Antipluralisme di Abad 21

Stefano Ilad

Oleh Reza A.A Wattimena

Ada hal menarik di abad 21 terkait dengan para pembunuh massal. Mereka menulis sebuah manifesto.

Di masa lalu, pembunuh massal, dan pembunuh berseri, bertindak, karena mereka menderita trauma. Mereka tidak sehat secara mental.

Di abad 21, terutama belakangan ini, pembunuh massal bertindak, karena ideologi. Mereka memiliki pandangan sempit tertentu tentang kenyataan, dan ingin menyebarkan ketakutan, guna mewujudkan pandangan itu.

Rasisme Esensialis

Seperti dicatat oleh David Brooks, pelaku pembunuhan massal di New Zealand dan Amerika Serikat menulis sebuah manifesto. Mereka memuji keberagaman budaya dan ras di dunia, serta tidak ingin itu semua bercampur baur. (Brooks, 2019)

Mereka tidak membenci satu ras tertentu. Mereka hanya ingin, supaya setiap ras kembali ke tempat asalnya masing-masing, dan tidak saling bercampur.

Disini, ras menjadi hal terpenting dari diri pribadi manusia. Tempat manusia di dunia pun ditentukan oleh rasnya. Inilah yang disebut sebagai rasisme esensialis.

Para pembunuh massal ini berpikir, bahwa ras itu haruslah murni. Dunia menjadi tempat yang sehat, jika setiap orang hidup sesuai dengan rasnya.

Maka, imigrasi adalah hal yang amat terlarang. Pasangan yang berbeda identitas juga dianggap melawan alam, dan merusak identitas.

Para pembunuh massal ini juga hidup dalam ketakutan. Mereka merasa, ras kulit putih Eropa sedang diancam oleh ras-ras lainnya.

Mereka berkaca dari sejarah, ketika ras kulit putih Eropa menguasai benua Amerika Serikat melalui proses imigrasi dan pembunuhan. Di abad 21 ini, di mata para pembunuh massal ini, imigrasi dapat dipahami sebagai genosida ras kulit putih.

Ras kulit putih Eropa memang selalu hidup dalam rasa takut. Ketakutan inilah, yang dibalut dengan kerakusan, yang mendorong kolonialisme di abad-abad sebelumnya. Konflik Papua di Indonesia belakangan ini juga penuh dengan nuansa rasisme esensialis ini, sekaligus isu sumber daya alam dan ekonomi yang diperebutkan.

Antipluralisme

Brooks juga berpendapat, bahwa ideologi rasisme esensialis ini merupakan bagian dari ideologi yang lebih besar, yakni antipluralisme. Ideologi ini menolak segala bentuk percampuran ras. Bentuknya pun beragam, mulai dari nasionalisme sempit, sampai dengan terorisme agama.

Berkat globalisasi, identitas manusia kini bercampur baur. Kemurnian identitas ras maupun agama kini menjadi langka.

Antipluralisme menolak gejala ini. Para pemeluknya berpendapat, bahwa ras dan agama harus memiliki batas serta identitas yang jelas.

Mereka ingin mewujudkan dunia yang terdiri dari manusia-manusia dengan identitas yang murni, baik dalam soal ras maupun agama. Keinginan yang sebenarnya hanya mimpi, karena tidak pernah ada di dalam kenyataan.

Musuh mereka adalah para pluralis. Dan sekarang ini, pertempuran antara kaum antipluralis dan pluralis terjadi di berbagai konteks, mulai dari dunia akademik sampai dengan politik.

Sesungguhnya…

Sesungguhnya, manusia tidak pernah bisa disempitkan ke dalam satu bentuk identitas. Ia lebih luas dari sekedar ras ataupun agamanya.

Setiap orang adalah campuran dari beragam identitas. Inilah yang membuat hidup manusia kaya dan bermakna.

Percampuran identitas adalah sesuatu yang alami. Ia sudah pernah terjadi, dan akan terus terjadi di masa depan.

Dengan berjalannya waktu, identitas juga meluas. Identitas yang sehat adalah identitas yang terbuka, yang merangkul semua perbedaan dengan mencari titik tengah yang damai.

Budaya pun berkembang melalui perjumpaan terhadap perbedaan. Budaya yang menutup diri akan musnah ditelah waktu.

Dengan kata lain, pluralisme adalah kehidupan itu sendiri. Di alam ini, tak ada yang seragam. Semuanya adalah simfoni perbedaan yang hidup di dalam harmoni.

Pluralisme adalah sebuah perbincangan tanpa akhir. Ia selalu mencari keseimbangan baru di tengah berbagai perubahan yang terjadi.

Tidak Alamiah

Rasisme dan antipluralisme adalah sikap yang tidak alamiah. Ia menciptakan ketakutan dan konflik di berbagai tempat.

Kaum rasis dan antipluralis merindukan dunia yang murni dan tak berubah. Ini jelas bertentangan dengan kehidupan.

Dengan kata lain, mereka adalah pecinta kematian.Tak heran, mereka menyebarkan kematian di berbagai tempat melalui teror dan pembunuhan massal.

Kita di Indonesia pun mengalami pertarungan serupa. Ada kelompok-kelompok sesat yang merindukan kemurnian identitas, baik ras, etnis maupun agama.

Mereka hidup di dalam delusi, mungkin menderita sejenis penyakit mental. Mereka hanya ingin hidup dan bergaul dengan orang-orang yang satu identitas.

Sikap tertutup ini yang kini merusak keutuhan Indonesia. Sikap ini pula yang melukai kehidupan, dan mengundang kematian. Mau sampai kapan?

 

 

 

 

Diterbitkan oleh

Reza A.A Wattimena

Pendiri Rumah Filsafat. Pengembang Teori Transformasi Kesadaran dan Teori Tipologi Agama. Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Beberapa karyanya: Menjadi Pemimpin Sejati (2012), Filsafat Anti Korupsi (2012), Tentang Manusia (2016), Filsafat dan Sains (2008), Zen dan Jalan Pembebasan (2017-2018), Melampaui Negara Hukum Klasik (2007), Demokrasi: Dasar dan Tantangannya (2016), Bahagia, Kenapa Tidak? (2015), Cosmopolitanism in International Relations (2018), Protopia Philosophia (2019), Memahami Hubungan Internasional Kontemporer (20019), Mendidik Manusia (2020), Untuk Semua yang Beragama (2020), Terjatuh Lalu Terbang (2020), Urban Zen (2021), Revolusi Pendidikan (2022), Filsafat untuk Kehidupan (2023), Teori Transformasi Kesadaran (2023), Teori Tipologi Agama (2023) dan berbagai karya lainnya. Rumah Filsafat kini bertopang pada Crowdfunding, yakni pendanaan dari publik yang terbuka luas dengan jumlah yang sebebasnya. Dana bisa ditransfer ke rekening pribadi saya: Rekening BCA (Bank Central Asia) 0885100231 atas nama Reza Alexander Antonius. Lebih lengkapnya lihat di https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/

10 tanggapan untuk “Antipluralisme di Abad 21”

  1. DARAH ITU MERAH KAWAN..!
    KITA ADALAH SAMA…
    _Untuk memberi gambaran tentang seberapa universal zat-zat ini dan seberapa tak terbatas potensi apa yang dapat mereka ciptakan, berikut adalah rumus atomnya:_
    *C 3032 H 4812 N 780 Fe 4 O 872 S 12*
    _Tahukah Anda apa rumus ini?_
    *_Ini adalah rumus molekul paling kompleks yang diketahui manusia: yaitu sel darah merah._*
    _Sel darah merah campuran banyak atom dari masing-masing zat (tiga ribu tiga puluh dua atom karbon, empat ribu delapan ratus dua belas atom hidrogen, tujuh ratus delapan puluh atom nitrogen, empat atom besi, delapan ratus tujuh puluh dua atom oksigen, dan dua belas atom sulfur bersama dalam urutan yang benar dan Anda memiliki molekul paling kompleks yang kita ketahui.) Ini adalah sesuatu yang sangat kecil sehingga membutuhkan mikroskop berdaya tinggi untuk melihatnya. Kecepatan sel darah merah menjalankan fungsi kompleksnya sangat luar biasa. Data kompleks yang dibawanya bahkan lebih mengejutkan.Komunikasi dengan reseptor sangat kecil di jaringan tubuh setara dengan menulis alamat Gettysburg pada titik pin sambil melewati pin itu setelah ditembakkan keluar dari meriam._
    _Agar memahami pertama-tama kita harus mulai dengan atom, atom apa saja. Hanya ada sedikit lebih dari 100 atom di seluruh Semesta yang kita ketahui. Semua yang kita lihat dibangun dari ini dan dari kombinasi ini. Semua atom terdiri dari proton, elektron dan neutron, kecuali hidrogen yang tidak memiliki neutron .Tidak ada atom yang berbeda dari yang lain kecuali dalam jumlah: Helium, Kalsium, Titanium, Timah, apa pun; mereka semua adalah hal yang sama kecuali jumlahnya._
    _Mereka mengikuti perkembangan matematika yang teratur. Hidrogen, atom paling sederhana, memiliki 1 proton dalam nukleus dan 1 elektron di orbit. Helium memiliki 2; 3 proton dalam nukleus dan 3 elektron di orbit tidak lagi berupa gas; itu adalah Lithium, logam perak sementara. Ini berlanjut ke Seaborgium , dengan 106 proton di dalam nukleus. Oleh karena itu, perbedaan antara semua materi haruslah energi elektromagnetik yang diciptakan oleh jumlah berbeda dari partikel bermuatan ini, bukan pada dasar pembentukan partikel ini sebagai individu._
    _Alasan mengapa Nitrogen dan Oksigen adalah gas yang sangat berbeda tidak mungkin karena Nitrogen memiliki 7 proton dan 7 elektron dan Oksigen masing-masing memiliki 8; itu harus dalam jumlah energi elektromagnetik yang berbeda yang satu proton dan satu elektron buat yang mengubah substansi.Perbedaannya bukan pada susunan partikel, tetapi pada ruang antara partikel dalam orbit (elektron) dan nukleus (dengan proton)._
    _Ruang itu adalah substansi dari segalanya . Ruang itu adalah energi elektromagnetik. Ruang itu adalah “kenyataan.” Ruang itu adalah atom. Elektromagnetisme adalah substansi dari segalanya . Intinya, “ruang” itu adalah substansi dari semua struktur. Ruang itu adalah energi.Memahami struktur semua materi adalah dasar untuk memahami potensi tak terbatas dari memanipulasi atau membelokkan elektromagnetisme, karena dengan melakukan itu Anda mampu memengaruhi energi yang menciptakan segala sesuatu. Ini jauh lebih unggul daripada pemisahan inti atom kompleks Itu hanya memberikan bentuk energi yang keras.Di dalam gaya elektromagnetik atom adalah kunci untuk segalanya: penciptaan, transmutasi. kekuatan tanpa batas._
    *_Contoh: Atom tunggal dari lima elemen umum: Hidrogen ; Karbon ; Nitrogen ; Oksigen ; dan Besi._*
    _Tidak hanya jumlah proton yang bervariasi dalam nukleus dan jumlah dan sistem orbit elektron yang bervariasi membuat satu substansi berbeda dari yang lain, kedekatan satu jenis atom dengan yang lain menciptakan susunan substansi yang tidak terbatas.Molekul air H 2 O. Dengan kata lain, 2 atom hidrogen dan 1 atom Oksigen. Dua gas bergabung untuk membuat cairan. Ini bukan perbedaan materi: proton masih proton, elektron masih elektron._
    _Energi elektromagnetik telah dipengaruhi oleh kedekatan partikel bermuatan yang membentuk atom. Zat baru dibuat._
    _Inilah sebabnya mengapa hari ini kita sangat membutuhkan pemahaman baru (peta realitas baru) yang memungkinkan kita untuk mengenali kebenaran terbesar yang mengajarkan kita bagaimana realitas material kita saling berhubungan di tingkat paling dasar._
    _Ini adalah kebenaran yang menunjukkan bahwa semua makhluk hidup secara inheren terbenam dalam bidang kesadaran kolektif yang bergema di antara kita._

    Tabya pun

    Salam nangningnung

    Suka

  2. membaca komentar diatas dan isi karya diatas , kita sadar bahwa kita berkaitan semua sebenar nya.
    bagaimana pandangan ras / identitas bisa bertahan ?? saya memulai “mengamati” badan sendiri ( sebagai materi), bagaimana tumbuh, dibentuk , dgn bahan apa saja yg masuk kemulut dan yg melekat di tubuh, yg beragam. dari mana saja asal semua bahan. belum lagi saya mengamati tubuh saya dari mulut, hidung, telinga ,usus,dubur dan telapak kaki dsb, dsb.
    walau keliatan bersih tapi saya bersymbiose dgn berbagai mikroben , dari berbagai jenis dan sifat.
    saya butuh mikroben, mereka “jahat dan baik” semua campur, dgn sifat berbeda dan mampu berubah, dari “baik jadi jahat” dan sebaliknya.
    begitu pun manusia , dgn faktor “baik dan jahat” yg saling berubah.
    utk menyadari kenyataan tsb, ada baik nya minat utk mencoba menyadari dan “mencari” sesuatu.
    kl kita sedikit mencicip dan menemukan sesuatu yg kita cari.
    kita bersenyum dan bersyukur mengalami sesuatu dan “membawa/memiliki harta” dlm kita sendiri, yg tidak bisa direbut mahluk lain.
    salam hangat !!

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.