Oleh Reza A.A Wattimena, Pendiri Rumah Filsafat, Pengembang Teori Kesadaran, Agama dan Politik
Inilah kisah tegangan dua saudara kembar di dalam sistem politik dunia. Di satu sisi, kita melihat adanya demokrasi. Sistem politik ini menjadi dominan secara global pada abad ke-20 dan ke-21. Di sisi lain, kita melihat bangkitnya populisme pada awal abad ke-21 yang mengancam dasar-dasar demokrasi.
Demokrasi dan populisme sama-sama berpijak pada rakyat. Kata demos, dalam bahasa Yunani kuno, berarti ’rakyat’. Begitu pula kata populus yang diambil dari bahasa Latin. Dalam perkembangan sejarah, dua saudara kembar ini mengambil dua jalur yang berbeda.
Demokrasi berkembang menjadi sistem perwakilan rakyat dan institusi-institusi modern yang kompleks. Negara-negara dengan demokrasi yang sudah mapan masih terus menggunakan model ini. Namun, model ini mengalami pengeroposan dari dalam karena rakyat merasa kepentingannya tak terwakili di dalam politik. Dari kekecewaan rakyat inilah lahir gerakan populisme besar pada awal abad ke-21 yang menginginkan rakyat membuat keputusan-keputusan politik secara langsung, tanpa perwakilan.
Baca selanjutnya klik: Kompas