Oleh Reza A.A Wattimena
Buku bisa langsung diunduh disini Teori Transformasi Kesadaran, Revisi 2
Beberapa waktu lalu, saya merumuskan sebuah teori tentang kesadaran. Ini merupakan rangkuman sekaligus puncak dari penelitian saya selama kurang lebih 25 tahun. Saya menyebut rumusan ini sebagai “Teori Bentuk dan Tingkatan Kesadaran”. Ini merupakan bagian dari teori saya yang lebih luas, yakni “Teori Transformasi Kesadaran” yang saya paparkan di dalam buku ini.
Dengan teori ini, saya ingin memetakan keadaan batin dasar manusia (basic human state of mind) dalam kaitan dengan seluruh alam semesta. Teori ini juga bisa diterapkan di dalam berbagai bidang kehidupan manusia, mulai dari politik, agama ekonomi, budaya dan sains modern, sehingga bisa dirumuskan menjadi “Teori Transformasi Kesadaran Politik, Teori Transformasi Kesadaran Beragama, Teori Transformasi Kesadaran Ilmiah” dan sebagainya.[1]
Beberapa teman mengirim pesan ke saya. Banyak tanggapan yang menarik dari mereka. Di dalam diskusi dengan beberapa forum, beberapa kritik dan masukan juga sangat berharga. sSaya akan coba mengaitkan Teori Transformasi Kesadaran ini dengan beragam tanggapan tersebut. Pijakan saya tetap penelitian neurosains, filsafat Eropa dan filsafat Asia.[2]
Transformasi kesadaran penting dilakukan untuk dua hal. Pertama, ia mengubah hidup manusia dari dalam. Kejernihan dan kedamaian batin akan dirasakan secara pribadi. Hidupnya menjadi bermutu tinggi, dan jauh dari rasa hampa tanpa makna.
Dua, kejernihan dan kedamaian tersebut akan tampil dalam keseharian, terutama dalam keputusan, tindakan dan perilaku keseharian. Hubungan dengan manusia lain juga menjadi harmonis. Tata politik, ekonomi, sosial dan budaya pun dibangun dari kejernihan yang muncul dari pencerahan batin pribadi. Masalah kehidupan tetap akan muncul, namun dapat dihadapi dengan kejernihan dan tingkat kesadaran yang tinggi, sehingga dapat diselesaikan segera, dan tidak berlarut-larut.
Juga sering ditemukan, orang terpaksa harus melakukan transformasi kesadaran. Ia ditekan oleh penderitaan yang ia alami. Cara berpikirnya tidak lagi sesuai dengan perubahan keadaan yang ada. Dalam keadaan ini, transformasi kesadaran adalah urusan keselamatan diri.
Transformasi kesadaran juga bisa didorong oleh inspirasi. Orang mendengar atau membaca tentang hal ini. Lalu, hatinya tergerak untuk mendalami lebih jauh. Ini hanya mungkin, jika orang sudah memiliki tabungan kebaikan cukup besar, sehingga ia terbuka pada kemungkinan untuk melakukan transformasi kesadaran.
[1] Lihat (Wattimena, Rumah Filsafat 2023)
[2] Lihat (Wattimena, Protopia Philosophia: Berfilsafat secara Kontekstual 2019) dan (Wattimena, Dengarkanlah: Pandangan Hidup Timur, Zen dan Jalan Pembebasan 2018)

Buku bisa langsung diunduh disini Teori Transformasi Kesadaran, Revisi 2