Kebahagiaan: Tujuh Pilar

http://www.metapub.com

Diolah dari kuliah terbuka yang diberikan Komaruddin Hidayat di UIN, Jakarta pada 2008 lalu

Oleh Reza A.A Wattimena

Keluarga

Setidaknya ada tujuh faktor yang bisa membuat Anda bahagia. Faktor pertama adalah family relationship. Keluarga adalah faktor utama pemberi kebahagiaan. Jika kebahagiaan dibayangkan sebagai sebuah bangunan, maka keluarga adalah fondasinya. Jika fondasinya kokoh maka Anda sudah mempunyai modal yang besar untuk bisa meraih kebahagiaan. Sebaliknya jika keluarga Anda berantakan, dan hubungan antar anggota keluarga diwarnai dengan konflik serta kebencian, maka Anda akan merasa tidak bahagia. Anda akan merasa pesimis terhadap dunia.

Anak yang lahir dan tumbuh di keluarga di mana ayah dan ibunya selalu berkonflik biasanya takut untuk menikah. Dia tidak mau mengulangi kesalahan yang dibuat oleh orang tuanya. Dia tidak berani membangun sebuah keluarga baru. Padahal seperti sudah disinggung sebelumnya, keluarga adalah fondasi utama dari kebahagiaan setiap orang.

Situasi Keuangan

Faktor kedua adalah situasi keuangan (financial situation). Hidup tidak hanya butuh cinta. Hidup juga butuh uang, supaya bisa memenuhi berbagai kebutuhan, seperti pangan, sandang, papan, dan kebutuhan untuk mengembangkan diri. Nabi Muhammad pernah berkata, bahwa jika kemiskinan itu memiliki tubuh, maka ia pasti berwajah jelek sekali. Setiap orang pasti akan mengusirnya dari rumahnya. Jika mungkin orang pasti akan membunuhnya. Untuk melawan kemiskinan orang harus bekerja. Dengan bekerja ia mendapatkan nafkah, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan itu ia terbebas dari kemiskinan. Ini adalah modal penting untuk meraih kebahagiaan.

Kerja

Faktor ketiga untuk meraih kebahagiaan adalah kerja (work). Dengan bekerja orang bisa merasa bahagia. Ia bisa mewujudkan bakat dan potensi-potensi yang ia punya. Sumber kebahagiaan utama adalah, ketika orang hidup dan makan dari hasil keringatnya sendiri. Banyak orang mengeluh bahwa kerja adalah sesuatu yang melelahkan. Mereka ingin hidup tenang dan jauh dari pekerjaan. Akan tetapi apakah mereka bisa bahagia dengan itu? Jawabannya tidak! Orang akan merasa bosan, jika ia tidak bekerja. Jika ia menganggur maka ia pun pasti akan mencari pekerjaan lain, entah pekerjaan di rumah, seperti membaca, memasak, menulis, atau sekedar bertemu dengan teman di luar rumah. Jadi jelaslah bahwa pekerjaan merupakan salah satu sumber kebahagiaan.

Komunitas

Komunitas dan teman-teman juga merupakan sumber kebahagiaan. Tetangga yang baik akan membuat hidup Anda lebih tenang dan nyaman. Disinilah pentingnya silaturahmi yakni hidup bermasyarakat. Orang akan merasa bahagia dan bermakna hidupnya, jika ia mampu membangun tali kasih yang harmonis dengan orang-orang sekitarnya. Tanpa itu hidupnya akan terasa kering dan tidak bermakna. Ia tidak bahagia.

Kesehatan

Faktor kelima yang bisa membuat orang bahagia adalah kesehatan. Hal ini tentunya tidak bisa dibantah lagi. Sekaya apapun Anda namun jika Anda hidup sakit-sakitan, maka hidup Anda menjadi tidak bahagia. Sebaliknya jika Anda hidup berkecukupan, dan tubuh Anda sehat, maka Anda memiliki modal yang besar untuk merasa bahagia. Pada titik ini kesehatan tidak hanya dipahami sebagai kesehatan fisik saja, tetapi juga kesehatan batin. Pikiran yang tenang dan tubuh yang sehat adalah modal besar untuk meraih kebahagiaan.

Kebebasan Pribadi

Faktor keenam sumber kebahagiaan adalah kebebasan pribadi (personal freedom). Untuk merasa bahagia orang perlu merasa tidak dijajah. Ia perlu merasa merdeka! Saya teringat perkataan Bung Karno, “Biar saya miskin dan hanya bisa makan singkong, tetapi aku merdeka!” Jika Anda merasa terjajah, Anda tidak akan mampu bekerja dengan maksimal. Anda juga tidak akan bisa membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang yang Anda kasihi. Tali silaturahmi pun akan terganggu. Banyak orang sekarang merasa, bahwa mereka terjajah di tempat kerja mereka. Mereka merasa terjajah oleh atasan, oleh dateline, oleh target, dan sebagainya. Banyak orang juga merasa, bahwa mereka dijajah oleh tradisi. Perasaan-perasaan seperti tidak akan pernah membuat Anda merasa bahagia. Jelaslah kemerdekaan merupakan faktor utama yang bisa memberikan kebahagiaan.

Nilai-nilai Personal

Faktor terakhir sumber kebahagiaan adalah nilai-nilai personal (personal values). Nilai-nilai personal ini disebut juga sebagai kepercayaan-kepercayaan (beliefs) yang diyakini seseorang di dalam menjalankan hidupnya. Misalnya orang yakin bahwa makan babi itu adalah sesuatu yang diharamkan, maka ia tidak melakukannya. Orang punya prinsip bahwa berbohong, dalam arti apapun, adalah salah, maka ia hidup selalu dengan berpegang pada nilai kejujuran. Personal values inilah yang memberikan roh pada kehidupan seseorang, sehingga ia bisa bermakna bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Dalam dunia kerja personal values ini bisa diterjemahkan dalam bentuk komitmen kerja dan profesionalitas di dalam menjalankan tugas.

Gambar dari http://www.metapub.com/images/MM%20Pages/surrealism-painting-568-30.jpg

Penulis adalah Dosen Filsafat Politik, Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandala Surabaya

Diterbitkan oleh

Reza A.A Wattimena

Pendiri Rumah Filsafat. Pengembang Teori Transformasi Kesadaran dan Teori Tipologi Agama. Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Beberapa karyanya: Menjadi Pemimpin Sejati (2012), Filsafat Anti Korupsi (2012), Tentang Manusia (2016), Filsafat dan Sains (2008), Zen dan Jalan Pembebasan (2017-2018), Melampaui Negara Hukum Klasik (2007), Demokrasi: Dasar dan Tantangannya (2016), Bahagia, Kenapa Tidak? (2015), Cosmopolitanism in International Relations (2018), Protopia Philosophia (2019), Memahami Hubungan Internasional Kontemporer (20019), Mendidik Manusia (2020), Untuk Semua yang Beragama (2020), Terjatuh Lalu Terbang (2020), Urban Zen (2021), Revolusi Pendidikan (2022), Filsafat untuk Kehidupan (2023), Teori Transformasi Kesadaran (2023), Teori Tipologi Agama (2023) dan berbagai karya lainnya. Rumah Filsafat kini bertopang pada Crowdfunding, yakni pendanaan dari publik yang terbuka luas dengan jumlah yang sebebasnya. Dana bisa ditransfer ke rekening pribadi saya: Rekening BCA (Bank Central Asia) 0885100231 atas nama Reza Alexander Antonius. Lebih lengkapnya lihat di https://rumahfilsafat.com/rumah-filsafat-dari-kita-untuk-kita-dan-oleh-kita-ajakan-untuk-bekerja-sama/

4 tanggapan untuk “Kebahagiaan: Tujuh Pilar”

  1. Nice post pak Reza..
    Jika seseorang mempunyai kendala di salah satu faktor apa yang harus dilakukannya?
    Ketika ia mencoba untuk mencari salah satu pilar namun isa gagal?

    Suka

  2. terimakasih postingannya pak salam kenal….
    berarti seseorang tidak dapat mencapai kebahagiaan yang total, apabila ketujuh
    pilar tersebut belum tercapai.???

    Suka

  3. Salam kenal. Saya sedang menulis buku tentang filsafat kebahagiaan. Nanti saya kabari ya. Intinya begini: manusia tidak butuh apapun untuk menjadi bahagia. Ia sudah selalu bahagia. Ia hanya perlu melepaskan masalah2nya dari pikirannya.

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.