air yang mengalir lancar. Apapun yang kita punya, kita sebarkan ke orang lain. Apapun yang kita terima, kita sebarkan ke orang lain. Jangan menjadi got mampat.
Sudah lama, saya sadar akan hal ini. Saya membiarkan hidup saya seperti aliran sungai yang terus mengalir. Buah yang saya rasakan pun begitu berlimpah. Ada rasa cukup lahir batin yang memberi kedamaian amat mendalam di hati.
Saya bisa menulis, maka saya sebarkan tulisan saya. Saya bisa mengajar, maka saya mengajar di berbagai kesempatan. Saya bisa bermain musik, lalu saya mencoba menghibur orang dengan musik saya. Jika itu semua lenyap, saya masih bisa hadir dan tersenyum untuk semua mahluk yang membutuhkan.
Sambil terus menjadi aliran air yang mengalir, saya memahami dan mengalami diri sejati saya. Diri sejati ini berada sebelum pikiran, bahasa, konsep dan kata muncul. Ia adalah kesadaran murni yang mengalami dunia sebagaimana adanya di sini dan saat ini. Dari titik ini, saya menyentuh keabadian bersama sang pencipta yang selalu hadir di setiap detak jantung dan aliran darah saya…
